Incar Jadi Tuan Rumah MotoGP 2020, Menteri PUPR Bicara Infrastruktur Pendukung

Menteri PUPR bicara soal infrastruktur pendukung jika Indonesia ingin jadi tuan rumah MotoGP 2020.

oleh Yus Mei Sawitri diperbarui 18 Apr 2018, 20:25 WIB
Diterbitkan 18 Apr 2018, 20:25 WIB
MotoGP Indonesia
Pertemuan antara pemerintah, pengelola sirkuit, dan mitra strategis, di Gedung Bina Graha Staf Presiden di Jakarta, Rabu (18/4/2018). (Istimewa)

Jakarta, - Upaya Sirkuit Sentul menjadi tuan rumah MotoGP 2020 mulai mendapat dukungan dari pemerintah Indonesia. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basoeki Hadimoeljono, mendukung pembangunan infrastruktur di sekitar sirkuit.

Ini adalah proyek swasta murni, tetapi kami siap mendukung jika ada infrastruktur yang terkait untuk kepentingan publik, misalnya jalan, tempat parkir, dan sebagainya,” kata Basoeki, selepas pertemuan antara pemerintah, pengelola sirkuit, dan mitra strategis, di Gedung Bina Graha Staf Presiden di Jakarta, Rabu (18/4/2018). 

Selain Menteri PUPR, pertemuan itu juga melibatkan Menteri Pariwisata Arief Yahya, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, Tinton Suprapto, Ananda Mikola dan jajaran pengelola Sirkuit Sentul Bogor, serta Patrick Tan selaku mitra strategis penyelenggaraan MotoGP di Indonesia.

Pertemuan tersebut merupakan tindak lanjut kunjungan Presiden Jokowi ke Sirkuit Internasional Sentul pada 6 Maret 2018 dan pertemuan sebelumnya antara Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, Tinton, dan Ananda Mikola pada 19 Maret 2018.

Sementara itu Menteri Pariwisata Arief Yahya menyatakan, penyelenggaraan MotoGP bisa menyedot sedikitnya 100 ribu wisatawan mancanegara dan memberikan keuntungan hingga Rp 1 triliun. Bahkan, menurut dia dampak tak langsungnya bisa mencapai dua kali lipat dari angka itu, karena MotoGP disiarkan langsung melalui 60 stasiun televisi ke 200 negara di dunia.

Mantan pembalap nasional, Ananda Mikola, menambahkan MotoGP menjadi olahraga otomotif yang digemari berbagai segmen masyarakat Indonesia, dari kalangan atas hingga bawah. “Beda dengan F1 yang hanya disukai lapisan masyarakat tertentu,” kata pembalap yang pernah tampil di ajang Formula 3000, Asia Formula 3, hingga A1 Grand Prix itu.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya