3 Alasan Manchester City Kalah Bersaing dengan Liverpool Musim Ini

Manchester City tidak segarang di musim lalu. Mereka tertinggal 22 poin di belakang Liverpool.

oleh Luthfie Febrianto diperbarui 06 Feb 2020, 19:00 WIB
Diterbitkan 06 Feb 2020, 19:00 WIB
Kalahkan Manchester City di Etihad, MU Gagal ke Final Piala Liga Inggris
Pelatih Manchester City, Pep Guardiola (AP Photo/Dave Thompson)

Liputan6.com, Manchester - Manchester City tidak setangguh musim lalu. Pasukan Pep Guardiola gagal bersaing dengan rival utamanya, Liverpool dalam perburuan gelar juara Liga Inggris.

Klub berjuluk The Citizens itu memang berada di peringkat kedua. Namun, jarak 22 poin dengan Liverpool di puncak rasanya sulit dipangkas.

Performa Liverpool sungguh luar biasa. Dari 25 partai, Liverpool sukses memenangkan 24 laga, sedangkan satu partai sisa berakhir imbang.

Sementara, Manchester City mengemas 51 poin, hasil dari 16 kali menang, tiga imbang, dan enam kali kalah. Terkini, Kevin de Bruyne d an kawan-kawan ditekuk Tottenham Hotspur 0-2.

Guardiola selaku manajer Manchester City mau tak mau mengibarkan bendera putih. Sang juara bertahan menyerah sebagai penantang Liverpool.

"Mereka (Liverpool, red) sangat jauh jadi mereka tidak mungkin dihentikan. Mereka punya banyak poin dan kami justru kehilangan seperti hari ini," kata Guardiola.

Setidaknya ada tiga alasan, Manchester City kurang bertaji di musim ini. Seperti dilansir Sportskeeda, berikut alasannya.

Saksikan Video Menarik di Bawah Ini

1. Pertahanan yang Kurang Solid

Vincent Kompany
Vincent Kompany belum tergantikan di Manchester City (AFP)

Hengkangnya kapten sekaligus bek, Vincent Kompany dari tim tampaknya memengaruhi sekali barisan pertahanan Manchester City. Kompany pergi, sosok pemimpin di lini belakang pun absen di skuat.

Pilihan Guardiola kepada Nicolas Otamendi dan John Stones ternyata belum terbukti ampuh. Di musim lalu, mereka hanya kebobolan 23 kali hingga akhir.

Kini, gawang Manchester City telah koyak 29 kali. Padahal, Liga Inggris baru berlangsung hingga pekan ke-25.

Manchester City sebetulnya punya Aymeric Laporte. Namun yang bersangkutan kini tengah cedera dan tidak dapat dimainkan.

2. Lini Depan yang Tidak Efektif

2 Gol Gabriel Jesus Bawa Manchester City Taklukkan Everton
Pemain Manchester City Gabriel Jesus belum selalu dapat diandalkan. (AP Photo/Rui Vieira)

Selain barisan belakang, kinerja lini depan Manchester City juga perlu dipertanyakan. Nama-nama semisal Raheem Sterling dan Gabriel Jesus gagal tampil konsisten seperti musim lalu.

Sterling tercatat baru mencetak 11 gol. Sementara, Gabriel Jesus mengantongi sembilan gol.

Untuk soal eksekutor penalti, Sterling dan Jesus pun tidak dapat diandalkan. Sterling telah gagal mengeksekusi dua kali, sementara Jesus empat dari enam penalti terakhirnya gagal masuk.

Manchester City praktis hanya berharap kepada sosok Sergio Aguero. Striker asal Argentina itu telah membukukan 16 gol di Liga Inggris musim ini.

3. Taktik yang Usang

Sergio Aguero
Pelatih Manchester City Pep Guardiola (kanan) mengusap kepala Sergio Aguero. Guardiola tampaknya sudah harus mengubah taktik sepak bola indahnya. (AP Photo/Dave Thompson)

Guardiola telah berada di Manchester City sejak 2016. Itu artinya, Liga Inggris musim 2019/20 menjadi musim ketiga bagi manajer asal Spanyol tersebut.

Selama menjadi pelatih, Guardiola identik dengan taktik sepak bola indah dan dominan. Taktik itu telah berhasil mengantarkan klub-klub seperti Barcelona, Bayern Munchen, dan termasuk Man City meraih berbagai trofi.

Sayangnya, Guardiola sepertinya harus mulai mengubah taktik timnya. Bukan tidak mungkin, taktik sepak bola indah ala Guardiola telah dibaca para lawan-lawannya.

Itu terbukti dari jumlah kekalahan yang telah diderita Manchester City musim ini di Liga Inggris. The Citizens tak hanya kalah melawan klub-klub besar, namun klub kecil seperti Norwich City dan Wolves.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya