Seperti sudah diperkirakan banyak pihak, neraca perdagangan Indonesia pada akhir 2013 mengalami surplus. Bahkan ekspor indonesia pada Desember mengalami kenaikan sebesar 6,56% dibandingkan bulan sebelumnya.
Meski membaik dalam tiga bulan terakhir, neraca perdagangan Indonesia sepanjang tahun 2013 justru masih mencatatkan defisit. Bahkan penurunan kinerja ekspor-impor nasional jatuh hingga 143% dibandingkan setahun sebelumnya yang juga masih mengalami defisit.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Suryamin, dalam keterangan pers di kantornya, Senin (3/2/2014) melaporkan ekspor Indonesia pada Desember 2013 mencapai US$ 16,98 miliar. Laju ekspor ini meningkat 10,33% dibandingkan posisi setahun sebelumnya.
Nilai ekspor Nonmigas tercatat mencapai US$ 13,58 miliar atau naik 3,09% dibandingkan posisi sebulan sebelumnya.
Secara kumulatif, nilai ekspor sepanjang 2013 mencapai US$ 182,57 miliar atau turun 3,92% dibandingkan periode setahun sebelumnya.
Dari sisi impor, Indonesia tercatat memasukan barang dari luar negeri dengan total nilai mencapai US$ 15,46 miliar sepanjang Desember 2013. Pencapaian ini naik 2,04% dibandingkan posisi sebulan sebelumnya.
Secara kumulatif, nilai impor Indonesia sepanjang 2013 mencapai US$ 186,63 miliar atau turun 2,64% dibandingkan periode sama setahun sebelumnya.
Impor nonmigas masih mendominasi perdagangan Indonesia dengan nilai mencapai US$ 141,36 miliar atau turun 5,2%. Sementara impor Migas mengalami kenaikan 6,35% menjadi US$ 45,27 miliar.
Dengan kinerja perdagangan akhir 2013 lalu, Indonesia mencatatkan surplus sebesar US$ 1,52 miliar pada Desember 2013.
Positifnya perdagangan nasional terutama dipicu rurplus sektor nonmigas yang mencapai US$ 2,34 miliar. Sementara sektor Migas justru mengalami defisit hingga US$ 0,82 miliar.
Namun sepanjang 2013, Indonesia justru masih mencatatkan defisit neracara perdagangan hingga US$ 4,06 miliar, lebih tinggi dari tahun sebelumnya yang juga mengalami minus US$ 1,67 miliar. Dengan kata lain, defisit neraca perdagangan Indonesia sepanjang tahun lalu ambruk hingga 143%.
Sektor Migas kembali menyumbang peran terbesar dalam defisit perdagangan Indonesia 2013 dengan nilai mencapai US$ 12,63 miliar. Sementara neraca perdagangan sektor Nonmigas mengalami surplus hingga US$ 8,57 miliar. (Fik/Shd)
Meski membaik dalam tiga bulan terakhir, neraca perdagangan Indonesia sepanjang tahun 2013 justru masih mencatatkan defisit. Bahkan penurunan kinerja ekspor-impor nasional jatuh hingga 143% dibandingkan setahun sebelumnya yang juga masih mengalami defisit.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Suryamin, dalam keterangan pers di kantornya, Senin (3/2/2014) melaporkan ekspor Indonesia pada Desember 2013 mencapai US$ 16,98 miliar. Laju ekspor ini meningkat 10,33% dibandingkan posisi setahun sebelumnya.
Nilai ekspor Nonmigas tercatat mencapai US$ 13,58 miliar atau naik 3,09% dibandingkan posisi sebulan sebelumnya.
Secara kumulatif, nilai ekspor sepanjang 2013 mencapai US$ 182,57 miliar atau turun 3,92% dibandingkan periode setahun sebelumnya.
Dari sisi impor, Indonesia tercatat memasukan barang dari luar negeri dengan total nilai mencapai US$ 15,46 miliar sepanjang Desember 2013. Pencapaian ini naik 2,04% dibandingkan posisi sebulan sebelumnya.
Secara kumulatif, nilai impor Indonesia sepanjang 2013 mencapai US$ 186,63 miliar atau turun 2,64% dibandingkan periode sama setahun sebelumnya.
Impor nonmigas masih mendominasi perdagangan Indonesia dengan nilai mencapai US$ 141,36 miliar atau turun 5,2%. Sementara impor Migas mengalami kenaikan 6,35% menjadi US$ 45,27 miliar.
Dengan kinerja perdagangan akhir 2013 lalu, Indonesia mencatatkan surplus sebesar US$ 1,52 miliar pada Desember 2013.
Positifnya perdagangan nasional terutama dipicu rurplus sektor nonmigas yang mencapai US$ 2,34 miliar. Sementara sektor Migas justru mengalami defisit hingga US$ 0,82 miliar.
Namun sepanjang 2013, Indonesia justru masih mencatatkan defisit neracara perdagangan hingga US$ 4,06 miliar, lebih tinggi dari tahun sebelumnya yang juga mengalami minus US$ 1,67 miliar. Dengan kata lain, defisit neraca perdagangan Indonesia sepanjang tahun lalu ambruk hingga 143%.
Sektor Migas kembali menyumbang peran terbesar dalam defisit perdagangan Indonesia 2013 dengan nilai mencapai US$ 12,63 miliar. Sementara neraca perdagangan sektor Nonmigas mengalami surplus hingga US$ 8,57 miliar. (Fik/Shd)