Timnas Indonesia Jaga Asa Lolos Kualifikasi Piala Dunia 2026, Erick Thohir Tetap Evaluasi

Piala AFF 2018: Demi Naik Level, Thailand Pantang Main Mata Lawan Filipina

Setelah Piala AFF 2018, Thailand akan mentas di Piala Asia, tahun depan.

oleh Cakrayuri Nuralam diperbarui 21 Nov 2018, 13:45 WIB

Diterbitkan 21 Nov 2018, 13:45 WIB

Timnas Indonesia menyerah 2-4 dari Thailand pada laga ketiga Grup B Piala AFF 2018 di Stadion Rajamangala, Bangkok, Sabtu (17/11/2018) malam WIB. (Bola.com/Muhammad Iqbal Ichsan)

Liputan6.com, Bacolod - Thailand akan menghadapi Filipina di Panaad Stadium, Bacolod, Rabu (21/11/2018) pada fase Grup B Piala AFF 2018. Duel ini sangat menentukan nasib Timnas Indonesia.

Bila Thailand bermain imbang melawan Filipina, sudah dipastikan Timnas Indonesia tersingkir di Piala AFF 2018. Baik Thailand dan Filipina sudah mengemas enam poin, sedangkan Timnas Indonesia baru mengumpulkan tiga poin.

Namun, pelatih Thailand, Milovan Rajevac, enggan bermain mata dengan Filipina. Rajevac menegaskan, The War Elephant membidik poin penuh atas Filipina demi naik level.

"Saya berharap kami dapat membawa pemain terbaik saat melawan Filipina. Untuk membuat semua orang percaya diri di lapangan. Itulah yang kami harapkan," katanya, dikutip dari Federasi Sepak Bola Thailand (FAT).

"Kami tidak tahu apa yang akan terjadi. Tapi aku yakin kita pasti akan melakukannya (mengalahkan Filipina). Saya juga yakin kami akan naik level," ucap Rajevac menambahkan.

Ya, setelah Piala AFF 2018, Thailand akan dihadapkan dengan event yang lebih besar. Piala Asia pada Januari 2019. Mereka akan menghadapi negara yang lebih hebat, India, Bahrain, dan Uni Emirat Arab.

Thailand Punya Kualitas

Para pemain Thailand merayakan gol yang dicetak Korakod Wiriyaudomsidi ke gawang Timnas Indonesia pada laga Piala AFF 2018 di Stadion Rajamangala, Bangkok, Sabtu (17/11). Thailand menang 4-2 dari Indonesia. (Bola.com/M. Iqbal Ichsan)

Rajevac menegaskan, Thailand punya kualitas lebih baik ketimbang Filipina. Dia yakin kreativitas Adisak Kraisorn dan kawan-kawan bisa membawa pulang tiga poin dari tim besutan Sven-Goran Eriksson.

"Keuntungan dari tim ini adalah keterampilannya dan sangat berbakat. Di turnamen ini, kami tidak punya banyak waktu untuk mempersiapkan tim. Tapi kami memiliki tim tingkat tinggi," ucapnya.

"Semua orang menunjukkan bahwa mereka dapat meningkatkan diri. Dan mereka yakin bisa melakukan yang lebih baik dari sebelumnya," ujar pelatih berusia 64 tahun itu menegaskan.