Pemimpin Tenis Rusia: Skandal Doping Sharapova Omong Kosong

Ratu tenis Maria Sharapova terlibat skandal doping saat mengikuti Australia Terbuka 2015.

oleh Marco Tampubolon diperbarui 08 Mar 2016, 15:30 WIB
Diterbitkan 08 Mar 2016, 15:30 WIB
Maria Sharapova
Ratu tenis Maria Sharapova terlibat skandal doping saat mengikuti Australia Terbuka 2015.

Liputan6.com, Jakarta - Rusia tidak percaya atletnya, Maria Sharapova, terlibat dalam skandal penggunaan doping. Petinggi olahraga tenis Rusia, Shamil Tarpischev, menegaskan temuan itu sebagai omong kosong.

Bahkan mantan petenis Rusia itu tetap akan memberangkatkan Maria Sharapova ke Olimpiade 2016, Rio de Janeiro, Brasil. "Saya pikir ini omong kosong. Atlet menerima apa yang disarankan oleh fisioterapis mereka," ujar Tarpischev dilansir The Sun.

 

Baca Juga

  • Sharapova Mengaku Pakai Doping Satu Dekade Terakhir
  • Pakai Doping, Sharapova Bakal Lolos Hukuman Berat?
  • Ducati Lakukan 'Lompatan Besar' Jelang MotoGP Qatar



Maria Sharapova gagal melalui tes doping saat tampil Australia Terbuka 2015. Federasi Tenis Internasional (ITF) menyampaikan hal itu lewat surat yang dikirimkan pada 2 Maret lalu.

Sharapova juga sudah mengaku telah mengonsumsi doping berjenis meldonium sebagai obat untuk menyembuhkan sejumlah penyakit yang dideritanya selama ini.

"Saya percaya Sharapova masih punya kesempatan untuk tampil di Olimpiade sembari melihat sejauh mana perkembangan kasus ini," kata Tarpischev. Meski mendapat sanksi, Sharapova dipastikan tidak bisa tampil hingga ITF mengeluarkan keputusan final terkait kasus ini.

Maria Sharapova usai memberikan keterangan pers di Los Angeles, Amerika Serikat.

Sementara itu, di situs resmi WADA, disebutkan bahwa lembaga doping dunia itu akan menahan diri untuk berkomentar lebih jauh terkait keputusan yang dikeluarkan ITF kepada Maria Sharapova. Seperti biasa, WADA ingin proses penyelidikan berjalan normal dan menjaga integritas dari kasus tersebut.

"Seiring dengan itu WADA akan mengkaji alasan di balik keputusan itu sebelum menentukan apakah perlu atau tidak mengajukan banding ke Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS)," tulis WADA.

WADA menjelaskan bahwa meldonium sudah masuk dalam program monitoring sejak 2015. Namun meldonium baru masuk daftar barang terlarang tahun 2016 dan efektif berlaku sejak 1 Januari.

"Meldonium ditambahkan ke (daftar barang terlarang) sebab bukti penggunaannya oleh atlet dengan tujuan meningkatkan kinerja," tulis WADA.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya