Siapa Duluan Sewa GBK, PSSI atau Promotor One Direction?

Namun, SUGBK seharusnya diprioritaskan untuk kegiatan sepakbola

oleh Risa KosasihWindi Wicaksono diperbarui 17 Mar 2015, 16:50 WIB
Diterbitkan 17 Mar 2015, 16:50 WIB
img_suporter_timnas-050811.jpg
Seorang suporter Timnas Indonesia sebelum memasuki Stadion Utama Gelora Bung Karno pada laga kualifikasi Piala Dunia 2014 antara Indonesia dan Turkmenistan di Jakarta, Kamis 28 Juli 2011. FOTO ANTARA/Sigid Kurniawan

Liputan6.com, Jakarta - Kemungkinan digusurnya babak Pra Piala Asia U-23 (PPA) 2016 Grup H dari Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, ke tempat lain memantik reaksi masyarakat. Terlebih kegiatan konser musik boyband One Direction yang membuat laga-laga sepakbola itu mungkin bergeser ke tempat lain.

Namun, menurut Direktur Pembangunan dan Pengembangan Usaha GBK Radja Parlindungan Pane, promotor One Direction telah memesan SUGBK sejak 2 tahun lalu, sedangkan PSSI baru menghubungi pihaknya pada Januari 2015. Sesungguhnya, secara hari pelaksanaan, konser One Direction dan laga perdana PPA U-23 tidak bentrok.

Sebab, konser boyband asal Inggris itu berlangsung pada 25 Maret 2015, sementara laga perdana Timnas Indonesia U-23 di PPA U-23 2016 sendiri digelar pada 27 Maret 2015. Dalam suatu kesempatan, Sekretaris Kementerian Sekretaris Negara (Sekneg), Taufik Sukasah, menegaskan, Kompleks Gelora Bung Karno (GBK) lebih diprioritaskan sebagai kawasan untuk kegiatan olahraga, bukan bisnis.

"Yang kemudian jadi masalah, karena konser itu membuat rumput harus ditutup selama tujuh hari, padahal rumput itu ditutup untuk melindungi rumput itu sendiri. Kami pengelola tidak tahu dengan ketentuan dari AFC soal itu," jelas Radja Pane saat dihubungi Liputan6.com, Selasa 17 Maret 2015.

"Awalnya tidak ada masalah, PSSI juga setuju, karena masih ada jeda hari dari konser sampai ke pertandingan pertama Timnas U-23. Sampai sekarang PSSI juga belum menghubungi kami untuk pembatalan," sambungnya.    

Lanjut ke halaman berikutnya----->

2

Seperti diketahui, ditutupnya rumput selama tujuh hari membuat rumput tersebut kurang sinar dari matahari yang menyebabkan kerusakan, seperti warna yang menguning. Hal ini dikhawatirkan PSSI membuat venue tidak disetujui oleh AFC, sehingga Stadion Manahan, Solo, dijadikan alternatif venue untuk PPA U-23 2016.

Menariknya, sampai hari ini Solo masih berada dalam hukuman dilarang menggelar aktivitas sepakbola selama enam bulan terhitung sejak Kamis 23 Oktober 2014. Hukuman ini diberikan Komisi Disiplin (Komdis) PSSI menyusul terjadinya insiden yang menyebabkan satu korban meninggal dunia setelah terlibat kerusuhan antar-suporter.

Pengelola SUGBK mensyaratkan grass cover sebagai syarat untuk promotor konser dalam menggelar Konser One Direction. Tak hanya konser, syarat ini juga ditetapkan untuk penyewa kampanye parpol.

"Kalau secara selintas, penutup ini bukan seperti kita menanam bawang. Masih ada rongga untuk rumput bernafas dan menyerap panas sinar matahari. Kita buktikan saja setelah konser," tantang Raja.

"Kami harap PSSI kalau membuat jadwal lebih matang. Kasihan mereka, tidak sedikit persiapannya mulai dari izin imigrasi, keamanan, peralatan dan alat-alat berat. Padahal jadwal penggunaan stadion dalam setahun sudah bisa diketahui siapa saja," Raja melanjutkan.

"Kalau mereka sudah lihat ditutup dari sekarang, ini untuk menghindari kondisi lapangan yang tidak rata yang akibatnya bisa membuat cedera pemain."

Baca juga:

Timnas Digusur One Direction, #SaveGBK Menggelora

Ajax Masih Tunggu Kedatangan Pesepakbola Cilik Indonesia

Putra Mourinho: Semua Pendukung Chelsea Benci Fabregas

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya