Pertamina Bisa Bangun Kilang BBM tapi Tak Punya Uang

Pemerintah berupaya untuk menawarkan pembangunan kilang minyak mentah kepada investor di seluruh dunia.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 18 Feb 2014, 16:48 WIB
Diterbitkan 18 Feb 2014, 16:48 WIB
pertamina-tanggung-jawab130711c.jpg
Jauh-jauh terbang ke Singapura, pemerintah berupaya untuk menawarkan pembangunan kilang minyak mentah kepada investor di seluruh dunia.

Apa ini pertanda bahwa PT Pertamina (Persero) sebagai raksasa migas milik negara tak mampu mendirikan kilang minyak seorang diri?.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Hatta Rajasa mengungkapkan, Pertamina dapat membangun kilang minyak mentah tanpa perlu mencari investor.

"Pertamina bisa bangun kilang, tapi uangnya tidak ada," ujar dia saat ditemui sebelum Rakor Bahan Bakar Minyak (BBM) Nelayan di kantornya, Jakarta, Selasa (18/2/2014).

Karena alasan ini, tambah Hatta, pemerintah membantu rencana pembangunan kilang minyak sebesar 300 ribu barel per hari dengan mencarikan investor yang dapat bekerja sama dengan BUMN Migas itu. Pasalnya, proyek kilang minyak membutuhkan investasi cukup besar.

"Bangun kilang minyak US$ 10 miliar kan cukup besar buat Pertamina, makanya lebih baik mengundang investor dari mana saja. Nah kalau Pertamina mau ikut di dalamnya, silahkan saja," tutur dia.

Sementara itu, Hatta mengakui, pemerintah akan memberikan insentif bagi investor yang terlibat dalam proyek besar tersebut. Namun usulan insentif hendaknya secara wajar sehingga pembangunan kilang minyak mentah segera terealisasi.

"Kita akan berikan (insentif) sepanjang itu masuk akal supaya secara komersial bisa berjalan. Kalau minta insentif pajak (tax holiday) sampai 30 tahun itu kepanjangan, sementara kita punya batasan untuk memberikan keringanan tax dalam Peraturan Pemerintah (PP)," jelasnya.

Hatta menilai, ada calon investor yang berniat membangun kilang di Indonesia dengan tuntutan tidak wajar. Seperti tax holiday 30 tahun serta pengurangan pajak badan (PPh) Badan 5%. Padahal dalam aturan, PPh Badan lebih dari itu.

"Ada beberapa fasilitas insentif yang bisa diberikan tapi harus masuk akal. Karena kita ingin membangun kilang untuk mengurangi impor BBM. Bangun kilang bukan saja dilihat dari keekonomiannya, tapi juga security of suplai," tandas dia. (Fik/Nrm)

*Bagi Anda yang ingin mengetahui hasil ujian CPNS Honorer K2 2013 silakan klik di cpns.liputan6.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya