Menilik 3 Sumber Kekuatan Persija Saat Merebut Trofi Liga 1 2018

Persija Jakarta memastikan diri menjadi juara Liga 1 2018 usai mengalahkan Mitra Kukar 2-1.

oleh Benediktus Gerendo Pradigdo diperbarui 12 Des 2018, 10:55 WIB
Diterbitkan 12 Des 2018, 10:55 WIB
Persija Vs Mitra Kukar
Pemain Persija Jakarta melakukan selebrasi usai menjuarai Liga 1 di SUGBK, Jakarta, Minggu (09/12). Persija Jakarta menang 2-1 atas Mitra Kukar. (Bola.com/M Iqbal Ichsan)

Jakarta Usai melalui perjuangan panjang dan keras musim ini, Persija Jakarta akhirnya keluar sebagai juara Liga 1 2018. Satu hal krusial yang membantu Macan Kemayoran menjadi juara adalah kolektivitas permainan dan materi pemain yang cukup merata di skuat asuhan Stefano Cugurra Teco itu.

Persija yang menjuarai Piala Presiden 2018 dan tampil di Piala AFC menemui ujian yang sebenarnya di Liga 1 2018. Marko Simic tak setiap pertandingan bisa mencetak gol, tiga pemainnya seperti Rezaldi Hehanussa, Andritany Ardhiyasa, dan Riko Simanjuntak, kerap menjadi langganan Timnas Indonesia yang melakukan persiapan menuju Asian Games 2018 dan Piala AFF 2018.

Dalam terpaan ujian tersebut Persija benar-benar memperlihatkan kolektivitas tim yang sebenarnya. Pada awal musim Persija mampu melangkah hingga semifinal zonal ASEAN Piala AFC 2018, memenuhi target manajemen yang mengharuskan mereka lolos fase grup.

Namun, dalam perjalanan di kompetisi Asia membuat Persija harus menunda pertandingan kontra Perseru Serui, dan menunda laga kontra Persib Bandung dan Persebaya Surabaya karena alasan tertentu.

Dampaknya, Persija pun pernah merasakan berada di dasar klasemen ketika mereka baru memainkan sembilan pertandingan ketika tim-tim lain sudah bermain 13 kali.

Selain itu, Teco harus mampu menambal posisi-posisi yang ditinggalkan oleh pemain utamanya. Sebagai contoh, Novri Setiawan yang pada musim lalu kerap dimainkan di posisi bek kiri atau bek kanan, pada musim ini cukup sering bermain sebagai penyerang sayap kiri selain tetap mengisi posisi bek kiri dan kanan ketika Rezaldi Hehanussa dan Ismed Sofyan tak ada.

Tak hanya itu saja, Rohit Chand yang berposisi di gelandang bertahan pun pernah menggantikan Ismed di bek kanan. Ramdani Lestaluhu yang biasa menjadi gelandang serang sempat juga dimainkan sebagai pemain sayap kiri.

Saling mengisi di dalam tim menjadi sebuah kunci keberhasilan Persija mengatasi tak adanya pemain yang harus dimainkan di posisi yang sebenarnya. Bahkan yang menarik, Marko Simic bukan satu-satunya pencetak gol dalam skuat Macan Kemayoran sepanjang musim.

Marko Simic memang menjadi pencetak gol terbanyak yang dimiliki Persija pada musim ini dengan torehan 18 gol, tapi seorang Jaimerson da Silva Xavier yang berposisi sebagai bek tengah pun mampu bersaing dalam torehan gol. Jaime berada di peringkat kedua daftar pencetak gol Persija dengan tujuh gol.

Sebanyak 14 pemain berhasil mencetak gol untuk Persija pada musim ini, artinya secara umum pemain pelapis pun mampu mempersembahkan gol untuk membantu Persija meraih kemenangan.

