Pembalap Lokal Kuasai Banyuwangi International BMX 2017

Hampir semua kelas yang dipertandingkan di Banyuwangi International BMX 2017 diikuti Akademi BMX Banyuwangi.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 24 Apr 2017, 14:50 WIB
Diterbitkan 24 Apr 2017, 14:50 WIB
Banyuwangi International BMX 2017
Banyuwangi International BMX 2017 (Dian Kurniawan)

Liputan6.com, Banyuwangi - Banyuwangi tidak sekadar menjadi tuan rumah dari even Banyuwangi International BMX 2017. Tapi juga menurunkan putra putri terbaiknya dalam event tahunan yang masuk kalender UCI (Union Cycle International) tersebut. Para atlet BMX lokal itu, tergabung dalam tim Akademi BMX Banyuwangi.

Hampir semua kelas yang dipertandingkan di ajang Banyuwangi International BMX 2017, diikuti oleh Akademi BMX Banyuwangi. "Kita menurunkan 36 pembalap. Semua kelas kami ikuti, kecuali women elite," tutur Ketua Akademi BMX Banyuwangi Laksmarion Moll saat ditemui di paddock Sirkuit International BMX Muncar.

Pria yang karib disapa Rion ini menceritakan cikal bakal akademi ini sebenarnya dirintis sekitar tahun 2000. Saat itu dirinya yang atlet BMX bersama rekan-rekan seprofesinya membuat semacam sekolah bmx bagi anak- anak sekitar Muncar, Banyuwangi.

"Namun sejak saya meninggalkan Muncar tahun 2005, sekolah BMX ini terhenti. Mereka hanya berlatih dalam kelompok-kelompok kecil, tidak terorganisir," kata Rion.

Pada tahun 2015, Banyuwangi menjadi tuan rumah Pekan Olahraga Provinsi Jawa Timur, yang salah satunya mempertandingkan cabang olahraga bmx. Pemkab lalu membangun sirkuit yang berada di Desa Kedungrejo, Muncar Banyuwangi.

Seiring dengan pembangunan sirkuit tersebut, geliat pecinta BMX mulai tumbuh. Klub BMX pun bermunculan di sekitar Muncar.

"Biar manajemen tertata dengan baik, semua pegiat BMX di Banyuwangi kita satukan di Akademi ini. Bahkan banyak para mantan atlet BMX era 90-an yang sekarang mulai mengikutkan anaknya untuk berlatih di akademi ini," ucap Rion.  

Menghadapi event tahunan ini, Akademi BMX Banyuwangi tak ingin hanya sekedar menjadi penggembira. Dia mempersiapkannya selama satu bulan terakhir. "Semua yang turun disani, kami latih intensif selama satu bulan. Pagi, siang dan sore hari," tuturnya.

Untuk jadwal latihan, akademi BMX ini menggelar jadwal rutin hampir tiap hari. Ada empat hari jadwal latihan yang wajib diikuti oleh atlet-atlet Akademi BMX. Serta dua hari latihan yang bisa diikuti atau tidak.

"Kalau tidak sedang mempersiapkan lomba, kita hanya latihan pada sore hari, tapi jika ada latihan kami latihan intensif, tiga kali sehari," katanya.

Sebelum pemusatan latihan,  beberapa peserta juga diikutkan dalam beberapa kejuaraan yang digelar di Malang dan Jepara. "Untuk melatih mental, kita ikutkan dikejuaraan lainnya," ucapnya.

Pelatih Berpengalaman

Banyuwangi International BMX 2017
Banyuwangi International BMX 2017 (Dian Kurniawan)

Berkat pelatihan yang intensif, sejumlah atlet Akademi BMX Banyuwangi menuai prestasi, diantaranya Wisma Aditya (12) siswa kelas VI, SDN 7 Sumberberas, Muncar yang meraih juara 1 kategori challenge usia 12 tahun.

Prestasi yang diraih anggota Akademi BMX ini tak lepas dari pelatih-pelatihnya yang berpengalaman. Selain itu, penanganan dan manajemen atlet juga cukup tertata dengan baik. Yang tak kalah pentingnya, Akademi BMX juga selalu diturunkan disetiap ajang perlombaan.

"Disini kita siapkan pelatih yang mumpuni, manajemen atlet dan pembinaan mental bertanding dengan mengikut sertakan di ajang-ajang perlombaan BMX," katanya.

"Kami mendapat kepercayaan dari ISSI Banyuwangi dan juga Dispora Banyuwangi untuk memanfaatkan fasilitas sirkuit ini, untuk latihan sekaligus untuk sekretariat," ujarnya.

Sementara itu, pembalap lokal Banyuwangi, Aditya mengatakan bahwa dia mulai bergabung di BMX ISSI Academy Banyuwangi sejak kelas dua tahun lalu. Juara yang mencatat waktu 42,44 detik ini mengaku persiapan untuk bisa meraih juara ini cukup ketat. Dibawah bimbingan Catur Bayu Rion Oktora, pelatih Academy, aditya berlatih selama dua bulan full di sirkuit ini.

"Latihannya 3 kali dengan rata 13 jam setiap pekannya. Memang harus latihan keras karena pengen jadi juara dunia, meskipun sering ketinggalan ujian sekolah," kata anak pedagang plastik di Muncar ini.

Atlit lainnya dari Akademi BMX ISSI Banyuwangi Saputra Maulidan Dwi Hartono yang turun dalam kelas challange usia 10 tahun, merasa senang dan bangga ikut bertanding pada ajang Banyuwangi International BMX 2017. "Senang bisa ikut bertanding, apalagi bisa menang juara 3," ujarnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya