Liputan6.com, Jakarta - Warganet memberikan dukungan terhadap PB Djarum menyusul kisruh dengan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI). Mereka memberikan support pada petisi Change.org bertajuk 'Kembalikan Audisi PB Djarum'.
Hingga Senin (9/9/2019) pukul 14.00 WIB, 51.900 responden menandatangani petisi yang diprakarsai Davin Arkana ini.
Baca Juga
Warganet menganggap tudingan KPAI dan Yayasan Lentera Anak tidak berdasar. "Padahal dari tahun ke tahun PB Djarum selalu menghasilkan atlet-atlet bulutangkis ternama sebut saja Tontowi Ahmad dan Kevin Sanjaya yang sering kali membawa harum nama Indonesia di pentas bulutangkis internasional," tulis petisi tersebut.
Advertisement
"Dengan penutupan ini secara tidak langsung KPAI menutup kemungkinan lahirnya atlet-atlet bagus dan berkualitas, dan ini akan berdampak sangat besar bagi kemajuan bulutangkis di Indonesia."
Ketimbang mengurus PB Djarum, petisi ini menyorot kinerja KPAI yang dianggap membiarkan stasiun televisi menayangkan sinetron yang tak pantas ditiru anak-anak.
"Jika KPAI menuding PB Djarum melakukan eksploitasi anak, bagaimana dengan sinetron-sinetron di televisi yang menayangkan adegan-adegan tidak pantas untuk ditiru oleh anak-anak di bawah umur."
"Saya rasa ini ada korelasi antara sinetron anak dan badminton. Biarlah anak-anak menyalurkan bakat-bakat mereka agar kelak suatu hari nanti mereka bisa mengibarkan merah putih di puncak tertinggi."
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Dugaan Eksploitasi Anak
KPAIÂ menuduh PB Djarum mengeksploitasi anak. Untuk itu, KPAI mendesak Djarum Foundation menghentikan penggunaan anak sebagai promosi brand image dalam kegiatan audisi tersebut.
Atas tekanan ini, PB Djarum menghentikan Audisi Umum Beasiswa Bulu Tangkis pada tahun depan. "Kami sudah menjelaskan dan banyak bukti kalau PB Djarum itu bukan produk tembakau. Tahun lalu kami dapat penghargaan sebagai Institusi Olahraga of the Year dari Menpora. Itu bukti nyata kami bukan produk rokok," ujar Program Director Bakti Olahraga Djarum Foundation Yoppy Rosimin .
Advertisement