Harga Minyak Naik Lebih dari 2%, Ini Penyebabnya

Kesepakatan gencatan senjata di Gaza membatasi kenaikan harga minyak lebih lanjut.

oleh Ilyas Istianur Praditya Diperbarui 16 Jan 2025, 08:00 WIB
Diterbitkan 16 Jan 2025, 08:00 WIB
Harga Minyak Dunia. Foto: Freepik/Artphoto_studio
Harga Minyak Dunia. Foto: Freepik/Artphoto_studio... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Harga minyak mentah naik lebih dari 2% pada Rabu (15/1), didorong oleh penurunan besar dalam stok minyak mentah AS serta potensi gangguan pasokan akibat sanksi baru AS terhadap Rusia. Namun, kesepakatan gencatan senjata di Gaza membatasi kenaikan harga minyak lebih lanjut.

Dikutip daria CNBC, Kamis (16/1/2025), Futures Brent naik USD 2,07 atau 2,59% menjadi USD 81,99 per barel. Sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS melonjak USD 2,47 atau 3,19% menjadi USD 79,97 per barel.

Data Administrasi Informasi Energi AS (EIA) menunjukkan bahwa stok minyak mentah AS pekan lalu turun ke level terendah sejak 2022 akibat peningkatan ekspor dan penurunan impor. Sementara itu, stok bensin dan distilat meningkat lebih dari yang diperkirakan.

“Penurunan stok minyak mentah sebagian besar disebabkan oleh dinamika impor-ekspor,” ujar Bob Yawger, Direktur Futures Energi di Mizuho. Ia menambahkan bahwa banyak ekspor minyak mentah AS telah dipesan sebelum pengumuman sanksi.

Sanksi AS terhadap Rusia Dorong Kenaikan Harga

Badan Energi Internasional (IEA) dalam laporan bulanan pasar minyaknya menyatakan bahwa sanksi terbaru AS terhadap minyak Rusia berpotensi mengganggu pasokan dan distribusi minyak Rusia secara signifikan.

“Sanksi baru tampaknya mendukung kenaikan harga,” kata Ole Hansen, Kepala Strategi Komoditas di Saxo Bank.

“Kapal tanker yang membawa minyak mentah Rusia tampaknya kesulitan untuk menurunkan kargo mereka di berbagai wilayah, yang dapat menyebabkan ketatnya pasokan dalam jangka pendek,” tambahnya.

Gencatan Senjata Gaza Batasi Kenaikan Harga

Di sisi lain, kesepakatan antara Israel dan Hamas untuk menghentikan pertempuran di Gaza dan pertukaran tahanan membatasi kenaikan harga minyak. Kesepakatan ini membuka peluang untuk mengakhiri perang 15 bulan yang telah mengguncang kawasan Timur Tengah.

 

Prediksi Permintaan Minyak Global

Ilustrasi harga minyak dunia hari ini (Foto By AI)
Ilustrasi harga minyak dunia hari ini (Foto By AI)... Selengkapnya

Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) memproyeksikan permintaan minyak global akan meningkat sebesar 1,43 juta barel per hari pada 2026, mempertahankan tingkat pertumbuhan serupa dengan 2025.

Prediksi ini menunjukkan keyakinan OPEC bahwa permintaan minyak akan terus meningkat dalam dua dekade mendatang, berbeda dengan pandangan IEA yang memperkirakan permintaan akan mencapai puncaknya pada dekade ini seiring peralihan dunia ke energi bersih.

Dolar Melemah, Minyak Mendapat Dukungan

Indeks dolar melemah setelah data AS menunjukkan kenaikan harga konsumen yang sedikit lebih tinggi dari perkiraan pada Desember, meningkatkan ekspektasi pemotongan suku bunga lebih lanjut oleh Federal Reserve.

Dolar yang lebih lemah mendukung harga minyak karena membuat komoditas ini lebih terjangkau bagi pemegang mata uang lainnya. Selain itu, suku bunga yang lebih rendah dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan permintaan minyak.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya