Pantauan Pasar: Tempe dan Tahu Mulai Banjiri Pasar

Pasokan tempe dan tahu sudah mulai normal kembali di pasaran pada Jumat (13/9/2013) ini.

oleh Dian Ihsan Siregar diperbarui 13 Sep 2013, 14:35 WIB
Diterbitkan 13 Sep 2013, 14:35 WIB
tempe-130912b.jpg
Pasokan pangan berbahan baku kedelai tahu dan tempe sudah mulai membanjiri pasar. Ini usai aksi mogok yang dilakukan perajin tahu dan tempe selama tiga hari berturut-turut sejak Senin (9/9/2013) sampai Rabu (11/3/20130.

Pedagang di PD Pasar Jaya Lenteng Agung, Caryono (48) mengatakan, pasokan tempe dan tahu sudah mulai normal kembali.

"Hari kamis kemarin baru ada tempe dan tahu, selama 3 hari mogok bersama seluruh Indonesia. Kami melakukan mogok bersama, agar rakyat kecil kayak kita ini tidak selalu ditindas, kasihan lah rakyat kecil," ujar Caryono saat berbincang dengan Liputan6.com, Jumat (13/9/2013).

Selain pasokan yang kembali normal, menurut dia, harga dan ukuran tempe tahu juga berubah. Ada pedagang yang memutuskan harga tempe tahu yang dijualnya naik. Ada yang tetap mematok harga sama namun memperkecil ukuran tempe dan tahunya.

"Saat ini tempe kotak besar tetap Rp 5.000, tapi dikurangi beratnya saja, tempe kotak kecil tetap Rp 3.000, tapi dikurangi beratnya saja. tahu isi 10 naik dari Rp 3.000 menjadi Rp 4.000 dan tahu cina mengalami kenaikan dari Rp 3.000 menjadi Rp 4.000," ungkap dia.

Caryono memastikan, dalam waktu kedepan tidak akan ada mogok besar lagi yang dilakukan penjual tempe dan tahu di pasaran.

Penjual tempe dan tahu Suroyo (42) mengatakan, mogok bersama yang dilakukan pedagang tempe dan tahu memang meresahkan masyarakat.

Maka dari itu, para pedagang tidak tega menaikkan harga dan sebagai ganti hanya mengurangi berat isi tempe dan tahunya.

"Saya kasihan kepada masyarakat, maka dari itu ada yang tetap harganya tapi dikurangi berat isinya, ada juga yang dinaikkan harganya, namun kenaikan harganya tidak terlalu tinggi," tegasnya.

Suroyo menceritakan, selama tiga hari mogok masih ada pedagang yang berani menjajakan barangnya. Dampak dari ini, mereka harus menanggung akibat sendiri, seperti diinjak bahkan dibuang tempe dan tahunya.

"Banyak yang bandel pedagang, mereka menanggung sendiri akibatnya, ada yang dibuang dan diinjak tempe dan tahunya. Kejadian seperti itu ada di daerah Pamulang, Kalideres dan Pasar Minggu," tutup Suroyo. (Dis/Nur)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya