Liverpool - Sebuah momen mengharukan menjadi viral di dunia maya yang merekam momen mengharukan kapten Liverpool, Jordan Henderson. Hal ini terungkap usai The Reds juara Liga Champions akhir pekan kemarin.
Tak lama setelah pertandingan melawan Tottenham Hotspur yang berujung kemenangan 2-0 buat Liverpool, Henderson terlihat menuju ke tepi lapangan. Ada satu sosok yang sudah menantinya. Dia pria paruh baya, mengenakan kemeja merah muda, adalah ayah Henderson.
Keduanya lantas berangkulan, sangat erat, dan berurai air mata. Tak pelak, keduanya meluapkan emosi yang mungkin sudah tertahan sekian lama.
Advertisement
Baca Juga
Henderson gabung Liverpool pada 2011, sebagai pemain namun dengan nilai transfer yang cukup besar. Ia pun harus menghadapi tantangan tak mudah di depannya.
Setelah Steven Gerrard pensiun, Henderson mewarisi ban kapten. Bahkan hingga sekarang di saat pemain-pemain yang dianggap lebih punya nama besar, berdatangan di Anfield.
Namun, ia kerap menerima kritik dalam beberapa tahun terakhir. Ia bergeming. Lihat saja, terutama memasuki putaran kedua musim ini. Sangat terlihat bagaimana pengaruhnya buat tim Liverpool, khususnya di luar lapangan.
Semua emosi itu akhirnya meledak di Wanda Metropolitano Stadium. Ia merangkul sang ayah, yang jadi suporter pertama dan paling loyal dalam hidupnya.Â
Setali tiga uang, ayah Henderson yang bernama Brian itu, tak melepaskan pelukan putra kebanggaannya itu. Lama keduanya berpelukan, cukup lama untuk membuat orang yang menyaksikannya ikut larut dalam keharuan.
Brian Henderson, penyintas kanker. Dia pernah divonis menderita kanker tenggorokan selama beberapa dekade terakhir, namun sekarang ia sudah dinyatakan sembuh.
Â
Simply beautiful 🤗The Liverpool skipper shares this heartwarming moment with his father immediately after winning the #ChampionsLeague.#UCL #OptusSport pic.twitter.com/vmZI1QnvRP
— Optus Sport (@OptusSport) June 2, 2019
Mimpi Jadi Kenyataan
"Ketika dia berusia 10 tahun, saya membawanya menonton final Liga Champions Manchester United, dan saat lagu Liga Champions berkumandang, dia bilang 'Ayah saya akan main di sana suatu hari nanti," ungkap Brian kepada Optus Sport.
"Dia telah melakukannya, tak hanya sekali namun dua kali, dan dia memenanginya satu kali. Sangat senang untuknya."
"Saya pikir dia jika dia tak mengangkat trofi hari ini, bisa memberikannya musim panas yang sangat sangat buruk. Tapi, dia sekarang dia akan punya musim panas yang fantastis bersama rekan satu timnya," kata Brian.
Jordan Henderson membalas kebanggaan sang ayah. Dia merasa berterima kasih karena sang ayah membawanya ke final Liga Champions semasa kecilnya.
"Saya rasa inilah mimpi jadi kenyataan! Dia membawa saya nonton final Liga Champions, saya rasa AC-Juventus jika saya tak salah, 0-0, itu laga yang bagus," timpal pemain internasional Inggris itu.
"Tapi, saya bilang padanya, tentu saja, 'saya ingin bermain di final suatu hari nanti'. Yang pertama tak beruntung, kami tak menang, namun yang ini sungguh luar biasa."
"Dia telah melawati masa-masa sulit, dia dan keluarganya, jadi dia layak menikmati ini semua."
"Jadi, saya senang bisa membawa medali ini ke rumah buatnya, untuk keluarga saya, dan saya yakin teman-teman satu tim juga merasakan hal sama," ucap pemain 28 tahun itu.
Raihan gelar Liga Champions musim ini membuat koleksi trofi Si Kuping Besar Liverpool menjadi enam.
Sumber: Bola.com
Advertisement