Gowes Touring Pesona Nusantara: Taklukkan Tanjakan Bener Meriah

Rute perjalanan dari Bireuen sampai Takengon seraya menapak tilas situs-situs sejarah bagi tim Gowes Touring Pesona Nusantara.

oleh Bogi Triyadi diperbarui 17 Mei 2017, 15:45 WIB
Diterbitkan 17 Mei 2017, 15:45 WIB
Gowes Touring Pesona Nusantara
Tim Gowes Touring Pesona Nusantara disambut meriah di perbatasan Takengon dan Bener Meriah, Selasa (16/5/2017). (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Hari keempat, Selasa (16/5/2017), tim Gowes Touring Pesona Nusantara (GTPN) menyusuri rute yang dinilai paling berat di antara semua rute yang harus dijelajahi selama Etape 1. Rute perjalanan dari Bireuen sampai Takengon yang ditempuh di hari keempat mirip dengan Route Audax Bromo 100 km, dimana tim harus Gowes ke daerah pegunungan setinggi 1500 mdpl. Ketinggian yang lebih tinggi dari rute Puncak, yang ketinggiannya mencapai 1100 m dpl.

Meski secara fisik rute hari keempat ini merupakan rute yang menantang dancmelelahkan fisik, dari sisi batin dan pengetahuan sangat bermakna. Pasalnya, rute yang dilewati selain memaparkan pemandangan pegunungan daerah Aceh yang indah juga mengajak, tim Gowes Touring menapak tilas sejarah bangsa yang sangat berharga untuk disosialisasikan kepada khalayak yang menyimak perjalanan tim GTPN ini.

Masih di awal perjalanan rute Bireuen-Takengon, di perbukitan yang menjorok di antara himpitan gunung kokoh di antara sudut tikungan tepatnya di kilometer 29 di Kecamatan Juli, Bireuen, tim Gowes Touring melewati situs sejarah yang bernama Cot Panglima. Di zaman perjuangan dulu, di sinilah, Panglima Divisi X, Kolonel Hussein Yusuf menyempatkan diri beristirahat, kala mengangkut peralatan Radio Rimba Raya ke wilayah Aceh Tengah, kini Bener Meriah pada 1948.

"Dulu disini disiarkan Radio Perjuangan yang menandakan Indonesia belum dikuasai Belanda sepenuhnya. Menjadi tonggak perjuangan diplomasi yang sangat berarti bagi negeri ini," kata Ketua Tim Gowes Budi Yakin.

Bahkan, tak hanya sejarah masa perjuangan Indonesia, di Kabupaten Bener Meriah ini juga menyajikan sejarah modern dan aktual. Misalnya fakta sejarah tentang Presiden RI Jokowi yang ternyata sempat meniti awal karier di daerah Aceh.

Di masa mudanya dulu, Presiden Jokowi sempat tinggal di Bener Meriah kurang lebih tiga tahun lamanya untuk bekerja di PT Kertas Kraft Aceh, sekitar tahun 1986-1988. Meski rumah yang dulu pernah ditinggali beliau telah digusur demi pengembangan Bandara Rembele, Jokowi sempat memiliki Bapak Angkat bernama H. Nurdin yang masih hidup dan tinggal di Bener Meriah hingga sekarang.

Daerah yang dulunya sempat disebut dengan Aceh Tengah ini tak sekedar menyajikan pengetahuan situs sejarah kepada tim Gowes Touring, dipimpin langsung bapak bupati segenap jajaran Pemda Bener Meriah yang memberikan sambutan luar biasa di
perbatasan Takengon – Bener Meriah dan memberikan pengawalan yang benar-benar sesuai dengan SOP yang ditentukan.

Kabupaten Bener Meriah terbukti benar-benar dirasakan meriah oleh tim Gowes Touring sehingga mampu meredam rasa lelah dalam menjelajah tantangan terberat di etape 1 sekarang.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya