Gelandang PS TNI Menangis Beri Salam kepada Jakmania

Liputan6.com, Jakarta - Gelandang PS TNI, Hong Soon-hak, sempat memberikan penghormatan kepada suporter Persija Jakarta, The Jakmania di Stadion Pakansari, Cibinong, Kamis (8/6/2017). Ia bahkan sampai menangis.

PS TNI kalah 0-2 dalam pertandingan kontra Persija, di mana Hong Soon-hak bermain sebagai bek tengah di pertandingan ini. Dua gol Persija dicetak oleh Bruno Lopes dan Ramdani Lestaluhu yang melepaskan tembakan dari tendangan bebas.

Setelah pertandingan usai, Hong Soon-hak memutuskan untuk melakukan penghormatan kepada The Jakmania. Pemain asal Korea Selatan itu memulainya dari tengah tribun timur ditemani gelandang Persija, Sutanto Tan.

Setelah memberikan penghormatan dengan membungkuk di depan tribune timur, Hong Soon-hak mulai melakukannya sembari berputar ke arah selatan, kemudian ke area barat hingga tribune utara.

Saat melakukan penghormatan itu, tak jarang The Jakmania melemparkan atribut Persija yang mereka miliki ke arah Hong Soon-hak dan melakukan tepuk tangan. Yang menarik, Hong Soon-hak mengambil semua atribut Persija itu dan membawanya hingga ke ruang ganti.

"Terima kasih, saya sangat berterima kasih kepada semua The Jakmania. Saya tadi sempat menangis karena saya bahagia. Tahun lalu saya hanya bermain untuk Persija selama sembilan bulan, selama itu saya mendapatkan rasa hormat dan cinta," ujar Hong Soon-hak.

The Jakmania memang tidak hanya memberikan dukungan kepada Persija di Stadion Pakansari. Setiap kali nama Hong Soon-hak disebutkan sejak sebelum laga dimulai hingga ketika ia melakukan aksi di lapangan, para pendukung Persija itu kerap memberikan tepuk tangan.

"Saya sangat-sangat berterima kasih kepada The Jakmania. Momen yang mereka berikan pada pertandingan malam ini tidak akan pernah saya lupakan," ujarnya.

Hong Soon-hak memang dikenal sangat mencintai Persija meski dirinya sudah berseragam PS TNI. Hingga kini, pemain asal Korea Selatan itu masih memiliki keinginan kuat untuk kembali bermain di depan ribuan The Jakmania di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, sebelum kembali ke negara asalnya.

(Artikel asli ditulis Benediktus gerendo Pradigdo/diedit Wiwig Prayugi/Bola.com)