3 Duet Paling Maut di TSC 2016

Klub-klub acap memakai formasi dua striker, seperti 4-4-2, hingga 4-2-2-2.

oleh Liputan6 diperbarui 25 Okt 2016, 14:40 WIB
Diterbitkan 25 Okt 2016, 14:40 WIB
Logo Torabika soccer championship 2016
Logo Torabika soccer championship 2016 (Liputan6.com/Abdillah)

Liputan6.com, Jakarta-- Torabika Soccer Championship (TSC) 2016 presented by IM3 Ooredoo sudah memasuki pekan ke-25. Total, 560 gol sudah tercipta, termasuk yang ditorehkan oleh tiga tandem tertajam ini.

Banyak yang menganggap taktik dua penyerang dalam formasi tim mulai ditinggalkan dan banyak pelatih lebih gemar memasang formasi penyerang tunggal dengan mengeksplorasi lebar lapangan sebagai taktik andalan tim masing-masing.

Kendati demikian, anggapan tersebut nyatanya tak sepenuhnya benar. Sebab, para klub-klub di TSC 2016 merasakan gelontoran gol dari duet penyerangnya di lini depan.

Klub-klub acap memakai formasi dua striker, seperti 4-4-2, hingga 4-2-2-2. Formasi terakhir kadang dimulai dengan 4-2-3-1. Tetapi, di lapangan pemain lebih fleksibel, dan pemain gelandang serang muncul jadi penyerang bayangan.

Ini terlihat di Semen Padang kala Nur Iskandar kerap memainkan dua peran. Jadi gelandang serang, hingga masuk ke depan membantu Marcel Sacramento Silva.

Untuk itu, Liputan6.com mencoba menyimpulkan tiga tandem yang paling tajam di TSC 2016. Berikut daftarnya:

Alberto Goncalves dan Hilton Moreira

Alberto Goncalves dan Hilton Moreira

Duet Sriwijaya FC ini bisa dibilang yang paling tajam. Keduanya bahkan sudah menyumbangkan total 21 gol. Ini artinya setengah dari 44 gol SFC disumbangkan oleh kedua pemain ini.

Beto jadi yang paling subur di SFC. Sebab, dia sukses mencetak 14 gol dan lima assists untuk Laskar Wong Kito. Tentu, ini semakin membuktikan kalau umur bukan masalah.

Hilton di sini berperan sebagai penyerang bayangan. Dia acap memberikan ruang kosong dan pengalih perhatian. Meski begitu, catatan golnya lumayan apik, yakni tujuh gol.

Selain lihat mencetak gol, Hilton juga impresif membuka ruang dengan catatan 70 persen akurasi umpan. Empat asissts sudah cukup bukti bagi dia.

Kini, keduanya tentu berharsrat membawa klub kebanggaan masyarakat Palembang tersebut berjaya di TSC 2016. Masih patut dinantikan gelontoran gol dari Beto dan Hilton.

Marcel Silva dan Nur Iskandar

Marcel Silva dan Nur Iskandar

Kolaborasi asing dan lokal tercipta di Semen Padang. Pelakonnya adalah Marcel Silva dan Nur Iskandar. Keduanya telah total mengumpulkan 19 gol dengan perincian Marcel 16 gol dan Nur Iskandar 3 gol. Keduanya pun kerap ditampilkan secara bersama-sama.

Kendati Nur Iskandar kalah mengilap, tetapi perannya cukup terasa. Ya, ini berkat penampilan apiknya di lapangan. Mungkin Marcel tak akan mencetak begitu banyak gol tanpa adanya Nur Iskandar.

Sebab, Nur bak pengalih perhatian bek lawan. Dia juga lihai dalam urusan membuka peluang. Ini dibuktikannya kala menorehkan 72 persen akurasi umpan.

Total, delapan assists sudah dia ciptakan untuk Kabau Sirah. Kecepatannya di depan gawang, membuat bek lawan kerap kerepotan dengan aksinya.

Duet ini tentu masih bisa menggila lagi di TSC. Sebab, saat ini Marcel saja sukses jadi top skorer sementara TSC 2016.

Pablo Rodrigues dan Bayu Gatra

Pablo Rodrigues dan Bayu Gatra

Sementara itu, kolaborasi Pablo Rodrigues dan Bayu Gatra di Madura United juga layak berada di deretan duet penyerang tertajam.

Keduanya total mengemas 16 gol. Tapi, Pablo bisa dibilang bekerja sendiri karena telah mencetak 14 gol. Sedangkan Bayu baru mengemas 2 gol.

Kendati begitu, peran Bayu Gatra cukup penting dalam hal mengkreasi peluang dan memberikan umpan terukur. Bayu bersama Madura United bisa dibilang punya perubahan posisi.

Posisi dia sebenarnya adalah seorang gelandang. Tetapi, Pelatih Gomes de Oliveira mengubahnya jadi striker bayangan.

Sejauh ini tampaknya cukup berhasil. Sebab, Bayu sukses membuka ruang bagi Pablo dengan catatan empat assists untuk Madura United.

I. Eka Setiawan

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya