Liputan6.com, Paris - Presiden Panitia Piala Eropa 2016 Jacques Lambert menegaskan bahwa pihaknya tidak memiliki rencana untuk membatalkan penyelenggaraan turnamen tersebut pasca-serangan teror di Paris.
Piala Eropa dijadwalkan akan digelar Juli tahun depan di Prancis. Namun, kelanjutan turnamen itu sempat jadi bahan pertanyaan menyusul aksi teror di Ibukota Perancis, yang menewaskan sedikitnya 129 orang.
Ketika ditanya apakah Euro 2016 harus dibatalkan akibat aksi teroris ini? "Stade de France adalah subyek dari usaha yang gagal oleh pelaku bom bunuh diri setelah penyerang dihentikan di pintu masuk sebelum ia meledakkan perangkatnya," kata Lambert, seperti dilansir Sportmole, Minggu (15/11/2015).
Presiden Federasi Sepakbola Prancis (FFF) Noel Le Graet sebelumnya sempat mengungkapkan kekhawatiran isu-isu keamanan akan mengganggu kompetisi. Tapi, Lambert tetap yakin tidak akan membatalkan turnamen, dan akan salah jika berpikir tentang rencana alternatif.Â
Advertisement
"Kami akan membuat keputusan agar putaran final Euro 2016 dapat diselenggarakan dalam kondisi keamanan terbaik. Keamanan di stadion bekerja dengan baik," kata Lambert kepada stasiun radio RTL.
Rencananya, FFF dan penyelenggara turnamen akan bertemu Senin besok untuk membahas masalah keamanan Piala Eropa 2016.
Ledakan Bom
Seperti diketahui, pertandingan uji coba internasional antara Prancis dan Jerman di Stade De France, Paris, Jumat 13 November 2015 lalu diwarnai ledakan bom.
Ledakan bom itu terjadi ketika pertandingan tengah berjalan di babak pertama. Namun, suasana di dalam stadion tetap tenang. Pertandingan bahkan berjalan seperti biasanya.
Tuan rumah Prancis berhasil menang 2-0 berkat gol-gol Olivier Giroud dan Andre-Pierre Gignac.(Ian/Jnp)
Advertisement