Â
Liputan6.com, Jakarta - Persatuan Sepak Bola Tentara Nasional Indonesia (PS TNI) lahir di tengah konflik. Liga 1 jadi kompetisi resmi pertama yang bakal diikuti tim berjuluk The Army tersebut.Â
Perseteruan PSSI dan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) 2015 lalu memicu sanksi pembekuan dari FIFA. Akibatnya Sepak bola Indonesia mati suri. Turnamen demi turnamen pun lahir agar pemain tidak menganggur terlalu lama.Â
Advertisement
Baca Juga
Nama PS TNI mencuat saat tampil di Piala Jenderal Sudirman. Turnamen ini sengaja dibuat untuk memperingati hari ulang tahun Panglima Besar Jenderal Sudirman ke-100 dan berlangsung pada bulan November 2015 hingga Januari 2016. Sebanyak 15 klub tampil, dan PS TNI merupakan satu-satunya klub non Liga Super Indonesia (ISL) yang ikut ambil bagian. Demi mendongkrak kualitas tim, PS TNI mendatangkan pemain-pemain PSMS Medan yang sebelumnya menjuarai Piala Kemerdekaan.
Selain itu, The Army juga diperkuat oleh pemain-pemain berlabel timnas yang baru saja lulus pendidikan militer seperti Abduh Lestaluhu dan Manahati Lestusen. Dengan amunisi yang ada, PS TNI tampil sebagai kuda hitam. Lolos dari babak penyisihan dengan memenangkan seluruh laga, PS TNI akhirnya terhenti di perempat final.Â
Usai Piala Jenderal Sudirman, PSMS mengakhiri kerjasama dengan PS TNI. Sebagian pemain Ayam Kinantan memilih bertahan dan berseragam The Army. Setelah tersingkir di babak penyisihan grup, PS TNI memutuskan mengakuisisi klub asal Papua, Persiram Raja Ampat. Dengan pembelian ini, PS TNI melewati jalan tol menuju kasta tertinggi sepak bola nasional dan berlaga di Indonesia Soccer Championship A--turnamen jangka panjang digelar untuk menggantikan ISL pada tahun 2016.Â
Namun The Army justru melempem. Di laga perdana ajang ini, PS TNI kalah 1-2 di kandang Madura United. PS TNI mengakhiri ISC A di posisi buncit. Dari 34 pertandingan, The Army hanya meraih tujuh kemenangan dan lima hasil imbang.
Â
Target Juara
Konflik PSSI dan Kemenpora sudah mereda. Hukuman dari FIFA juga terlah dicabut dan kompetisi tertinggi pengganti ISL, Liga 1 bakal bergulir mulai 15 April 2016. IniÂ
"Dalam setiap pertandingan, kita harus punya impian tinggi, harus nomor satu (juara Liga 1). Piala Presiden itu pukulan bagi mereka untuk bangkit, pasti bangkit," ujar Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, membakar semangat para pemain PS TNI.Â
PS TNI telah meluncurkan tim yang akan tampil di Liga 1, Rabu (5/4/2017). Acara ini berlangsung di Stadion Haji Agus Salim, Padang. Padalah The Army rencananya bakal menggunakan Stadion Pakansari sebagai kandang mereka di ajang Liga 1.
Acara launching tim itu juga diwarnai dengan laga uji coba PS TNI melawan Semen Padang. Laga yang disaksikan langsung Panglima TNI itu berakhir imbang 1-1.Â
"Pertandingan kali ini juga dijadikan ajang seleksi pemain inti untuk mendapatkan hasil yang terbaik dalam Liga 1 PSSI nantinya," ujar Gatot dalam rilis kepada media.Â
Meski terbilang pendatang baru, PS TNI mengusung target fantastis: juara!Â
Sentuhan Pelatih Asing
Untuk mengejar target ini, PS TNI merombak komposisi tim pelatih. Suharto AD yang sebelumnya menukangi The Army kini digantikan pelatih asal Prancis, Laurent Hatton.
Hatton berusia 54 tahun. Ini merupakan kali pertama dia menangani tim Indonesia.Â
Hatton mengawali karier kepelatihannya di klub Prancis, Prancis Pacy Sur Eure, 2001. Sebelumnya dia menjadi pemain di klub tersebut dan juga sempat menjadi manajer.
Hatton kemudian melanjutkan karier sebagai pelatih tim muda Al Khor (2002-2005), Al-Rayyan (2005-2006), dan sempat jadi asisten pelatih tim senior Al-Gharafa (2006-2007). Selanjutnya dia kembali menangani Pacy Sur Eure lagi (2007-2011) dan Rouen Quevilly (2012). Hatton juga sempat masuk tim pelatih timnas Guenea.
Â
Â
Profil Tim
Nama: PS TNI
Julukan: The Army
Berdiri: 2015
Markas: Stadion Pakansari
Presiden Klub: Edy Rahmayadi
Pelatih: Laurent Hatton
Kapten: Manahati Lestusen
Advertisement
Skuat PS TNI saat lauching di Padang
Kiper: Dhika Bhayangkara, Teguh Amrirudin
Belakang: Leo Camara, Ganjar Mukti, Abduh Lestaluhu, Rinto Ali, Wanda Sahputra, Danie Pratama, M.Kasim Slamat.
Tengah: Manahati Lehtusen, Iyanga, Wawan Febrianto, Ahmad Noviandani, Steven Imbiri, Alwi Slamat, Ade Jantra, Erwin Ramdani, Irfandi
Depan: Guntur Triaji, Yogi, Agil, Gustur, Sansan, Pouya Hosseini.
*Skuat masih bisa berubah