BCA Keruk Untung Rp 10 Triliun

peningkatan laba ini ditopang pertumbuhan kredit sebesar 25,8% menjadi Rp 299 triliun.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 30 Okt 2013, 19:08 WIB
Diterbitkan 30 Okt 2013, 19:08 WIB
bca130327b.jpg
Ditengah tekanan inflasi dan nilai tukar rupiah, PT Bank Sentral Asi Tbk (BBCA) masih bisa membukukan kinerja yang memuaskan. BCA melaporkan laba perusahaan hingga kuartal III-2013 menguat 25,2% menjadi Rp 10,4 triliun dari sebelumnya Rp 8,3 triliun.

Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja mengatakan, peningkatan laba ini ditopang pertumbuhan kredit sebesar 25,8% menjadi Rp 299 triliun dibandingkan periode setahun sebelumnya di posisi Rp 237,7 triliun.

"Kami terus mencatat pertumbuhan kredit dari nasabah dari nasabah kami yang memiliki reputasi baik dan mencapai pertumbuhan berkelanjutan dari bisnis perbankan transaksi selama sembilan bulan pertama tahun 2013," ujar Jahja dalam keterangan pers di Jakarta, Rabu (30/10/2013).

BCA melaporkan, kredit konsumer perusahaan naik 30,1% menjadi Rp 85,1 triliun ditopang oleh kinerja Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dan Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) yang masing-masing tumbuh 3-% dan 33,6%. Sementara kredit komersial dan UKM meningkat 23% menjadi Rp 114,9 triliun dan kredit korporasi tercatat Rp 99 triliun atau naik 25,5%.

Kenaikan laba perusahaan juga ditunjang oleh pendapatan bunga bersih sebesar Rp 19,1 triliun atau meningkat 24,7%. Margin bunga bersih (NIM) naik sebesar 62 basis poin menjadi 6%.

Untuk pendapatan operasional, BCA melaporkan meraup dana sebesar Rp 24,5 triliun atau meningkat 23,6%. "Ditengah kondisi ekonomi seperti sekarang ini kami tetap berkomitmen untuk memenuhi kebutuhan para nasabah serta mengelola neraca yang sehat," tegas Jahja.

Berbagai pertumbuhan sektor portofolio BCA yang sudah dicatatkan juga diimbangi dengan Rasio kredit bermaslah (NPL) secara gross yang tercatat di level yang rendah sebesar 0,5% dan rasio cadangan kredit bermaslah sebesar 378,4%.

"Kami optimis bahwa di tengah berbagai tantangan ekonomi yang berlangsung saat ini, prospek industri perbankan Indonesia tetap menjanjikan," tutup Jahja. (Yas/Shd)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya