Etape Kedua ITdBI, Pembalap Adu Cepat di Rute Terpanjang

ITdBI bukan cuma even sport tapi juga promosi pariwisata Banyuwangi.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 28 Sep 2017, 18:50 WIB
Diterbitkan 28 Sep 2017, 18:50 WIB
Pembalap International Tour de Banyuwangi Ijen
Pembalap International Tour de Banyuwangi Ijen (Dian Kurniawan)

Liputan6.com, Banyuwangi - Pembalap International Tour de Banyuwangi Ijen (ITdBI) 2017 adu cepat di etape kedua, rute terpanjang dengan total 180,9 Kilometer, Kamis (28/9/2017). Para pembalap dari 19 tim melalui start di Dusun Kakao, Kecamatan Glenmore hingga finish di Kantor Bupati Banyuwangi.

Chairman ITdBI Guntur Priambodo mengatakan etape kedua menjadi rute yang cukup menantang bagi para pembalap. Di etape ini tim-tim yang bertanding harus mengatur strategi untuk bisa memenangkan podium dan menghemat energi.

Pasalnya, setelah melalui rute terpanjang pada hari ini, besok para rider bakal dihadapkan dengan etape terberat yakni tanjakan ektrem menuju Gunung Ijen.

“Rutenya memang dominasi flat, semua tim berpeluang menang di etape ini, tapi sebenarnya etape ini cukup tricky. Tim pembalap harus mulai mengatur strategi agar tidak hanya bisa menang tapi juga menjaga stamina pembalapnya agar tidak kehabisan tenaga untuk menghadapi tantangan paling berat di etape tiga besok,” tutur Guntur.

Para rider akan memulai garis start dari Dusun Kakao, Kecamatan Glenmore yang berada di wilayah selatan Banyuwangi. Dusun Kakao merupakan sebuah destinasi baru yang berada di areal perkebunan di wilayah Selatan Banyuwangi.

“Sebagaimana yang sering disampaikan Bupati Anas, ITdBI bukan cuma even sport tapi juga promosi pariwisata Banyuwangi. Di dusun ini kita ingin mengenalkan kekayaan cokelat milik Banyuwangi pada pembalap, kita juga ajak pembalap mencicipi coklat premium hasil perkebunan Glenmore,” kata Guntur.

Etape Terpanjang

Pembalap International Tour de Banyuwangi Ijen
Pembalap International Tour de Banyuwangi Ijen (Dian Kurniawan)

Dari Dusun Kakao, pebalap akan memacu pedalnya menuju perkebunan Kalikempit, tembus ke Sumberwadung, Pasar Sempu, Genteng Kulon, terus ke arah selatan menuju Tegalsari, Blokagung, Bangosere.

Dari situ pebalap akan lanjut ke arah Pedotan, Pasar Sambirejo, Simpanglima Jajag, Benculuk, Pasar Srono, Bagorejo, Gladak, Rogojampi, lalu naik ke arah Songgon, Pertigaan Sragi, Pasar Gendoh, Temuguruh, Genteng Wetan, Parijatah, Rogojampi, Labanasem, Kabat tembus Patung Kuda, Jalan Kepiting, hingga menuju Finish Kantor Bupati Banyuwangi.

“Etape ini memang yang terpanjang, tapi juga menyuguhkan jalan-jalan yang bervariasi dengan berbagai suasananya mulai menyusuri jalanan pedesaan, perkebunan, menyusuri pinggir sungai hingga memasuki area perkotaan. Mereka juga akan merasakan hawa sejuk persawahan di kaki Gunung Raung,” ujar guntur.

Pada etape dua ini pebalap bisa merebut poin di tiga titik sprint dan satu titik king of mountain (KOM). Lokasi sprint satu di KM 35,3 dari garis start di ruang terbuka hijau (RTH) Maroon, KM 61,7 KM di Bangorejo dan 91,1 KM di Cluring. Sedangkan titik KOM berada di KM 126,8 KM di wilayah Sragi.

Kompetisi balap sepeda kategori 2.2 ini akan digelar dalam empat etape pada 27-30 September dengan total lintasan sepanjang 533 KM. Pada etape pertama kemarin dimenangi oleh Davide Rebellin asal Italia. Selain membawa yellow jersey, Rebellin juga menyabet jersey polkadot sebagai tanda raja tanjakan dan green jersey sebagai simbol raja sprinter.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya