Perjuangan Bek Juventus Melawan Virus Corona Covid-19: Netflix Jadi Pelarian

Bek Juventus, Daniele Rugani menjadi pesepak bola elite pertama yang didiagnosa terjangkit virus Corona model terbaru.

oleh Marco Tampubolon diperbarui 17 Mar 2020, 19:30 WIB
Diterbitkan 17 Mar 2020, 19:30 WIB
Chelsea, Bursa Transfer 2018
Chelsea menawarkan kurang lebih 44 Juta pound untuk mendapatkan jasa pemain belakang Juventus, Daniele Rugani. (AFP/Filippo Monteforte)

Liputan6.com, Turin - Bek Juventus, Daniele Rugani, semakin menyadarkan kita bahwa virus Corona bisa menyerang siapa saja. Namun dari Rugani, kita juga belajar bagaimana cara melawan penyakit Covid-19 tersebut. 

Rugani merupakan satu dari sederet pemain Serie A Italia yang dinyatakan posifit Covid-19. Pengumuman ini membuat gempar publik. Bagaimana bisa seorang atlet bisa terjangkit virus Corona?

Yang tak kalah merinding, tentu saja mereka yang terakhir menjalin kontak dengan Rugani. Juventus segera meliburkan para pemainnya. Mereka diminta mengisolasi diri selama 14 hari sebagai antisipasi penyebaran virus yang lebih luas. Inter Milan juga menempuh langkah yang sama. 

Sebab Rugani berada di bangku cadangan saat tim berjuluk Nerrazurri itu bertemu Juventus, tiga hari sebelumnya. 

Sesuai dengan protokol yang berlaku di Italia, Inter Milan juga meminta para pemainnya untuk mengisolasi diri. "Inter Milan mengumumkan semua aktivitas ditangguhkan setelah Rugani terinfeksi virus corona. Kami akan memberi pengumuman lebih lanjut soal hal ini," pernyataan Inter Milan. 

Rugani diketahui menjadi pesepak bola elite pertama yang didiagnosa mengidap Covid-19. Namun kasus ini tidak berhenti di situ saja. Tidak lama setelahnya, giliran pelatih Arsenal Mikel Arteta dan pemain Chelsea, Callum Hudson-Odoi yang diketahui mengidap penyakit yang sama. Angka ini terus bertambah. Bahkan 35 persen skuat tim asal Spanyol, Valencia belakangan juga diketahui terinfeksi virus yang sama. 

Tidak ada pilihan, di tengah meluasnya penyebaran virus Corona model terbaru, berbagai kompetisi elite di benua Eropa terpaksa dihentikan sementara. Keputusan ini juga berimbas kepada kejuaraan-kejuaraan lainnya. Piala Eropa 2020 yang akan berlangsung Juni mendatang kini terancam diundur dan sisa pertandingan Liga Champions maupun Liga Europa juga berpotensi sulit untuk dilanjutkan. 

Sejak didiagnosa positif Covid-19, Rugani juga segera menjalani proses karantina. Pemain berusia 25 tahun itu diminta mengurung diri di kediamannya dan mengurangi kontak dengan orang-orang sekitar. 

Bagaimana Rugani melalui hari-harinya? 

"Saya baik-baik saja, kondisiku cukup baik. Saya tidak mengalami gejala-gejala seperti yang Anda baca di berita," kata Rugani dalam wawancara dengan Juventus TV seperti dilansir dari Football Italia. 

"Saya merasa beruntung daripada merasa terpukul karena di lingkunganku, saya yang pertama mengalaminya. Saya harap itu meningkatkan kewaspadaan kita," beber pemain bernomor 24 itu. 

Meski berusaha bersikap tenang, Rugani tetap kaget saat pertama kali didiagnosa terinfeksi virus Corona model terbaru. Apalagi, kasus itu muncul secara bombastis di berbagai media di dunia. 

"Pukulan itu karena ada ledakan pemberitaan media. Saya berterima kasih kepada semua di sini atas pengumuman untuk pesan yang saya terima," kata Rugani. 

"Yakinlah, saya baik-baik saja. Kita pasti bisa mengatasinya," bebernya. 

 

Saksikan juga video menarik di bawah ini:

Berjuang Sendirian

Bek Juventus Daniele Rugani Positif Virus Corona
Bek Juventus, Daniele Rugani berpose dengan trofi Juara Italia di akhir pertandingan Liga Serie A Italia setalah melwan Atalanta pada 19 Mei 2019 di Allianzstadium di Turin. Pemain 25 tahun ini dinyatakan positif terkena virus corona, yang diumumkan klub 11 Maret 2020. (AFP Photo/Isabella Bonotto)

Saat ini, dunia memang tengah berhadapan dengan virus Corona jenis terbaru. Virus penyebab Covid-19 ini pertama kali ditemukan di Wuhan, Tiongkok pada akhir tahun lalu. Sejak saat itu, virus terus menyebar ke berbagai penjuru dunia dan saat ini sudah mencapai lebih dari 150 negara. 

Data yang dirilis organisasi kesehatan dunia, WHO menyebut, per hari ini, Selasa (17/3/2020), pukul 13.00 WIB, total kasus sudah mencapai angka 168.109 dengan jumlah kematian mencapai 6.610 jiwa. 

Penyebaran yang cepat memaksa sejumlah negara bekerja keras untuk menanggulangi wabah ini. Italia yang menjadi negara terparah kedua setelah Tiongkok bahkan sudah menutup diri sejak 9 Maret lalu. Kebijakan lockdown seperti yang ditempuh pemerintah Tiongkok ini juga diikuti oleh negara-negara lain seperti Spanyol, Prancis, Filipina, Irlandia, Denmark, Belanda, hingga Malaysia.

Bagi Rugani, kebijakan lockdown yang diterapkan pemerintah Italia terasa lebih berat karena di saat yang bersamaan dia harus menjalani karantina dan harus tinggal sendiri di hotel tempatnya menginap. 

"Saya merindukan orang-orang yang saya cintai. Saya di Hotel J seorang diri, masa karantina ini terasa panjang dan membosankan, tapi semua orang juga mengalami hal yang sama," kata Rugani. 

"Semua bertambah buruk kalau Anda seorang diri," bebernya.

 

Melawan Rasa Bosan

Bek Juventus Daniele Rugani
Foto file diambil pada 16 April 2019. Bek Juventus, Daniele Rugani, saat menghadapi Ajax Amsterdam pada laga Liga Champions di Turin. Rugani dinyatakan positif terkena virus corona, yang diumumkan klub Juventus pada 11 Maret 2020. (AFP/Isabella Bonotto)

Namun Rugani tidak mau menyerah. Untuk itu, Rugani berusaha mengisi waktu karantinanya dengan melakukan kegiatan yang sulit dijalani saat kompetisi bergulir. 

"Saya hampir menyelesaikan seluruh film di Netflix! Saya merekomendasikan 'The Invisible Guest,' ini filim yang menegangkan tapi tidak terlalu lama dan tidak terlalu serius," kata Rugani. 

"Saya juga menerima rekomondasi lain dari Anda!" beber Rugani dalam wawancara itu. 

Sejauh ini, belum ada vaksin maupub obat yang dianggap benar-benar ampuh untuk melawan Covid-19. Namun tidak sedikit pasien yang berhasil sembuh setelah positif terinfeksi virus Corona model terbaru. Seperti dilansir situs John Hopkins Uniteversity, angkanya bahkan mencapai 79.433 orang.

Setiap negara memiliki protokol tersendiri untuk mengatasi dan menangani penderita Covid-19. Dan pengalaman dari penyintas tidak serta merta menghasilkan efek yang sama bagi setiap orang. 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya