Jakarta - Timnas Indonesia baru saja mengetahui rintangan dalam usaha mencapai Piala Dunia 2022. Mereka masuk Grup G putaran kedua kualifikasi zona Asia bersama Uni Emirat Arab (UEA), Vietnam, Thailand dan Malaysia. Kualifikasi Piala Dunia 2022 Zona Asia dilakukan sekaligus dengan Kualifikasi Piala Asia 2023.
Pertandingan pada kualifikasi nanti akan menggunakan format kompetisi penuh di mana semua tim akan bertemu. Kualifikasi akan dimulai dari tanggal 5 september 2019 hingga 9 Juni 2020.
Advertisement
Baca Juga
Kualifikasi Piala Dunia 2022 Zona Asia dilakukan sekaligus dengan Kualifikasi Piala Asia 2023. Juara grup dan 4 runner up terbaik akan lolos langsung ke tahap akhir kualifikasi Piala Dunia Zona Asia dan berhak lolos langsung ke Piala Asia 2023 di China. Kemudian tim terbaik dari 24 tim tersisa akan kembali bertanding guna memperebutkan slot tersisa Piala Asia.
Keikutsertaan Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia edisi depan terasa jadi embun penyejuk. Di edisi sebelumnya, Piala Dunia 2018 Tim Merah-Putih absen karena status keanggotaan FIFA dibekukan gara-gara intervensi Kemenpora terhadap kepemimpinan PSSI.
Sejarah mencatat Timnas Indonesia spesialis gagal saat mengarungi Kualifikasi Piala Dunia. Negara kita selalu kalah bersaing dengan negara-negara Jajirah Arab dan Ras Kuning yang jadi pelanggan tampil di World Cup.
Di antara rentetan kegagalan tersebut, ada dua cerita menarik menyangkut Timnas Indonesia dengan ajang Piala Dunia yang dikenang sepanjang masa. Simak nostalgia ala Bola.com di bawah ini:
Â
Kisah Lolos ke Piala Dunia 1938
Piala Dunia 2018 tinggal sembilan hari lagi dimulai. Hari ini pada 80 tahun silam, 5 Juni 1938, Timnas Hindia Belanda yang kini menjadi Timnas Indonesia, menjadi tim pertama dari Asia yang berlaga di Piala Dunia.
Saat itu Timnas Hindia Belanda yang diperkuat pemain lokal dan keturunan China dan Belanda, berhasil masuk ke Piala Dunia 1938 yang digelar di Prancis karena Jepang yang berada di grup yang sama saat kualifikasi menarik diri.
FIFA kemudian mengadakan pertandingan kualifikasi untuk Timnas Hindia Belanda menghadapi Amerika Serikat, yang akhirnya gagal tampil.
Hindia Belanda yang diperkuat Sutan Anwar, Achmad Nawir, Tan See Han, Tan Ho Heng, dan Rudi Telwe, akhirnya berlaga di Prancis sebagai satu-satunya wakil dari Asia.
Dalam Piala Dunia edisi ketiga itu, Hindia Belanda langsung berhadapan dengan Hungaria di pertandingan pertama, atau babak 16 besar mengingat kompetisi saat itu dilakukan dengan sistem gugur.
Dalam pertandingan kontra Hungaria, seperti dilansir dari situs resmi AFC, Selasa (5/6/2018), Timnas Hindia Belanda bermain dengan menggunakan jersey berwarna oranye, sangat mirip seperti Timnas Belanda yang saat itu memang tengah menduduki Indonesia.
Sang kapten, Achmad Nawir, menggunakan kacamata di lapangan dalam kesempatan tersebut. Ia menjadi pemain terakhir yang diizinkan menggunakan alat bantu penglihatan di Piala Dunia hingga Edgar Davids melakukannya pada Piala Dunia 1998 yang juga digelar di Prancis.
