Liputan6.com, Manila - Chef de Mission (CdM) Indonesia untuk SEA Games 2019 Harry Warganegara berencana melobi Filipina terkait biaya tambahan penginapan atlet. Dia berharap Indonesia tidak ditagih karena topan kammuri merusak jadwal pertandingan.
"Adanya topan kammuri itu kan masalah force major. Jadi, kami coba melobi Philippine SEA Games Olympic Committee (Phisgoc) agar atlet Indonesia tidak dikenakan biaya tambahan sebesar 50 dolar AS karena mundurnya jadwal laga," kata Harry dilansir Antara.
Topan kammuri telah melanda beberapa bagian negara Filipina dan membuat sejumlah jadwal cabang olahraga diundur. "Ya, kami juga sudah mendapat surat pemberitahuan secara resmi yang ditandatangani Director of Sport Phisgoc Karen Claire Kabalero," kata Harry.
Advertisement
Harry memberi contoh cabor SEA Games 2019 yang diundur adalah voli pantai, yang harusnya dimainkan 2-3 Desember diundur menjadi 4-6 Desember.
Kemudian, kayak/kanoe/TBR yang semula bergulir 2 Desember diundur menjadi tanggal 6-8 Desember. Muaythai yang tadinya 3 Desember diundur menjadi 4-5 Desember dan nomor combat akan dimulai tanggal 6-8 Desember 2019.
Begitu juga under water hockey SEA Games 2019, yang semula dimulai tanggal 3 Desember menjadi 4-5 Desember 2019. Cabang olahraga layar di Subic pun ikut diundur yang semula dijadwalkan 2-4 Desember baru dimulai 5 Desember 2019.
Lalu, modern pentathlon dari 4 Desember diundur sehari. Sama dengan surfing yang dimulai 3 Desember diundur menjadi 4 Desember 2019.
"Kami dari kontingen Indonesia juga tetap berusaha menekan biaya, salah satunya dengan melakukan pendekatan kepada Phisgoc," katanya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Selesai Sesuai Jadwal
Meski jadwal berantakan, Phisgog memastikan event bakal selesai sesuai perkiraan. Pasalnya, panitia sudah mengantisipasi masalah cuaca.
"Pasti ada konsekuensinya. Tiket dan uang saku diantaranya. Banyak yang harus tetap bertahan di sini meski sudah selesai bertanding. Untuk penerbangan tergantung kebijakan maskapainya," kata Harry menambahkan.
"Ada beberapa atlet yang tertahan pulang ke Tanah Air. Ada juga atlet yang tertahan di Jakarta karena tidak bisa ke sini (Manila), seperti atlet perahu naga," sambungnya.
Selain penambahan uang saku, Harry menyebut satu kendala yang harus segera ditemukan solusi menyangkut wisma atlet.
"Athletes Village itu harus bergantian. Jika kepulangan atlet tertunda maka akan berpengaruh dengan atlet yang datang. Golf masuk kurash seharusnya keluar. Tapi itu urusan Phisgog," kata Harry.
Terkait dengan uang saku, HWN menjelaskan pihaknya sudah mengantisipasi karena sejak awal sudah menerapkan penghematan anggaran SEA Games 2019.
Advertisement