Perceraian Tidak Terelakkan Arsenal - Arsene Wenger

Kontrak Arsene Wenger di Arsenal berakhir musim ini.

oleh Harley Ikhsan diperbarui 19 Mar 2017, 17:15 WIB
Diterbitkan 19 Mar 2017, 17:15 WIB
Pelatih Arsenal asal Prancis, Arsene Wenger.
Pelatih asal Prancis, Arsene Wenger, memasuki babak akhir kepelatihannya di Arsenal. (AFP/Ben Stansall)

Liputan6.com, London - Setelah 21 tahun bersama, pernikahan Arsene Wenger dan Arsenal segera berakhir. Yang masih jadi pertanyaan adalah kapan keduanya berpisah.

Wenger mengindikasikan sudah mengambil keputusan. Namun, pelatih asal Prancis tersebut belum mau mengumumkannya.

"Segera," kata Wenger, usai anak asuhnya menderita kekalahan keempat di lima laga terakhir Liga Inggris, dilansir Sky Sports.

Arsenal baru saja ditaklukkan West Bromwich Albion 1-3, Sabtu (18/3/2017). Hasil tersebut membuat perjuangan mengamankan tiket Liga Champions musim depan semakin berat.

Tertahan di peringkat 5, defisit lima angka berpeluang bertambah jika Liverpool menaklukkan Manchester City, Minggu (19/3/2017) malam WIB. Tidak hanya itu, Arsenal juga berpotensi tergusur ke posisi 6 jika Manchester United menumbangkan Middlesbrough beberapa jam sebelumnya.

Warisan Wenger

Akankah Arsenal gagal lolos Liga Champions? Dan jika begitu, apakah Wenger pergi?

Bakal sangat disayangkan kalau dua skenario itu terjadi. Sebab, warisan yang ditinggalkan Wenger bagi Arsenal dan Inggris jadi ternoda.

Diiringi reaksi 'Arsene who?' ketika ditunjuk sebagai suksesor Bruce Rioch, September 1996, harus diakui Wenger sudah merevolusi sepak bola di sana.

Selain tiga gelar Liga Inggris, Arsene Wenger mempersembahkan enam titel Piala FA bagi Arsenal. (REUTERS/Eddie Keogh)

Dengan mempersembahkan mahkota Inggris edisi 1998, dia membuat Arsenal kembali disegani setelah tidak berkuasa selama tujuh tahun. Wenger juga memenangkan dua titel (2002, 2004) serta menciptakan The Invincibles, tim yang tidak terkalahkan pada 49 partai di pentas liga.

Wenger juga mengubah budaya klub dalam mengonsumsi gizi dan sistem latihan. Sosok dijuluki The Professor itu juga mementingkan aspek finansial. Langkahnya saat memprakarsai kepindahan klub dari Highbury ke Emirates Stadium membantu The Gunners bersaing melawan rival-rival kaya domestik dan Eropa.

Sepak terjang Wenger di Arsenal mendorong klub lain untuk mengikuti.

Peringkat 4 Bukan Trofi

Kenyataannya, masuk 4 besar sudah menjadi 'trofi' bagi Arsenal pada beberapa tahun belakangan. Mereka tidak lagi terlibat persaingan gelar begitu Chelsea dan Manchester City muncul sebagai kekuatan baru Liga Inggris. 

Kalaupun para tim papan atas tersungkur, Arsenal yang dalam posisi 'lebih' stabil justru gagal memaksimalkan kesempatan. Masih kental dalam ingatan, ketidakmampuan The Gunners memanfaatkan nestapa klub kuat pada 2016/2017.

Ketika Manchester City dan Manchester United ditangani pelatih yang segera dipecat, Chelsea membuang peluang mempertahankan gelar, dengan Liverpool dan Tottenham Hotspur masih belum kuat berdiri, Arsenal semestinya menduduki takhta musim lalu. Nyatanya, mereka 'membiarkan' Leicester City berjaya.

Kondisi inilah yang membuat pendukung kesal. Ditambah kekecewaan demi kekecewaan di pentas Eropa, mayoritas suporter meminta Wenger pergi begitu kontraknya habis akhir musim ini.

Fans Arsenal membentangkan pesan agar Arsene Wenger pergi begitu The Gunners disingkirkan Bayern Muenchen di Liga Champions. (AP Photo/Frank Augstein)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya