Tak berniat menyaingi pasar Indonesia, Malaysia memboyong 62 perusahaan ke Tanah Air untuk melakukan promosi di bidang jasa.Diungkap badan promosi perdagangan Malaysia, kedatangannya ke Indonesia adalah untuk bekerjasama dan melengkapi industri penyediaan jasa di dalam negeri.
Kehadirannya ke dalam negeri juga merupakan salah satu upaya Malaysia untuk membangun hubungan strategis dengan Indonesia khususnya di bidang jasa. Menggandeng Indonesia, Malaysia berharap bisa bersama-sama merebut berbagai peluang bisnis yang tersedia.
Agen promosi perdagangan nasional, Malaysia External Trade Development Corp (Matrade) membuka jalan dengan menyelenggarakan pameran bertajuk `Malaysia Services Exhibition (MSE) 2013` yang berlangsung selama empat hari di Surabaya.
Wakil CEO Matrade untuk divisi jasa dan promosi perdagangan, Susila Devi mengatakan, perusahaan-perusahaan Malaysia yang berada di Indonesia tak punya niat untuk bersaing dengan para pengusaha di Tanah Air. Tetapi tujuan kehadiran sejumlah perusahaan asal Negeri Jiran di Indonesia adalah untuk melengkapi kekurangan satu sama lain.
Menurut Devi, hal itu bisa dcapai lewat dorongan keahlian dan kemampuan para pengsuaha dari kedua negara melalui hubungan kemitraan yang strategis.
"Malaysia tengah berusaha mencari mitra (bisnis di sektor jasa) dan kami tak merasa jauh lebih baik. Indonesia dan Malaysia yang memiliki hubungan erat dapat bersama-sama mengembangkan sektor jasa dan mungkin bisa memperluas pasar seperti di kawasan ASEAN misalnya," ungkap Devi.
Sebanyak 62 perusahaan Malaysia dengan 162 perwakilan pengusaha dari sektor penyediaan jasa berpartisipasi dalam MSE 2013. Dalam pameran tersebut, Malaysia fokus mempromosikan tujuh sektor di industri jasa yang meliputi konstruksi, teknologi, waralaba, kesehatan, logistik dan transportasi. Selain itu wilayah manajemen seperti jasa percetakan dan properti juga menjadi sektor yang dipromosikan Malaysia.
Dewi mengatakan, Matrade terus berupaya mencari cara untuk mempromosikan sektor jasanya. Sejal 2008, 17 perusahaan penyedia jasa telah berhasil dibuka di berbagai negara di dunia. Dia mengatakan, sektor jasa di negaranya hanya mewakili 16% dari total ekspor Malaysia.
"Meski begitu, sejalan dengan pertumbuhan ekonomi negara hingga 2020, pemerintah meminta kami untuk lebih fokus pada bidang jasa," tandas Devi. (Sis/Ndw)
Kehadirannya ke dalam negeri juga merupakan salah satu upaya Malaysia untuk membangun hubungan strategis dengan Indonesia khususnya di bidang jasa. Menggandeng Indonesia, Malaysia berharap bisa bersama-sama merebut berbagai peluang bisnis yang tersedia.
Agen promosi perdagangan nasional, Malaysia External Trade Development Corp (Matrade) membuka jalan dengan menyelenggarakan pameran bertajuk `Malaysia Services Exhibition (MSE) 2013` yang berlangsung selama empat hari di Surabaya.
Wakil CEO Matrade untuk divisi jasa dan promosi perdagangan, Susila Devi mengatakan, perusahaan-perusahaan Malaysia yang berada di Indonesia tak punya niat untuk bersaing dengan para pengusaha di Tanah Air. Tetapi tujuan kehadiran sejumlah perusahaan asal Negeri Jiran di Indonesia adalah untuk melengkapi kekurangan satu sama lain.
Menurut Devi, hal itu bisa dcapai lewat dorongan keahlian dan kemampuan para pengsuaha dari kedua negara melalui hubungan kemitraan yang strategis.
"Malaysia tengah berusaha mencari mitra (bisnis di sektor jasa) dan kami tak merasa jauh lebih baik. Indonesia dan Malaysia yang memiliki hubungan erat dapat bersama-sama mengembangkan sektor jasa dan mungkin bisa memperluas pasar seperti di kawasan ASEAN misalnya," ungkap Devi.
Sebanyak 62 perusahaan Malaysia dengan 162 perwakilan pengusaha dari sektor penyediaan jasa berpartisipasi dalam MSE 2013. Dalam pameran tersebut, Malaysia fokus mempromosikan tujuh sektor di industri jasa yang meliputi konstruksi, teknologi, waralaba, kesehatan, logistik dan transportasi. Selain itu wilayah manajemen seperti jasa percetakan dan properti juga menjadi sektor yang dipromosikan Malaysia.
Dewi mengatakan, Matrade terus berupaya mencari cara untuk mempromosikan sektor jasanya. Sejal 2008, 17 perusahaan penyedia jasa telah berhasil dibuka di berbagai negara di dunia. Dia mengatakan, sektor jasa di negaranya hanya mewakili 16% dari total ekspor Malaysia.
"Meski begitu, sejalan dengan pertumbuhan ekonomi negara hingga 2020, pemerintah meminta kami untuk lebih fokus pada bidang jasa," tandas Devi. (Sis/Ndw)