Takut Rugi, BUMN `Ogah` Garap Mobil Pedesaan

Potensi keuntungan dari kendaraan pedesaan diperkirakan masih kecil karena segmentasinya yang menyasar pada wilayah pedesaan.

oleh Septian Deny diperbarui 28 Nov 2013, 12:56 WIB
Diterbitkan 28 Nov 2013, 12:56 WIB
menperin-130419b.jpg
Program pengembangan mobil pedesaan yang didengungkan pemerintah sepertinya sulit terlaksana dalam waktu cepat. Perusahaan swasta maupun Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tampak enggan menggarap program mobil pedesaan ini.

Hal ini lantaran potensi keuntungan dari kendaraan jenis ini diperkirakan masih kecil karena segmentasinya yang menyasar pada wilayah pedesaan.

"Ketidaktertarikan karena potensi profitnya belum siap karena pasar segmen petani terbatas karena daya beli dan itu kita bantu mereka dengan memberikan fasilitas pembiayaan seperti KPR dan lainnya," ujar Menteri Perindustrian (Menperin) MS Hidayat di Kementerian Perindustrian, Jakarta, Kamis (28/11/2013).

Hidayat mengungkapkan sempat ada kerjasama dengan PT INKA untuk mengerjakan program mobil pedesaan ini tapi berhenti di tengah jalan.

"Kalau itu keputusan pemerintah kembali bisa saja ada selain INKA. Saya mau BUMN dulu yang mengembangkan," tutur dia.

Hidayat mengakui, kementeriannya ditugaskan bersama dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) untuk menyusun flatform mobil pedesaan ini, seperti mobil pick-up yang bisa dikonversi menjadi mobil angkutan murah sehingga diharapkan dapat menunjang sektor pertanian.

"Jadi bisa mengangkut bahan-bahan pertanian dan bisa menjadi mobil penumpang. Tetapi kemudian siapa yang melaksanakan, kita hanya regulator dan kita susun spesifikasinya mana yang harus dibuat lokal dan dan impor nanti bisa mengatur itu sampai selesai," tegas dia.

Hidayat juga mempersilahkan bagi produsen baik skala besar maupun kecil jika tertarik untuk mengembangkan kendaraan ini. Dia pun berjanji akan memberikan segala insentif yang dibutuhkan untuk memproduksi mobil pedesaan ini.

"Setelah mencari investornya, kami sekarang sedang menjajaki, kalau bisa diawali oleh BUMN dulu. Esemka juga silahkan hubungi Budi Dharmadi (Dirjen Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi Kemenperin), saya sangat terbuka. Semua insentif akan diberikan," tandas dia. (Dny/Nrm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya