Pulihnya kondisi perekonomian global dan nasional menjadi kabar baik bagi pasar modal Indonesia. Hasil survei Manulife Investor Sentiment Index (MISI) melaporkan, kilau portofolio investasi saham semakin benderang di kuartal IV-2013. Lebih dari 70% dari 500 investor yang menjadi responden dalam survei tersebut menginvestasikan uangnya dalam bentuk saham.
Director of Business Development, Manulife Aset Manajemen Indonesia, Putut Andanawarih mengatakan, perbaikan ekonomi Indonesia tak terlepas dari berbagai kebijakan yang sudah diterbitkan pemerintah.
"Kebijakan pemerintah membantu indikator-indikator ekonomi yang sempat memburuk di kuartal III berubah positif, seperti neraca perdagangan surplus, cadangan devisa meningkat, volatilitas nilai tukar rupiah tidak terlihat lagi, dan lainnya," terangnya di Jakarta, Selasa (11/2/2014).
Kondisi ini, menurut Putut, mengubah sentimen di pasar saham dan properti dari sebelumnya negatif menjadi positif. Hal ini ditunjang data-data perbaikan yang mendukung naiknya minta investasi di kedua sektor tersebut.
Tak hanya kedua produk investasi tersebut, Manulife juga menemukan lebih dari 21,4% peserta survei menyimpan dananya dalam bentuk reksa dana. Sementara 10,6% lainnya memilih investasi dengan membeli properti berupa rumah.
"Ini terjadi karena harga properti di kuartal IV lalu naik terus baik yang secara langsung dijual maupun kita melihatnya di iklan. Return di properti juga lebih tinggi dari investasi lain," ucap dia.
Dari beragam jenis produk investasi pilihan masyarakat Indonesia, penempatan dana dalam bentuk tunai seperti tabungan justru mengalami penurunan 9,5%. Masyarakat mulai mengurangi simpanan danan tunai karena imbal hasil kecil meski ada kenaikan suku bunga.
Berkurangnya investasi dana tunai ini terutama dipicu inflasi yang semakin tinggi sehingga menggerus nilai dana tunai pada tabungan.
Manulife juga melaporkan, investasi dalam produk pendapatan tetap mulai tergerus hingga 25% karena berkurangnya jumlah peminat. (Fik/Shd)
Director of Business Development, Manulife Aset Manajemen Indonesia, Putut Andanawarih mengatakan, perbaikan ekonomi Indonesia tak terlepas dari berbagai kebijakan yang sudah diterbitkan pemerintah.
"Kebijakan pemerintah membantu indikator-indikator ekonomi yang sempat memburuk di kuartal III berubah positif, seperti neraca perdagangan surplus, cadangan devisa meningkat, volatilitas nilai tukar rupiah tidak terlihat lagi, dan lainnya," terangnya di Jakarta, Selasa (11/2/2014).
Kondisi ini, menurut Putut, mengubah sentimen di pasar saham dan properti dari sebelumnya negatif menjadi positif. Hal ini ditunjang data-data perbaikan yang mendukung naiknya minta investasi di kedua sektor tersebut.
Tak hanya kedua produk investasi tersebut, Manulife juga menemukan lebih dari 21,4% peserta survei menyimpan dananya dalam bentuk reksa dana. Sementara 10,6% lainnya memilih investasi dengan membeli properti berupa rumah.
"Ini terjadi karena harga properti di kuartal IV lalu naik terus baik yang secara langsung dijual maupun kita melihatnya di iklan. Return di properti juga lebih tinggi dari investasi lain," ucap dia.
Dari beragam jenis produk investasi pilihan masyarakat Indonesia, penempatan dana dalam bentuk tunai seperti tabungan justru mengalami penurunan 9,5%. Masyarakat mulai mengurangi simpanan danan tunai karena imbal hasil kecil meski ada kenaikan suku bunga.
Berkurangnya investasi dana tunai ini terutama dipicu inflasi yang semakin tinggi sehingga menggerus nilai dana tunai pada tabungan.
Manulife juga melaporkan, investasi dalam produk pendapatan tetap mulai tergerus hingga 25% karena berkurangnya jumlah peminat. (Fik/Shd)