3 Faktor Paling Memengaruhi Rivalitas MotoGP 2017

Persaingan MotoGP 2017 kian sengit.

oleh Liputan6.com diperbarui 20 Agu 2017, 10:00 WIB
Diterbitkan 20 Agu 2017, 10:00 WIB
Andrea Dovizioso dan Marc Marquez
Andrea Dovizioso dan Marc Marquez terlibat persaingan sengit di MotoGP Austria 2017. (AP Photo/Kerstin Joensson)

Liputan6.com, Misano - MotoGP 2017 sejauh ini telah menggelar 11 balapan. Namun terkait siapa yang bakal merebut gelar juara dunia masih tanda tanya besar. Hal ini bisa dilihat dari persaingan yang terjadi di klasemen sementara MotoGP.

Marc Marquez saat ini sudah meraup 174 poin dengan rincian 3 kali podium pertama, 3 podium kedua, dan satu podium ketiga. Tapi, kursi singgasana yang sedang didudukinya tersebut masih belum aman mengingat Andrea Dovizioso terus menempel pembalap Repsol Honda dengan selisih 16 poin.

Bisa dikatakan, peta persaingan di musim ini tidak lagi berbicara tentang Pabrikan Honda dan Yamaha saja. Pasalnya, Ducati secara mengejutkan mampu mengacaukan strategi sejumlah kompetitornya tersebut.

Awalnya, banyak kalangan mengira jika tim asal Italia bakal kesulitan lantaran penggunaan winglet atau sayap pada kuda besi MotoGP sudah tak diperbolehkan lagi oleh Dorna Sports. Tapi, pada akhirnya itu hanya isapan jempol belaka.



Hal ini semakin diperkuat dengan grafik Andrea Dovizioso yang mulai menunjukkan peningkatan. Terutama saat dia berhasil mencetak 3 kemenangan di musim ini dan itu baru kali pertama dicetaknya sejak memulai kariernya di kelas utama MotoGP.

Berikut gambaran grafik tentang persaingan MotoGP:

Marc Marquez

Marc Marquez, MotoGP
Pembalap Repsol Honda, Marc Marquez sukses merebut pole position pada kualifikasi MotoGP Austria 2017 di Sirkuit Spielberg. (Jure Makovec / AFP)

1. Marc Marquez

Penampilan Marquez terlihat tidak begitu konsisten di 6 balapan pertama, sebab dia hanya meraup 68 poin saja. Setelah balapan di Mugello, Baby Alien mulai tampil trengginas.

Dari grafik menunjukkan jika dia mengalami peningkatan pesat. Dia pun sukses mencetak 106 di lima balapan berikutnya, dan secara total dia telah mengoleksi 174 poin.

Itu sebabnya, Marquez sukses menjauh dari Maverick Vinales yang awalnya menempel ketat pembalap Honda di klasemen MotoGP. Keberhasilan ini tak lepas dari kecakapan dalam merespons keluhan yang disampaikan pembalapnya.

Karena saat bersamaan mereka mampu memberikan ban yang sekiranya cocok dengan motor RC213V. Itu dibuktikan dengan kemenangan Dani Pedrosa di musim ini.

Krisis Yamaha

Maverick Vinales dan Valentino Rossi
Duo Movistar Yamaha, Maverick Vinales (depan) dan Valentino Rossi, dinilai pebalap Repsol Honda, Marc Marquez, sebagai rider terkuat pada MotoGP 2017. (Bola.com/Twitter/YamahaMotoGP)

2. Krisis Yamaha

Kuda besi Yamaha sudah tak ditakuti lagi. Awalnya, YZR-M1 yang ditunggangi Valentino Rossi serta Maverick Vinales tampak sempurna pada tiga balapan pertama.

Karena secara total, Rossi dan Vinales telah mengumpulkan 3 podium. Masalahnya datang saat balapan di Eropa. Masalah Michelin mulai berperilaku aneh saat menjalani balapan di Jerez dan Barcelona

Maverick-Valentino hanya mengumpulkan hanya satu podium dari lima balapan terakhir. Sehingga mereka hanya mampu mengumpulkan 45 poin dan 66 angka. Ini cukup bertolak belakang dengan capaian Marquez yang berhasil mencetak 106 poin, Dovizioso 79 dan Pedrosa 71 selama 5 balapan terakhir.

Pembalap Konsisten

MotoGP 2017, Andrea Dovizioso, Austria
Ekspresi Andrea Dovizioso di atas podium setelah menang pada balapan MotoGP Australia di Red Bull Ring, Spielberg, Austria (13/8/2017). Dovizioso menjadi juara stelah kalahkan Marquez pada lap terakhir. (AP/Kerstin Joensson)

3. Pembalap Konsisten

Andrea Dovizioso adalah pembalap yang konsisten. Mungkin itu hal yang tepat untuk menggambarkan penampilan rekan setim Jorge Lorenzo di musim ini.

Dovi sejauh ini telah mencetak 3 kemenangan, nomor yang sama dengan Marquez dan Vinales. Perkembangan Desmocedici GP17, yang dilakukan para mekanik sangat tepat dan mengubah posisinya di klasemen.

Dovizioso tampaknya menjadi pembalap sempurna di kejuaraan dimana dia selalu punya skenario yang tepat saat akan menyerang dan bertahan ketika menghadapi masalah. Konsistensi itu mulai terlihat saat Dovi mulai mengalami kemajuan sejak balapan di Argentina. (David Permana)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya