Liputan6.com, Jakarta - Tak ada pertandingan langsung yang dihelat Minggu (28/2/2016) malam di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta. Stadion pun gelap karena tak ada lampu yang dinyalakan.
Baca Juga
- Kalah dari Atletico, Ronaldo Kritik Pemain Madrid
- Presiden Baru FIFA Sewot Dibandingkan dengan Blatter
- 7 Bintang Sepak Bola Dunia yang Tak Pernah Cicipi Liga Inggris
Tapi di antara itu, riuh chants terdengar. Mulai dari You'll Never Walk Alone hingga Fields of Anfield Road menggema di GBK. Ya, malam itu, suporter Liverpool di Indonesia sedang mendukung tim pujaan yang sedang berlaga di Final Piala Liga melawan Manchester City lewat acara nonton bareng (nobar).
Meski hanya lewat 6 layar yang terpasang, fans Liverpool yang terhimpun dalam Big Reds tetap bersemangat mendukung Jordan Henderson dan kawan kawan. Para fan itu pun larut dalam ketegangan pertandingan.
Beberapa kali, para fan ini juga mencemooh Raheem Sterling setiap wajahnya muncul di layar. Maklum, Sterling menjadi public enemy sejak dia memutuskan pindah dari Liverpool ke City. Kepindahan itu dinilai karena gaji yang lebih tinggi, yang diming-imingi City.
Suasana sempat sepi ketika Manchester City menciptakan gol lewat kaki Fernandinho. Tak ada chants terdengar dari para fan Liverpool itu.
Semua tegang menantikan gol dari Liverpool. Apalagi di saat bersamaan, City juga terus menggempur pertahanan The Reds. Beruntung, beberapa kali, Simon Mignolet melakukan penyelamatan gemilang.
Kesunyian itu akhirnya berubah menjadi sorak gembira ketika Liverpool akhirnya menyamakan kedudukan berkat gol Phillipe Coutinho. Tak hanya chants, kilauan flare pun sempat memanaskan atmosfer.
Ketegangan semakin memuncak ketika pertandingan diperpanjang ke babak adu penalti. Sayang, tiga eksekutor Liverpool: Lucas Leiva, Adam Lallana, dan Philipe Coutinho gagal mengeksekusi bola.
Advertisement
Harapan Liverpool untuk meraih gelar Piala Liga, pupus sudah. Klopp harus menunda hasratnya mempersembahkan trofi bagi Liverpool.
"Seru dari awal sudah mati-matian. Tapi kita kalah karena kurang beruntung," kata salah seorang fan Liverpool, Cahyo yang mengaku sudah menggilai Liverpool sejak 2003.
Lain Cahyo, lain pula Mayang. Wanita yang menggemari Liverpool sejak SMA ini menilai, kepemimpinan wasit turut andil dalam kekalahan Liverpool. "Wasit kayaknya kurang berimbang tapi ya sudahlah. Liverpool sudah main maksimal," kata dia.