Liputan6.com, Jakarta Persatuan Insinyur Indonesia (PII) menyoroti lemahnya kontribusi industri terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Sehingga bisa jadi salah satu penghalang untuk mencapai target Indonesia negara maju. Tidak seperti Vietnam, yang pertumbuhan ekonominya terus meroket lantaran ditopang oleh kesiapan industri.
Ketua Umum PII Ilham Akbar Habibie mengemukakan, pertumbuhan industri di Tanah Air secara keseluruhan masih selalu di bawah angka pertumbuhan ekonomi.
Baca Juga
"Kita sering dengar deindustrialisasi. Industri itu seolah di bawah pertumbuhan ekonomi, dan itu tidak baik. Mustinya di atas, sehingga kita bisa tumbuh lebih besar, dan juga bisa menciptakan lebih banyak lapangan pekerjaan," ujarnya di Kantor Kementerian Pekerjaan Umum (PU), Jakarta, Kamis (13/2/2025).
Advertisement
Putra sulung dari Presiden ke-3 BJ Habibie ini lantas mencontohkan salah satu negara tetangga di ASEAN, Vietnam. Menurut dia, Vietnam bisa memajukan ekonomi dalam waktu singkat lantaran ditopang oleh pertumbuhan industri yang masif.
"Pertumbuhan industri mereka itu jauh di atas pertumbuhan ekonomi. Kalau kita lihat kontribusi industri pada PDB kita secara keseluruhan, kita itu di bawah 19 persen, tapi di mereka itu 30 persen," kata Ilham.
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Di sisi lain, ia pun menyebut pertumbuhan ekonomi Indonesia stagnan di angka 5 persen. Padahal untuk bisa mencapai negara berpenghasilan tinggi, ekonomi nasional harus tumbuh 8 persen.
"Kita kan punya sasaran menjadi negara maju di 2045, itu membutuhkan pertumbuhan ekonomi 8 persen tiap tahun. Tapi berdasarkan pengalaman kita, kita selalu 5 (persen). Itu ada alasannya, karena industri kita masih terlalu lemah," tegasnya.
Â
Â
Untuk itu, Ilham mendukung program reindustrialisasi. Selaras dengan program hilirisasi yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto, seperti di sektor pangan dan energi. Menurut dia, program hilirisasi pun butuh sokongan sektor industri.
"Pangan, itu bukan hanya menumbuhkan sawah, tapi perlu ada industri. Begitu pun juga hilirisasi lain, swasembada atau kedaulatan energi, perlu adanya industri," beber dia.
"Jadi jangan hanya di pasar, kita juga mau jadi produsen, kalau mampu kita ekspor. Ini yang kita lihat sebagai visi besar," pungkas Ilham Habibie.
Industri Direcoki Ormas
Sebelumnya, Himpunan Kawasan Industri (HKI) buka-bukaan soal hilangnya investasi ratusan triliun rupiah untuk kawasan industri, akibat aksi dari sekelompok organisasi masyarakat (ormas).
Ketua Umum HKI Sanny Iskandar mengatakan, ormas kerap kali melakukan demo di dalam kawasan industri hingga mengganggu operasional pabrik. Beberapa pabrikan bahkan kena segel, hingga menghadang jalan keluar/masuk area industri.
"Modusnya tuh memang begitu. Mereka tuh melakukan unjuk rasa segala macam untuk nutup kawasan. Sehingga pabrik-pabrik itu enggak bisa keluar, enggak bisa masuk. Bahan baku enggak bisa masuk, barang jadi enggak bisa keluar. Akhirnya panik segala macam, akhirnya pabriknya nyerah," ungkapnya di Kantor Kementerian Perindustrian, Jakarta, beberapa waktu lalu.
Kejadian itu membuat investor di kawasan industri jengah, sehingga menarik operasionalnya. Sanny menilai, kerugian yang ditimbulkan bisa mencapai ratusan triliun rupiah. Bukan hanya akibat keluarnya industri dari kawasan, tapi juga investor yang mengurungkan niat masuk di dalamnya.
"Wah, itu sih udah pasti kalau menurut saya itu bisa dikatakan, kalau dihitung semuanya ya, bukan cuman yang keluar, yang enggak jadi masuk juga, itu bisa ratusan triliun (rupiah) juga. Kan ada masalah perizinan, gangguan keamanan. Akhirnya itu jadi akumulasi," bebernya.
Â
Advertisement
Kerugian Tak Terhitung
Menurut dia, angka kerugian totalnya bahkan sudah tidak bisa dihitung. Sebab, tak sedikit pabrikan yang tutup operasi gara-gara ormas, dengan sudah menaruh modal banyak untuk membangun industri.
"Bayangin, untuk membangun satu industri itu dia pinjam duit. Dia beli mesin-mesin teknologi tinggi, dia cari pasar gimana pembeli supaya mau beli. Itu aja udah pusing dengan persaingan global ini," ujar Sanny.
"Sekarang ditambahin disuruh ngadepin yang model-model kayak gitu, gangguan keamanan. Itu kan sesuatu yang enggak bisa diprediksi," dia menambahkan.
![Loading](https://cdn-production-assets-kly.akamaized.net/assets/images/articles/loadingbox-liputan6.gif)