Anti Mainstream, Aset Ini Dapat Dimanfaatkan Sebagai Passive Income

Perencana Keuangan Andy Nugroho menuturkan, berbagai bentuk kreativitas dapat menjadi sumber passive income yang menjanjikan.

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 14 Feb 2025, 17:00 WIB
Diterbitkan 14 Feb 2025, 17:00 WIB
Anti Mainstream, Aset Ini Dapat Dimanfaatkan Sebagai Passive Income
Tak sedikit banyak orang menganggap passive income hanya bisa didapatkan melalui investasi di saham, obligasi, atau properti.(Foto: Ilustrasi investasi saham. Dok Unsplash/Austin Distel)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Tak sedikit banyak orang menganggap passive income hanya bisa didapatkan melalui investasi di saham, obligasi, atau properti. Namun, ada cara lain yang tidak kalah menarik dan bisa dilakukan oleh siapa saja, yakni melalui penciptaan karya. 

Perencana Keuangan Andy Nugroho menuturkan, berbagai bentuk kreativitas dapat menjadi sumber passive income yang menjanjikan.

Menurut Andy, konsep passive income dari karya ini memungkinkan seseorang untuk tetap mendapatkan penghasilan dari sesuatu yang telah diciptakan sebelumnya. 

"Misalnya, kita menciptakan suatu produk atau karya yang bisa memberikan royalti secara berkelanjutan. Ini adalah bentuk passive income yang sangat menarik karena cukup dilakukan sekali, tetapi bisa menghasilkan dalam jangka panjang," ujar Andy kepada Liputan6.com.

Salah satu contoh yang paling umum adalah dalam industri musik. Seorang musisi atau pencipta lagu bisa terus mendapatkan royalti setiap kali karyanya diputar di berbagai platform, seperti radio, televisi, atau layanan streaming musik. 

"Kalau kita membuat lagu dan lagu itu dinyanyikan atau digunakan dalam iklan atau film, kita akan terus mendapatkan royalti tanpa harus bekerja lagi," tambahnya.

Selain musik, dunia literasi juga menawarkan peluang passive income yang besar. Seorang penulis bisa mendapatkan royalti dari buku yang diterbitkan, baik dalam bentuk fisik maupun digital

Saat ini, penjualan e-book juga semakin populer. Jadi, siapa saja bisa menulis dan menerbitkan buku tanpa harus melalui penerbit konvensional. 

“Setiap kali ada yang membeli buku kita, kita akan mendapatkan penghasilan pasif," ungkap Andy.

 

 

Memanfaatkan Era Digital

Ilustrasi investasi
Ilustrasi investasi. (Foto: Unsplash/Austin Distel)... Selengkapnya

Di era digital, peluang mendapatkan passive income dari karya semakin luas. Salah satunya adalah dengan menciptakan aplikasi atau produk digital lainnya yang bisa dijual di platform seperti Play Store dan App Store. 

Menurut Andy jika bisa membuat aplikasi yang berguna dan banyak diunduh orang, maka kita bisa mendapatkan passive income dari penjualan atau iklan di dalam aplikasi tersebut.

Manfaatkan Aset yang Sudah Ada

Selain itu, Andy juga menyebutkan passive income tidak selalu harus berasal dari dunia digital. Ada cara sederhana yang bisa diterapkan oleh banyak orang, seperti memanfaatkan aset yang sudah dimiliki. 

"Misalnya, kalau di rumah kita punya mobil atau motor yang jarang dipakai, kita bisa menyewakannya atau menjadikannya sebagai kendaraan taksi online dan ojek online. Kita bisa mencari orang yang menjalankannya, lalu hasilnya dibagi dua. Ini juga termasuk passive income karena kita tetap mendapatkan penghasilan tanpa harus bekerja langsung," jelas Andy.

Dengan berbagai pilihan yang ada, membangun passive income dari karya bukan lagi sesuatu yang mustahil. Kreativitas dan konsistensi menjadi kunci utama untuk meraih kebebasan finansial di masa depan.

Investasi atau Siapkan Dana Darurat, Lebih Penting Mana?

Ilustrasi Dana Darurat. Freepik
Ilustrasi Dana Darurat. Freepik... Selengkapnya

Sebelumnya, perencana keuangan Andy Nugroho menjelaskan bahwa menyiapkan dana darurat dan berinvestasi adalah dua hal yang tidak perlu dipisahkan. Menurut dia, persiapan dana darurat dapat dilakukan bersamaan dengan investasi.

“Kita bisa mempersiapkan dana darurat sambil juga berinvestasi, karena agar optimal pengembangannya, dana darurat sebaiknya diinvestasikan selain didiversifikasikan penempatannya,” ujar Andy kepada Liputan6.com, Jumat (20/12/2024).

Instrumen Investasi untuk Dana Darurat

Andy menambahkan bahwa simpanan dana darurat bisa diinvestasikan dalam beberapa instrumen yang mudah diakses dan dicairkan sewaktu-waktu.

Hal ini penting karena dana darurat dirancang untuk menghadapi situasi mendesak yang membutuhkan pengeluaran tak terduga di luar rencana.

Beberapa aset investasi yang direkomendasikan untuk dana darurat, di antaranya:

  • Deposito
  • Logam mulia
  • Reksadana berbasis pasar uang
  • Reksadana pendapatan tetap

"Dana darurat sebaiknya dialokasikan dalam bentuk tabungan atau investasi yang likuid karena sifatnya yang digunakan dalam kondisi segera. Penempatan dananya juga bisa dipecah ke beberapa instrumen untuk mengurangi risiko,” jelas Andy.

Berapa Idealnya Jumlah Dana Darurat?

Ilustrasi Dana Darurat. Freepik
Ilustrasi Dana Darurat. Freepik... Selengkapnya

Terkait jumlah yang harus disiapkan, Andy menyebut bahwa idealnya bagi seseorang yang masih single atau belum berkeluarga, dana darurat setara dengan penghasilan bulanan dikalikan tiga bulan. Sementara bagi yang sudah menikah, penghasilan bulanan tersebut dikalikan lima bulan.

Contoh:Jika seseorang memiliki penghasilan bulanan sebesar 5 juta rupiah, maka dana darurat yang ideal adalah:5 juta x 3 bulan = 15 juta rupiah

Jumlah tersebut ditentukan dengan asumsi bahwa jika terjadi risiko, seperti terkena PHK atau hal lain yang menyebabkan hilangnya penghasilan, individu tersebut memiliki waktu hingga tiga bulan untuk tetap melanjutkan hidup sambil mencari sumber penghasilan baru.

Dengan memadukan persiapan dana darurat dan investasi, setiap individu dapat menjaga stabilitas keuangan mereka sembari mengembangkan nilai aset secara optimal.

Infografis Efek Donald Trump Menang Pilpres AS ke Perekonomian Global
Infografis Efek Donald Trump Menang Pilpres AS ke Perekonomian Global. (Liputan6.com/Abdillah)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Live dan Produksi VOD

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya