Liputan6.com, Bandung - Djadjang Nurdjaman adalah pelatih yang menemukan potensi Dedi Kusnandar saat masih menimba ilmu di salah satu sekolah sepak bola di Bandung. Dedi lantas diboyong untuk mengisi salah satu posisi dalam skema permainan yang diterapkan pria yang akrab disapa Djanur ketika melatih Pelita Jaya Karawang U-21.
Baca Juga
- Pogba Blak-blakan Suka Main Bareng Messi
- Konyol, Balotelli Sering Mengencingi Sepatu Rekannya di Inter
- Januari, Inter Milan Siap-siap Ketiban 'Durian Runtuh'
Sempat terpisah beberapa musim, akhirnya Dedi diboyong Djanur saat melatih Persib Bandung di awal 2015 lalu. Meski merasakan gelar juara Piala Presiden, kolaborasi keduanya hanya berjalan singkat menyusul kondisi sepak bola Indonesia yang carut marut.
Kondisi tersebut membuat Djanur memutuskan pergi ke Italia untuk menimba ilmu sepak bola di klub Serie A, Inter Milan. Dedi juga mengikuti Djanur. Tapi, ia hijrah ke Malaysia dan bergabung dengan Sabah FA
Advertisement
Djanur menilai keputusan Dedi untuk meninggalkan Persib tepat. "Ini semua efek dari situasi sepak bola yang begini. Kita punya aset terbaik pun dengan berat hati saya harus merelakan. Dedi butuh masa depan karena umur sebagai pesebak bola terbatas, jadi ketika kita halang-halangi pun tidak bisa," kata Djanur kepada Liputan6.com di Bandung, Selasa (12/1/2016).
"Ketika lolos seleksi, silakan dan sebetulnya Dedi tuh adalah aset buat Persib."
Djanur mengaku kabar ini membuat perasaannya tidak menentu. Di satu sisi dirinya bangga, anak asuhnya berhasil menembus skuat Sabah FA dengan menyisihkan beberapa legiun asing. Sisi lainnya, Djanur harus merelakan pemain kesayangannya untuk hijrah.
"(Perasaan) Campur lah. Senangnya dia fenomenal, pemain asal Bandung nomor dua yang main di Malaysia setelah Robby Darwis," tuturnya.
Djanur berharap Dedi bisa sukses dan membanggakan sebagai jebolan Persib Bandung.