Liputan6.com, Sidoarjo - Penampilan Yohanis Nabar pada Torabika Soccer Championship 2016 presented by IM3 Ooredoo terbilang mengilap. Dua golnya ke gawang Madura United membuatnya mejadi pemain terbaik pada laga pekan ketiga kemarin.
Sejatinya, Nabar harus memulai laga dari bangku cadangan. Dia masuk pada menit ke-65 menggantikan Muhammad Ridwan. Namun, pemuda Sentani ini sukses menyumbang sepasang gol yang lahir pada menit ke-79 dan 87.
Baca Juga
- Profil Sergio van Dijk: Bomber Haus Gol Persib Bandung
- Barcelona Vs Sevilla: Saling Jegal Demi Double Winners
- Now Live Streaming Gresik United Vs PS TNI
Â
Advertisement
Nabar seakan mengingatkan pencinta sepak bola mengenai bakat-bakat alami yang diciptakan Tuhan dari Tanah Papua. Postur mungil dari Anis membuat dia mirip dengan pemain seperti Oktovianus Maniani, Ferinando Pahabol, hingga Lukas Mandowen yang juga merupakan bakat dari Papua.
Awal Karier
Pemain kelahiran 14 September 1991 memulai kiprahnya di sepak bola saat bergabung dengan Tim PON Papua 2012 lalu. Sebenarnya, dia tak jadi pilihan utama kala itu. Namun, saat Ferinando Pahabol dan Patrick Wanggai direkrut Persipura Jayapura, Nabar dipanggil ke dalam Tim PON yang dilaksanakan di Riau.
Pemain berpostur 156 centimeter itu pun membuktikan diri. Dia sukses didaulat sebagai top skor PON cabang sepak bola 2012 dengan mengoleksi 5 gol. Prestasinya tersebut membuat beberapa kalangan terkejut. Dia akhirnya berkemsempatan dipanggil ke dalam TC timnas U-22. Namun, gagal dan kembali ke Jayapura.
Melihat hal itu, Persidafon Dafonsoro memanfaatkan kesempatan. Nabar kemudian masuk ke dalam tim inti Persidafon untuk Indonesia Super League 2012-13. Bersama klub berujuluk Gabus Sentani ini Nabar menjelma menjadi bintang. Tercatat, dia berhasil mencetak enam gol dalam ISL kala itu.
Persidafon merupakan klub pertamanya di ISL, namun tim Gabus Sentani harus terdegradasi pada penghujung musim. Namun Sriwijaya FC tak mau ketinggalan mencicipi bakat Nabar
Bergabung Sriwijaya FC
Saat Persidafon terdegradasi, Laskar Wong Kito datang menawarinya kontrak. Bahkan, Sriwijaya FC berani menyodorinya kontrak selama dua musim pada ISL 2013-14. Tentu, ditawari oleh juara ISL 2011-12 tak membuat Nabar membuang peluang. Namun, kiprahnya harus semusim saja di Sriwijaya lantaran berhentinya ISL pada 2015 lalu.
Namun demikian, Sriwijaya FC enggan melepasnya. Dia lantas kembali dikontrak oleh manajemen dalam beberapa turnamen dan TSC 2016 ini. Melihat dari turnamen sebelumnya, Anis memang sempat kalah bersaing dengan penyerang Sriwijaya FC. Dia beberapa kali duduk manis dibangku cadangan, menanti untuk dimasukkan pelatih.
Maklum, Sriwijaya FC diisi oleh sederet pemain senior, seperti M Ridwan, Firman Utina, hingga Ichsan Kurniawan. Namun, pemain mungil dengan determinasi, kecepatan dan daya juang tinggi ini, selalu menjadi prajurit yang seakan tak berhenti mengejar bola.
Tenaganya yang luar biasa membuat sang pemain menjadi jurus pemungkas Sriwijaya ketika mengalami kebuntuan. Puncaknya kala dia mencetak dua gol ke gawang Madura United pekan lalu.
Nabar memang tak selalu menjadi yang pertama untuk Sriwijaya FC. Namun, dia bak senjata rahasia yang ketika dilepaskan, akan meledak tak terhentikan.