MU Vs Ajax, Duel Klasik di Final Liga Europa?

Dua klub klasik, MU dan Ajax berpeluang untuk lolos ke final Liga Europa musim ini.

oleh Defri Saefullah diperbarui 05 Mei 2017, 17:15 WIB
Diterbitkan 05 Mei 2017, 17:15 WIB
Celta-Vigo-Manchester-United-Liga-Europa
MU berpeluang ke final Liga Europa berkat gol Marcus Rashford (AFP Photo/Miguel Riopa)

Liputan6.com, Jakarta Final Liga Europa makin mendekat. Ajax Amsterdam dan Manchester United (MU) sedang merintis jalan menuju Final Liga Europa berkat kemenangan yang mereka rebut di leg pertama semifinal Liga Europa pada 4 dan 5 Mei.

Ajax Amsterdam sudah tempatkan satu kaki di final usai menang 4-1 atas Olympique Lyon. Ajax menang mutlak berkat dua gol Bertrand Traore, Kasper Dolberg dan Amin Younes. Asal tak kalah 0-3 di kandang Lyon, Ajax sudah pasti lolos ke final.

Keberhasilan Ajax ke final nanti seperti mengulang masa jaya mereka di era 1970-an dan 1990-an. Terakhir, klub asal Belanda ini tuai prestasi di level internasional pada musim 1994/95. Saat itu, mereka sukses memenangi Liga Champions di bawah asuhan pelatih Louis Van Gaal.

Nama-nama seperti Edwin van Der Sar, Patrick Kluivert, Frank Rijkaard, Clarence Seedorf dan Frank de Boer mulai muncul ke permukaan. Itu terakhir kali mereka berjaya di Eropa. Setelah itu, nama Ajax seakan tenggelam seiring hijrahnya nama-nama beken di dalam tim.

Van der Sar seperti diketahui sempat hijrah ke MU, Fulham dan Juventus. Sedangkan Frank de Boer ke Barcelona, Clarence Seedorf dan Frank Rijkaard ke AC Milan. Ajax pun mulai menghilang dari jajaran elite klub Eropa. Entah bagaimana, Ajax tak bisa lagi menjadi tim yang menakutkan seperti kala masih punya Johan Cruyff yang bisa membuat Ajax menang Piala UEFA (nama Liga Champions kala itu) tiga musim beruntun (1970,1971 dan 1972).

Ajax Vs Lyon (AP Photo/Peter Dejong)

Era kejayaan Ajax pun hanya sampai 1994 saja karena mereka lebih banyak jual pemain bintang ketimbang rekrut prestasi untuk klub sendiri. Maka itu, momentum kejayaan Ajax seakan kembali lagi sekarang. Meski bukan Liga Champions, tapi melajunya Ajax Amsterdam ke final Liga Europa bakal jadi kemajuan berarti buat klub yang sudah juara Eridivisie 33 kali itu.

Ajax seperti sedang merintis jalan itu. Kini, klub yang didirikan 117 tahun lalu itu juga sedang membangun tim impian lewat bakat-bakat muda Belanda seperti Davy Klaasen, Diederik Boer, Kasper Dolberg dan Justin Kluivert. Pelatih Ajax, Peter Bosz mengakui timnya saat ini ingin mengulang kejayaan di Eropa. Caranya dengan setia kepada pakem sepak bola menyerang.

"Saya bangga dengan tim ini dan fans Ajax suka lihat permainan kami. Kami bermain menyerang, sepak bola atraktif dan itulah Ajax yang sebenarnya," kata Bosz.

Striker Chelsea yang kini dipinjamkan ke Ajax Amsterdam, Bertrand Traore. (AFP/Emmanuel Dunand)

Jalan Pintas MU

Sedangkan Manchester United (MU) tak perlu dipertanyakan lagi kepopulerannya. Meski di kancah Eropa baru mengenyam tiga kali juara Liga Champions, tapi mereka adalah raja di Inggris. Saat ini MU sudah koleksi 20 gelar Liga Inggris.

Setan Merah juga boleh didaulat sebagai klub paling favorit di dunia. Itu tak lain karena jumlah fans yang mereka miliki seluruh dunia. MU juga saat ini tercatat sebagai klub paling kaya di dunia, kalahkan Real Madrid dan Barcelona.

Dengan sederet sebutan itu, sewajarnya bagi MU untuk lolos ke final Liga Europa bahkan jadi juara. Memang, ini trofi kelas dua tapi gelar juara Liga Europa bernilai banyak bagi MU.

Liga Europa sama saja dengan tiket bagi mereka untuk lolos ke Liga Champions. Maklum, MU saat ini masih berjibaku di posisi kelima klasemen Liga Inggris.

Penyerang Celta Vigo, Lago Aspas (kanan) berusaha melewati dua pemain Manchester United Vigo pada pertandingan leg pertama semifinal Liga Europa di stadion Balaidos, Spanyol (5/5). MU menang 1-0 atas Celta Vigo. (AFP Photo/Cesar Manso)

Padahal, hanya empat klub yang berhak lolos ke Liga Champions musim depan. Seperti diketahui, juara Liga Europa bakal mendapatkan tiket langsung tampil di Liga Europa. Usai MU menang 1-0 atas Celta Vigo, Mourinho kecewa karena timnya tidak menang lebih banyak. satu-satunya gol MU dicetak lewat tendangan Marcus Rashford.

"Menang 1-0 sangat sedikit. Harusnya ini bisa lebih baik dan melihat jejak Celta Vigo di Eropa, kami harus respek dengan mereka," ujarnya.

Kans MU dan Ajax

Meski sudah petik modal penting di leg pertama semifinal Liga Europa, Ajax dan MU tetap harus menuntaskan misi menang mereka di leg kedua yang berlangsung 12 Mei mendatang. Ajax relatif lebih santai dengan kemenangan 4-1 di leg pertama.

Ajax hanya wajib menjaga keunggulan dan usahakan tidak kebobolan saat melawan Lyon. Selain tidak kebobolan, Ajax juga minimal wajib cetak satu gol di laga nanti agar merusak konsentrasi Lyon.

Kiper Celta Vigo, Sergio Alvarez (tengah) gagal menghalau bola tendangan penyerang MU, Marcus Rashford pada pertandingan leg pertama semifinal Liga Europa di stadion Balaidos, Spanyol (5/5). MU menang 1-0 atas Celta Vigo. (AFP Photo/Miguel Riopa)

Sedangkan tugas MU lebih berat. Dengan kemenangan 1-0, segala hal masih mungkin terjadi. Celta Vigo diyakini bakal habis-habisan untuk membombardir pertahanan MU. "Kami akan cetak gol di markas MU nanti, seperti yang biasa kami lakukan," kata Eduardo Berizzo, pelatih Celta Vigo.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya