Berselera Sama, Pengusaha Makanan RI Sulit Kalahkan Malaysia

Gabungan Pengusaha Makan dan Mineral Indonesia mengaku kesulitan bersaing dengan pelaku industri asal Malaysia dan Thailand.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 21 Jan 2014, 19:34 WIB
Diterbitkan 21 Jan 2014, 19:34 WIB
pengusaha-sepatu-131104b.jpg
Gabungan Pengusaha Makan dan Mineral Indonesia (GAPMMI) mengaku kesulitan dalam bersaing dengan pelaku industri asal Malaysia dan Thailand.

"Paling berat hadapi Malaysia dan Thailand, karena saya pelajari mungkin karena selera makan dan minuman di ASEAN seperti Thailand dan Malaysia itu mirip dengan Indonesia," kata ketua GAPMMI Adhi Lukman di Jakarta, Selasa (21/1/2014).

Selain karena selera yang tidak jauh beda dengan Indonesia tersebut, Adhi mengaku juga karena dua negara tersebut lebih agresif dalam melakukan promosi dan memiliki inovasi yang lebih maju.

"Mereka lebih agresif, karena mereka penduduknya sedikit industri berkembang pesat, maka mau tidak mau mereka harus ekspor, itu yang menjadi spirit mereka," katanya.

Adhi mengakui kelemahan industri makanan dan minuman di Indoensia selama ini masih terfokus terhadap pasar domestik yang diungkapkannya masih sangat potensial.

Lemahnya daya saing industri makanan dan minuman tersebut terlihat dari data Kementrian Perdagangan yang dikatakan Adhi masih mengalami neraca perdagangan yang negatif sebesar US$ 1,25 miliar.

Untuk itu, pemerintah diminta mendorong adanya penyatuan kekuatan industri makanan dan minuman di ASEAN agar bisa menjadi pemasok utama kebutuhan Asia.

"Kita mengajak bersama-sama untuk memperkuat ASEAN, misalnya label seragam. Dengan begitu, pengusaha makanan dan minuman akan lebih mudah ekspor ke luar ASEAN," pungkasnya. (Yas/Ndw)

Baca juga:

Industri Makanan Minuman Rugi Rp 200 Miliar Sehari Akibat Banjir

Cuaca Ekstrem, Hatta: Perang Kita Adalah Soal Pasokan Pangan

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya