5 Langkah Jelaskan Karantina Pandemi Virus Corona Covid-19 pada Lansia

Mungkin banyak orang tua kita yang cenderung berkeras saat diminta untuk tetap di rumah selama pandemi virus Corona.

oleh Aning Jati diperbarui 28 Mar 2020, 07:30 WIB
Diterbitkan 28 Mar 2020, 07:30 WIB
Ilustrasi Orang Tua
semakin tua seseorang semakin sulit pula mereka lepas dari obat. (Ilustrasi Lansia/iStockphoto)

Jakarta Orang lanjut usia (lansia) cukup rentan terinfeksi virus Corona SARS-CoV-2 penyebab Covid-19. Ini mengacu pada pernyataan Pusat Pencegahan dan Kontrol Penyakit Menular Amerika Serikat (CDC),

Meski begitu, justru kalangan lansia ini yang terbilang sulit untuk mematuhi imbauan pemerintah untuk mencegah agar tidak terinfeksi, semisal dengan cara menjaga jarak (physical distancing).

Dalam beberapa kasus, lansia cenderung berkeras dan tidak acuh terhadap imbauan-imbaun seperti itu.

Hal ini membuat putra-putri mereka bahkan hingga cucu, merasa frustrasi. Di satu sisi, mereka tak ingin melihat orang tua atau kakek dan nenek mereka jauh sakit, terkena Covid-19, di sisi lain mereka tak kuasa "mengatur" sang ayah, ibu, atau kakek nenek.

Dr.Alexandra Stockwell, seorang dokter yang berubah menjadi pakar hubungan dan pendiri Calm in Chaos, seperti dilansir dari Healthline, mengungkapkan kondisi semacam itu terbilang wajar.

Hal itu satu di antaranya disebabkan, para orang tua kita sudah mengalami berbagai era yang mungkin penuh dengan kecemasan, kekhawatiran, kepanikan. Mulai perang yang berkecamuk saat mereka kecil atau muda hingga berbagai persoalan yang dihadapi selama ini.

Hingga pada suatu titik, mereka seperti merasa punya hak untuk melakukan apa pun yang mereka mau, selama kondisi tubuh mendukung.

Dan, kebanyakan dari lansia saat ini terbilang masih kuat, sehat, fit sehingga mereka seperti "menolak" dianggap lansia yang masuk kategori rentan terpapar virus Corona.

Sementara Jenn Leiferman, PhD, direktur Pusat Penelitian Pencegahan Rocky Mountain dan profesor kesehatan masyarakat dan perilaku di Sekolah Kesehatan Masyarakat Colorado, mengungkap bahwa lansia menyukai rutinitas. 

Saat ada imbauan untuk menjaga jarak dan tidak keluar rumah atau mengurangi aktivitas di luar ruangan, mereka meresponsnya dengan mengatakan tidak nyaman.

Kedua pakar tersebut lantas merekomendasikan beberapa petunjuk praktis, cara kita memberikan pengertian kepada orangtua, kakek atau nenek, bagaimana menjalani masa karantina selama pandemi virus Corona, seperti menjaga jarak. 

Bola.com merangkumnya dari Healtline, Jumat (27/3/2020), lima petunjuk praktis tersebut.

 

 

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.

1. Pastikan Anda orang yang tepat untuk melakukan tugas ini

Orang Tua yang Rutin Konsumsi Ikan, Fisiknya Jauh Lebih Kuat
(Foto: Ilustrasi)

1. Pastikan Anda orang yang tepat untuk melakukan tugas ini

Ada kalanya, seorang anak sekalipun, bukan sosok tepat untuk melakukan hal semacam ini. Memberi pengertian kepada orang tua mereka, terutama untuk bahasan semacam pandemi virus Corona.

"Terkadang orang tua tetap melihat anak-anak mereka yang sudah dewasa sebagai anak. Jika kasus seperti ini yang terjadi, saya sarankan pada anak untuk menujuk figur lain yang dipercaya untuk menyampaikan pesan yang kemungkinan didengar oleh orang tua," kata Leiferman.

Figur tersebut bisa semisal teman keluarga, saudara kandung orang tua kita, atau bahkan pemimpin keagamaan.

2. Datang dengan cinta bukan niat mengontrol

Pastikan dan perlihatkan bahwa maksud dan keinginan Anda melihat orang tua mendengarkan kata-kata Anda adalah demi cinta, bukan karena ingin mengendalikan mereka.

3. Beri Banyak Pertanyaan

Komunikasi dengan orangtua yang tidak mengikuti imbauan atau instruksi pemerintah, harus diawali dengan rasa hormat dan keingintahuan.

Sikap merasa paling benar dan merendahkan, tidak akan berhasil.

Tak peduli seberapa besar kita merasa tahu segalanya, orang tua tak akan menganggap kita benar.

Solusinya, ajukan pertanyaan kepada orang tua Anda untuk benar-benar memahami apa yang mendorong perilaku mereka, dan dengarkan jawaban mereka. Setelah itu, pahami.

"Seringkali kita dapat membantu orang mengubah perilaku mereka jika kita mengetahui apa yang melatarbelakanginya. Kemudian Anda dapat membantu orang tua mengidentifikasi dan menemukan cara untuk mengubah perilaku mereka sendiri. Hal ini berbeda dari sekadar kita menyuruh atau menuruti apa yang kita ingin mereka lakukan," saran Leiferman.

Membagi informasi dari sumber tepercaya

Ilustrasi Orang Tua
Ilustrasi Orang Tua. (iStockphoto)

4. Membagi informasi dari sumber tepercaya

Cari tahu dari mana bisanya orang tua Anda mendapatkan informasi.  Terkadang, kalangan lansia justru tak memercayai sumber-sumber valid, dan menganggap kebijakan seperti karantina atau menjaga jarak fisik sebagai hal yang dilebih-lebihkan.

Pastikan orang tua Anda mendapatkan informasi berbasis sains yang benar dari sumber langsung dan tepercaya seperti CDC.

5. Terima Kenyataan bahwa Anda hanya bisa mengendalikan diri sendiri

Pada akhirnya, bahkan jika orang tua Anda tidak mengindahkan niat Anda untuk melindungi diri mereka terhadap COVID-19, Leiferman mendesak kita untuk tetap memberikan rasa hormat, cinta, dan dukungan kepada orang tua.

Keterhubungan sangat penting bagi kalangan lansia selama masa seperti pandemi virus Corona ini, jadi ajari orang tua Anda cara-cara baru untuk tetap terhubung, dan komitmen untuk tetap berkomunikasi dengan kita.

Sumber: Healtline

Disadur dari: Bola.com (penulis,Hanif Sri Yulianto/editor Aning Jati, published 27/3/2020)

 

Disclaimer:

Bersama lebih dari 50 media nasional dan lokal, Bola.com ikut serta melakukan kampanye edukasi #amandirumah secara serentak di stasiun televisi, radio, koran, majalah, media siber, dan media sosial.

Bola.com secara intens akan memproduksi konten-konten edukasi informatif yang positif berkaitan dengan wabah virus Corona COVID-19 sebagai bagian gerakan moral bersama #medialawancovid19. Tolong bantu sebar seluas mungkin info positif ini ke seluruh lapisan masyarakat agar mata rantai penyebaran COVID-19 di Indonesia dapat diputus.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya