Liputan6.com, Jakarta Tagar #KaburAjaDulu tengah menggema di sosial media selama beberapa waktu terakhir, sebagai respons terhadap kondisi sosial ekonomi terkini di dalam negeri. Sejumlah netizen mengkampanyekan #KaburAjaDulu, sebagai ajakan untuk mengadu nasih di luar negeri, lantaran lapangan kerja di dalam negeri yang tidak pasti.
Seperti diutarakan akun X @Ju***Ekspor, yang menilai nasib tenaga kerja di Indonesia semakin tidak jelas dari tahun ke tahun. Sehingga dirinya memilih untuk hijrah mencari nafkah di luar Indonesia.
Baca Juga
"baru rame #KaburAjaDulu , gue udah bilang dari beberapa tahun lalu, Indonesia ini makin kacau. Bisnis makin ga sehat, permainan orang dalam, impor menggila, inflasi terus naik, gaji ga naik, kualitas hidup ga ada. Makanya gua pindah ke luar negeri, buka bisnis diluar negeri," tulisnya, seperti dikutip Senin (10/2/2025).
Advertisement
Ungkapan senada diutarakan akun X lain, @ism***fahmi. Ia menyebut masa depan pekerja di Indonesia kian suram dan dihantui ketidakjelasan.
Berkaca dari hal tersebut, sebenarnya ada sejumlah negara yang menjadi favorit WNI untuk bekerja. Lantas negara mana saja?
Berikut 10 Daftar Negara Populer Tujuan WNI untuk Bekerja
Melansir laman Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), Selasa, (18/2), Hong Kong menempati urutan pertama daftar negara populasi tujuan WNI hingga Juni 2024. Total, sebanyak 53.608 pekerja dikirim ke negara tersebut atau setara dengan 33,4 persen dari total PMI di periode yang sama.
Mayoritas PMI di Hong Kong bekerja sebagai house maid. Selanjutnya, Taiwan berada di posisi kedua dengan menerima 44.920 pekerja migran.
Di urutan ketiga terdapat Malaysia dengan 32.706 pekerja WNI. Selanjutnya Jepang 6.039 PMI, Singapura 5.068 PMI, Korea Selatan 4.933 PMI, Arab Saudi 3.864 PMI, Italia 1.673, Turki 1.480 PMI, hingga Brunei Darussalam 1.446 PMI.
Viral #KaburAjaDulu, Imbas Pemangkasan Anggaran PNS?
Pengamat Ketenagakerjaan dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Tadjudin Nur Effendi, menilai tagar viral #KaburAjaDulu menyeruak imbas tak menentunya kondisi sosial ekonomi di dalam negeri. Termasuk kebijakan pemangkasan anggaran besar-besaran yang dilakukan pemerintah, hingga mencapai Rp 306,69 triliun di APBN 2025.
Efisiensi anggaran ini turut berdampak pada kegiatan operasional para aparatur sipil negara (ASN) atau PNS. Mulai dari pemadaman listrik di beberapa tempat, pengadaan angkutan jemputan, hingga isu pembayaran tunjangan kinerja (tukin) yang hanya mampu hingga 10 bulan, menurut informasi yang didapat Liputan6.com.
Tadjudin mengatakan, pemotongan anggaran yang dilakukan pemerintah cukup mengganggu pola kerja dari para abdi negara. Lantaran ada situasi yang dianggap mengusik kestabilan PNS untuk bekerja.
"Kelompok ASN mengatakan, kalau begini caranya ya lebih bagus cari peluang kerja di luar negeri. Sekarang ini di medsos banyak sekali tawaran ke luar negeri. Kayak misalnya di Australia, Polandia, Jepang. Kerja di desa mau dikasih sekian juta," kata Tadjudin kepada Liputan6.com, Senin (10/2/2025).
Advertisement
Bikin Pekerja Galau
Menurut dia, kebijakan yang dibuat di tengah situasi tak pasti saat ini membuat banyak pekerja di Indonesia ikut gundah.
"Akhirnya timbul ide ke mana kita mau pergi. Artinya lebih bagus ya kita pergi dulu aja. Tunggu nanti kalau Indonesia sudah baik baru balik," imbuhnya.
Kondisi tersebut turut memantik para anak muda, khususnya milenial yang terdorong untuk kabur mengadu nasib di luar negeri. Pasalnya, ia menyebut persaingan lapangan kerja di Indonesia juga semakin tidak sehat.
"Karena apa, peluang kerja di dalam negeri sangat terbatas. Kita tahu sekarang anak-anak muda itu yang justru mau kerja itu dipermainkan calo," kata Tadjudi.
Ketika situasi Indonesia pun tak pasti, banyak perusahaan luar negeri yang justru menawarkan lapangan kerja dengan prospek bagus. Sehingga, banyak anak muda yang kemudian berpikir untuk mengirimkan lamaran kerja di luar negeri.
"Di Inggris ada tawaran, di Polandia ada tawaran, di Australia malah disebut, pekerjaan di pertanian kerjanya seperti ini, tidak perlu bahasa tetapi begini. Satu jam dapat sekian, sehingga bisa mengumpulkan sekian miliar (rupiah) dalam setahun," tuturnya.
Spesifikasi Kerja dan Upah Lebih Jelas
Berdasarkan informasi yang didapatnya, Tadjudin menambahkan, pekerjaan di luar negeri juga menjanjikan spesifikasi kerjaan dan upah yang lebih jelas. Mulai dari disediakannya fasilitas tempat tinggal, jaminan uang lembur, dan kepastian soal kerjaan.
"Daripada bertahan di sini dengan situasi/kebijakan pemerintah yang tidak menguntungkan mereka, ya lebih bagus kabur dulu. Saya pikir itu sangat rasional dalam situasi seperti ini," ungkap dia.
"Dan, dalam kenyataan, sudah ada 1.000 pemuda Indonesia yang lari ke Singapura dan menjadi warga negara Singapura. Mereka diterima dengan senang hati, dikasih gaji yang cukup tinggi dan fasilitas yang cukup memadai. Daripada di dalam negeri Indonesia, enggak jelas mau ke mana," bebernya.
Advertisement