Saat berlaga, Timnas Hindia Belanda dan Hungaria memperlihatkan kekuatan fisik yang sangat kontras. Vilmous Kohut mampu mencetak gol untuk Hungaria dalam 13 menit dan Geza Toldi menggandakan keunggulan hanya dalam selang dua menit. Skor akhir menjadi 6-0 berkat tambahan masing-masing dua gol yang diciptakan Gyula Zsengeller dan Sarosi.
Kekalahan 0-6 itu membuktikan perbedaan kekuatan di antara kedua tim. Hungaria saat itu memang tim besar yang berhasil melaju hingga final.
Setelah menyingkirkan Hindia Belanda, Hungaria menang 2-0 atas Swiss dan menang 5-1 atas Swedia untuk bisa mencapai final. Pada laga puncak, Hungaria menyerah 2-4 dari Italia, yang menjadi juara untuk dua kali beruntun.
Bagi Hindia Belanda, keikutsertaan mereka di Piala Dunia 1938 ini masuk buku sejarah sebagai satu-satunya negara dari Asia yang ikut serta di Piala Dunia sebelum terbentuknya AFC, di mana Indonesia menjadi satu di antara anggota yang mendirikan konfederasi itu pada 1954.
Momen terbaik bagi Indonesia dalam upaya melaju ke Piala Dunia setelah itu adalah saat kualifikasi Piala Dunia 1986 sebelum akhirnya disingkirkan Korea Selatan. Mimpi timnas kembali tampil di Piala Dunia terus hidup dalam masyarakat Indonesia hingga saat ini.
Advertisement
Nyaris Terbang ke Meksiko 1986
Timnas Indonesia pernah menciptakan sensasi nyaris lolos Piala Dunia 1986. Sosok almarhum Sinyo Aliandoe jadi figur kunci kesuksesan tersebut. Pada tahun 1985 atau 31 tahun yang lalu, Sinyo nyaris meloloskan Timnas Indonesia ke Meksiko. Seperti apa ceritanya?Â
Indonesia menurunkan tiga timnas pada medio 1980, karena banyaknya agenda. Ketua Umum PSSI saat itu, Kardono, membentuk timnas dari kompetisi Galatama, Perserikatan, dan ABRI. Timnas dari Galatama turun di ajang bergengsi, yakni Pra Piala Dunia 1986. Sementara, timnas dari Perserikatan pada waktu yang sama tampil di Pesta Sukan I di Brunei Darussalam.Â
Sinyo Aliandoe ditunjuk menjadi pelatih timnas untuk Pra Piala Dunia 1986. Indonesia melangkah ke Kualifikasi Piala Dunia 1986 bergabung di 3B AFC Zona B, bersama India, Thailand, dan Bangladesh. Indonesia memulai pertarungan pada 15 Maret 1985 melawan Thailand dan menang 1-0. Pada laga berikutnya, Bambang Nurdiansyah dkk. mengalahkan Bangladesh 2-0. Indonesia menutup putaran pertama dengan menang atas India 2-1.
Pada putaran kedua, timnas Pra Piala Dunia 1986 yang mayoritas diisi pemain dari klub Galatama hanya ditahan imbang India 1-1. Dua laga lain berhasil dimenangkan, yakni versus Bangladesh (2-1) dan menang 1-0 atas Thailand. Hasil itu membuat Indonesia maju ke babak kedua sebagai juara grup.Babak kedua Zona B AFC Kualifikasi Piala Dunia 1986 mempertemukan Indonesia dengan Korea Selatan. Indonesia kalah 0-2 pada pertemuan pertama, 21 Juli 1985 di Seoul. Kemudian pada pertemun 30 Juli 1985, Indonesia kalah 1-4 di Stadion Utama Gelora Bung Karno. Kalah agregat 1-6 membuat Indonesia harus mengubur impian menuju Piala Dunia.
Meski gagal, pencapaian timnas arahan Sinyo Aliandoe jadi salah satu yang terbaik karena nyaris lolos ke Piala Dunia. Sebelum era Sinyo, Indonesia lolos ke Piala Dunia 1938 saat masih bernama Hindia Belanda, dilatih oleh Johannes Christoffel van Mastenbroek.
Â
Â
Sumber: Bola.com