Piala Dunia 1998: Pesta Prancis dan Penyakit Misterius Ronaldo

Untuk kali pertama Piala Dunia diikuti 32 tim peserta. Jumlah peserta bertambah delapan tim dari Piala Dunia sebelumnya.

oleh Bogi Triyadi diperbarui 21 Mei 2014, 07:29 WIB
Diterbitkan 21 Mei 2014, 07:29 WIB
Prancis tantang Brasil di Final Piala Dunia 1998
Prancis tantang Brasil di Final Piala Dunia 1998 (AFP/Rabih Moghrabi)

Liputan6.com, Jakarta - Prancis menjadi tuan rumah Piala Dunia edisi keenam belas pada 1998. Turnamen sepakbola akbar empat tahunan itu digelar dari 10 Juni hingga 12 Juli 1998. Prancis dipilih FIFA pada Juli 1992 dalam pemilihan di Zurich, Swiss, mengalahkan dua calon lainnya, yakni Maroko dan Swiss.

Untuk kali pertama Piala Dunia diikuti 32 tim peserta. Jumlah peserta bertambah delapan tim dari Piala Dunia sebelumnya. Dengan penambahan itu, penentuan tim yang lolos ke-16 besar menjadi lebih sederhana.

Ke-32 tim dibagi ke dalam delapan grup dan juara serta peringkat kedua grup lolos ke babak gugur. Hal ini berbeda ketika turnamen masih diikuti 24 tim, harus ada perhitungan tersendiri untuk menentukan tim peringkat ketiga dari enam grup yang tersedia.

Khusus untuk Kroasia, ini merupakan kali pertama tampil di Piala Dunia. Meski demikian, Kroasia mampu memberi kejutan dan melangkah jauh hingga meraih juara ketiga setelah mengalahkan Belanda 2-1.

Tak hanya itu, Kroasia sebenarnya nyaris lolos ke partai puncak. Sempat unggul lebih dulu melalui Davor Suker, Kroasia harus merelakan tiket final ke tuan rumah Prancis berkat dua gol balasan dari Lilian Thuram.

Aturan baru diterapkan dalam Piala Dunia 1998. Jika skor imbang di waktu normal, maka pada masa perpanjangan diberlakukan ketentuan golden goal atau gol emas. Artinya, siapa yang lebih dulu memasukkan gol otomatis lolos ke babak berikutnya.

Salah satu pemandangan menarik dalam turnamen ini adalah kebiasaan kapten Timnas Prancis Laurent Blanc yang selalu mencium kepala kiper Fabien Bartez sebelum laga di mulai. Entah ada hubungannya atau tidak dengan ritual Blanc tersebut, Prancis tak pernah kalah dalam turnamen ini.

Cerita lain dari Piala Dunia 1998 adalah penyakit misterius yang dialami bintang Brasil, Ronaldo. Tim Samba mengalami kekalutan sebelum laga final. Pada 12 Juli dinihari, Roberto Carlos terbangun lantaran mendengar suara gaduh di kamar hotelnya. Carlos mendapati rekan sekamarnya Ronaldo mengerang kesakitan.

Panik, Carlos langsung memanggil dokter tim, Lidio Toledo, yang langsung memberikan obat penghilang rasa sakit. Paginya, pelatih Brasil Marizo Zagallo mempertanyakan kesiapan Ronaldo tampil di final.

Setelah berkonsultasi dengan staf pelatih dan dokter, Ronaldo akhirnya diputuskan tetap bermain. Hal ini berbeda dengan susunan pemain yang diterima wartawan, di mana Edmundo dimainkan dalam tim inti, sementara Ronaldo tidak ada.

Di final, Ronaldo tampil melempen dan tidak bisa berbuat banyak. Sebaliknya, playmaker Prancis Zinedine Zidane berjaya dengan mencetak dua gol melalui sundulan. Satu gol lagi dicetak Emmanuel Petit untuk membawa Pancis juara Piala Dunia untuk kali pertama. Hingga kini, tak ada yang tahu persis penyakit yang sebenarnya diderita Ronaldo.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya