Rumah Cemara Bersaing Rebut Uluran Tangan Manchester City

Rumah Cemara yang mewakili organisasi berbasis kominitas asal Indonesia masih tertinggal 10 ribu suara.

oleh Audrey Santoso diperbarui 20 Des 2016, 17:50 WIB
Diterbitkan 20 Des 2016, 17:50 WIB
Manchester City vs Watford
Manchester City

Liputan6.com, Jakarta Organisasi berbasis komunitas penderita HIV Aids dan pengguna narkotika, psikotropika dan zat adiktif (napza), Rumah Cemara terpilih masuk dalam nominasi program sosial Cityzens Giving Manchester City, yang digagas oleh City Football Foundation. Sejak 2009, Rumah Cemara dikenal gencar mengampanyekan antidiskriminasi dan antistigma terhadap Orang Dengan HIV Aids (ODHA) dan pengguna napza.

"Cityzens Giving mengalokasikan dana sebesar £400,000 untuk 6 kota di dunia, salah satunya kami. Rencananya, dana yang didapat oleh Rumah Cemara nantinya akan digunakan untuk mengedukasi anak jalanan di Bandung terkait penanggulangan HIV/AIDS dan napza," ujar Koordinator Pengembangan Olahraga Rumah Cemara Rijki Kurniawan kepada Liputan6.com, ketika dihubungi, Selasa (20/12/2016).

Menurutnya, upaya mereka berkampanye lewat sepakbola dilatarbelakangi tingginya stigma dan diskriminasi terhadap pengidap HIV/AIDS, konsumen narkoba di Indonesia. Tak hanya itu, stigma dan diskriminasi terhadap kelompok marginal lainnya seperti anak jalanan atau waria juga masih tinggi.

"Sepak bola itu olahraga rakyat. Makanya dipilih sebagai media agar antara orang kaya, pengidap HIV-AIDS, gelandangan, mahasiswa, konsumen narkoba, dan kelompok sasaran pemberdayaan Rumah Cemara lainnya saling berbaur," jelas Rijki.

Kegiatan rutin yang dilakukan Rumah Cemara dan telah didukung oleh instansi pemerintah seperti Pemerintah Kota Bandung dan Komisi Penanggulangan Aids Indonesia (KPAI) adalah liga sepak bola jalanan (street-soccer) dengan tema perubahan (League of Change). "Mendemonstrasikan keadilan sosial bersepak bola bagi seluruh rakyat Indonesia sejak 2013," tandas Rijki.

Rijki tak menutup mata, bahwa untuk merealisasikan program Rumah Cemara, diperlukan dana yang tak sedikit. Karenanya, besar harapan komunitas yang didirikan Ginan Koesmayadi  ini, untuk memperoleh dana dari Cityzens Giving Manchester City, "Dananya bisa didapat kalau kami memenangkan vote. Kami meminta partisipasi seluruh warga Indonesia yang peduli dengan kaum termarginal, untuk berpartisipasi."

Voting melalui www.cityzensgiving.org/manchester sudah dilakukan sejak 16 November dan berakhir pada 24 Desember 2016. Lima kota lainnya yang berlomba mendulang voting tertinggi antara lain Melbourne, Manchester, New York, Beijing, Mexico City. "Semakin besar vote yang diperoleh, semakin besar dana yang didapat. Kita masih tertinggal kurang lebih 10 ribu suara sama Mexico City," tutur Rijki.


POPULER

Berita Terkini Selengkapnya