Pertahanan yang Solid

Persija Jakarta Kalahkan Borneo FC
Bek Persija Jakarta, Jaimerson Xavier, merayakan gol yang dicetaknya ke gawang Borneo FC pada laga Liga 1 di SUGBK, Jakarta, Sabtu (14/4/2018). Persija menang 2-0 atas Borneo FC. (Bola.com/Vitalis Yogi Trisna)

Satu kekuatan yang benar-benar dimiliki Persija adalah pertahanan yang kukuh. Sebenarnya kekuatan ini sudah ada sejak Liga 1 2017, di mana Persija juga menjadi tim dengan jumlah kebobolan paling sedikit sepanjang musim. Ternyata torehan positif di bagian pertahanan tim itu berlanjut ke musim 2018.

Persija kebobolan 36 gol dalam 34 pertandingan Liga 1 2018. Torehan itu menjadi jumlah kebobolan paling sedikit di antara 18 klub yang ada di Liga 1 2018.

Kombinasi penjaga gawang terbaik, Andritany Ardhiyasa, yang kerap mendapatkan panggilan memperkuat Timnas Indonesia, dengan lini pertahanan yang kukuh, di mana Ismed Sofyan, Jaimerson Xavier, Maman Abdurrahman, dan Rezaldi Hehanussa, memang terbukti bisa menjadi yang terbaik.

Namun, seperti yang sudah dibahas sebelumnya. Kolektivitas Persija juga terasa di lini pertahanan. Ketika Andritany Ardhiyasa tak ada, Persija memiliki Shahar Ginanjar yang didatangkan pada putaran kedua. Shahar yang mendapatkan 10 penampilan bersama Persija sukses mencetak empat cleansheet dengan jumlah kebobolan 9 gol.

Tak berbeda dengan Shahar, Andritany yang merupakan pilihan utama bermain sebanyak 29 kali dengan mencetak 7 cleansheet dan 21 kali kebobolan dari total 36 gol yang bersarang ke gawang Persija.

Tentunya keberhasilan Persija menjadi tim dengan jumlah kebobolan paling sedikit itu juga dibantu oleh lini pertahanan yang kukuh. Duet Jaimerson dan Maman Abdurrahman, dengan Gunawan Dwi Cahyo dan Vava Mario Yagalo sebagai pelapis, mampu memberikan kontribusi besar bagi keberhasilan tersebut.

Hadirnya Jaimerson da Silva Xavier pada musim ini mampu membuat semua penggemar Persija seakan lupa dengan sosok Willian Pacheco yang pada musim lalu menjadi pengawal pertahanan Persija. Jaimerson tak hanya mampu menjadi penghalang serangan lawan, tapi mampu membantu Persija meraih gol, di mana pemain asal Brasil itu sukses mencetak tujuh gol di Liga 1 2018.

Selain itu, kehadiran Ismed Sofyan dan Rezaldi Hehanussa, yang juga kadang dilapisi oleh Rohit Chand dan Michael Orah, tak boleh dilupakan. Bahkan Michael Orah yang dalam beberapa pertandingan terakhir Persija mendapatkan kesempatan mampu berkontribusi baik membantu serangan Persija hingga Ramdani Lestaluhu mampu mencetak gol ke gawang Sriwijaya FC.

Lini Tengah yang Seimbang

Persija Jakarta Vs Persib Bandung
Gelandang Persib Bandun, Dedi Kusnandar, terjatuh mengejar gelandang Persija Jakarta, Sandi Sute, pada laga Liga 1 di Stadion PTIK, Jakarta, Sabtu (30/6/2018). Persija menang 1-0 atas Persib. (Bola.com/Vitalis Yogi Trisna)

Beralih ke lini tengah Persija, Stefano Cugurra Teco tergolong tak memiliki begitu banyak variasi dalam menempatkan pemain di lini yang satu ini. Nama Sandi Sute, Rohit Chand, dan Ramdani Lestaluhu adalah andalan pelatih asal Brasil itu di putaran pertama, dengan pelapis Septinus Alua dan Arthur Bonai.

Namun, Arthur Bonai dilepas kembali ke Perseru di awal putaran kedua dan Persija mendatangkan pemain asing yang berposisi sebagai gelandang serang, Renan Silva, yang juga menggantikan Addison Alves yang bergabung dengan Persipura.

Kolaborasi Sandi Sute, Rohit Chand, dan Ramdani Lestaluhu di lini tengah memang sangat apik. Ramdani Lestaluhu lebih fokus untuk membantu serangan dari lini kedua.

Sandi Sute berposisi lebih sebagai gelandang bertahan yang bertugas memotong pergerakan bola di lini tengah ketika lawan menyerang. Permainan taktis dan tidak segan untuk melakukan pelanggaran demi menghalangi pemain lawan memasuki lini pertahanan Persija membuat Sandi Sute dikenal sebagai gelandang agresif.

Sandi Sute bahkan memiliki kualitas untuk mendapatkan panggilan dari Timnas Indonesia. Sayangnya, hingga Tim Garuda berlaga di Piala AFF 2018, tak ada sama sekali panggilan bagi pemain asal Kota Palu itu.

Sementara Rohit Chand punya daya jelajah yang lebih luas, sehingga bisa membantu ketika bertahan maupun menyerang. Sempat bermain sebagai bek kanan ketika Ismed Sofyan absen dan mencetak tiga gol adalah contoh betapa multitalenta pemain asal Nepal yang akhirnya terpilih sebagai pemain terbaik Liga 1 2018 itu.

Kehadiran Renan Silva di putaran kedua menambah variasi opsi yang dimiliki oleh Teco di lini tengah. Renan bisa menjadi pilihan utama sebagai playmaker di lini tengah Persija, sementara Ramdani Lestaluhu bisa menjadi supersub atau maju sebagai penyerang sayap.

Kolaborasi Ciamik Marko Simic dan Riko Simanjuntak

Persija Jakarta Vs Persela Lamongan
Striker Persija, Marko Simic, menggendong rekannya Riko Simanjuntak usai melawan Persela pada laga Liga 1 di SUGBK, Jakarta, Selasa (20/11). Persija menang 3-0 atas Persela. (Bola.com/Vitalis Yogi Trisna)

Persija Jakarta mencetak 53 gol dalam 34 pertandingan Liga 1 2018 untuk menjadi juara. Jumlah tersebut membuat Persija berada di peringkat ketiga, di bawah Persebaya Surabaya dan PSM Makassar, dalam daftar klub Liga 1 dengan gol terbanyak. Persebaya mencetak 60 gol sementara PSM mencatatkan 57 gol.

Seperti yang pernah diungkapkan oleh Stefano Cugurra Teco, Persija bukan hanya seorang Marko Simic saja. Terbukti 14 pemain Persija mampu mencetak gol di Liga 1 2018. Artinya secara umum semua pemain Persija, termasuk yang pelapis, ikut mempersembahkan gol untuk membantu Persija menjadi juara di akhir musim.

Marko Simic, sang striker, memang tetap menjadi yang paling banyak mencetak gol, yaitu 18 gol. Harus diakui bahwa motor utama keberhasilan lini depan Persija dalam mendapatkan gol ada di sosok Marko Simic. Torehan 18 gol atau 33 persen dari total gol yang dicetak oleh 14 pemain Persija, merupakan bukti konkret betapa penting Simic di lini depan Persija.

Yang menarik, Simic tercatat mencetak gol dengan berbagai cara, baik tembakan dengan kaki kanan, tembakan dengan kaki kiri, dari jarak dekat maupun jauh, hingga tandukan kepala.

Namun, jangan lupakan peran penting Riko Simanjuntak bagi Persija. Sejak pertama kali bergabung dengan Persija setelah Semen Padang terdegradasi, Riko Simanjuntak memperlihatkan potensi yang luar biasa di sisi kanan serangan Persija.

Bermodal kecepatan tinggi dan olah bola yang kerap merepotkan pemain lawan, Riko yang bertubuh mungil seringkali menusuk area kiri pertahanan lawan hingga melepaskan umapan silang atau membawa bola hingga ke dekat gawang. Torehan tiga gol dan sembilan assist, di mana rata-rata berbuah gol yang dicetak Marko Simic adalah bukti kolaborasi yang sangat baik antara pemain sayap dan striker utama.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya