Liputan6.com, Jakarta - Wakil Ketua Umum PSSI, Joko Driyono, menyatakan perputaran uang judi di Liga 1 mencapai USD 5,7 juta atau sekitar Rp 83 miliar.
Data tersebut diketahui setelah pihaknya mencoba mendeteksi ketidakberesan sepak bola Indonesia melalui betting pattern (pola taruhan) dan pergerakan uang di rumah judi.
Advertisement
Baca Juga
"PSSI sebenarnya sejak kepemimpinan pak La Nyalla (Mattalitti) di tahun 2013 bekerjasama dengan Sport Radar ini adalah partner FIFA, FIFA dulu menggunakan EWS (early warning system)," kata Jokdri dalam sebuah diskusi sepak bola di Surabaya, Senin (17/12).
"Keduanya perusahaan Jerman untuk melakukan deteksi dini darimana mengendus ketidakberesan melalui betting pattern, melalui pergerakan di rumah judi."
"Kita jangan terlalu negatif dulu dengan judi. Indonesia sekarang datanya bisa dishare kemana-mana karena datanya terbuka, pertandingan Liga 1 sekarang uang yang beredar di rumah judi itu 5,7 juta USD," sambungnya.
Sulit Diatur
Namun, mantan Sekjen PSSI di era kepemimpinan Djohar Arifin ini mengatakan tingginya perputaran uang di rumah judi bukan berarti sepak bola Indonesia semakin bobrok. Justru menurut kompetisi Indonesia semakin sulit diatur oleh bandar judi.
"Semakin besar kita jangan sampai menganggap itu semakin kacau. Semakin besar nilai itu justru semakin tinggi trust di kawasan dunia bahwa sepak bolanya tidak diatur," klaim Jokdri.
"Pada saat nilainya menurun dan orang tidak ada yang betting di rumah judi, maka dia mengatakan sepak bola kalian tidak terpecaya," tandasnya.
Â
Sumber: Bola.net
Advertisement