Sepak Bola Bukan Prioritas, Tak Perlu Paksakan Liga Italia Bergulir Lagi

Presiden Asosiasi Pesepak Bola Italia, Damiano Tommasi, menilai adanya pandemi virus corona Covid-19 membuat sepak bola tak lagi penting.

oleh Wiwig Prayugi diperbarui 30 Mar 2020, 08:10 WIB
Diterbitkan 30 Mar 2020, 08:10 WIB
Sepinya Duel Juventus vs Inter Milan di Tengah Ancaman Virus Corona
Sejumlah orang menyaksikan pertandingan Serie A antara Inter Milan dan Juventus di Allianz Stadium, Turin, Italia, Minggu (8/3/2020). Pertandingan yang dimenangkan Juventus 2-0 itu digelar tanpa penonton akibat kekhawatiran akan penyebaran virus corona (COVID-19). (Marco Alpozzi/LaPresse via AP)

Roma - Presiden Asosiasi Pesepak Bola Italia, Damiano Tommasi menyatakan pemain sudah siap melakukan apapun demi menghentikan penyebaran virus Corona Covid-19.

Menurut Tommasi, sepak bola kini tak penting lagi bagi Italia yang tengah berjuang menghadapi pandemi tersebut. Ia menyatakan pemain siap melakukan apapun dan sepak bola bukan prioritas pada masa saat ini.

"Kami siap melakukan bagian kami, tetapi pertama-tama, kami perlu memahami apakah pesepak bola akan melanjutkan permainan atau tidak," kata Tommasi kepada Corriere della Sera, dikutip dari Football Italia.

"Prioritasnya adalah kesehatan semua orang, bahkan para pemain," katanya.

Klub Italia sudah mulai melakukan kebijakan pemotongan gaji. Juventus mengonfirmasi pemotongan gaji pada Minggu (29/3/2020). Dengan demikian, mereka menghemat 90 juta euro.

Tommasi menambahkan, pemain juga siap membahas langkah-langkah yang diperlukan ketika waktunya tepat dan yang terpenting saat ini adalah kesehatan semua orang. 

"Saya mendengar tentang tim yang ingin berlatih, kami mengikuti protokol federasi medis. Ini adalah saat yang sulit dan kami memprioritaskan.

"Sepak bola bukan prioritas sekarang. Kita harus memahami bahwa kita perlu mengubah kebiasaan. Masalah kelanjutan sistem juga menarik bagi kami dan kami ingin keseimbangan ekonomi dipertahankan," katanya.

Melihat situasi saat ini, Tommasi berharap pengelola Serie A tidak memaksakan memutar liga dalam waktu dekat. Hal utama yang peling penting saat ini adalah memulihkan kondisi Italia.

Korban Meninggal Mencapai 10.000

FOTO: Lebihi China, 3.405 Orang Tewas Akibat COVID-19 di Italia
Petugas medis mengawasi dari sebuah tenda darurat di rumah sakit di Brescia, Italia, Kamis (12/3/2020). Italia menjadi negara yang melaporkan tingkat kematian tertinggi di dunia akibat virus corona COVID-19. (AP Photo/Luca Bruno)

Sebanyak 10.023 orang meninggal di Italia akibat COVID-19. Ini merupakan fakta yang amat menyedihkan. Padahal, negara itu sudah melakukan lockdown hampir sebulan.

Hal ini membuat sejumlah pesepak bola merasa prihatin karena beberapa dari mereka juga terinfeksi.

Bek Inter Milan, Diego Godin mengecam otoritas sepak bola Italia yang kurang sigap dalam menangani pandemi virus Corona.

"Kami sudah terpapar sampai saat terakhir," kata Godin kepada ESPN, dikutip Football Italia.

Kompetisi Serie A belum secara resmi berhenti sampai 9 Maret, ketika Italia sudah melakukan lockdown seluruh wilayah. Pertandingan terus dimainkan secara tertutup sebelum itu.

Di antara pertandingan yang dimainkan secara tertutup adalah Inter Milan melawan Juventus. Menurut Godin, laga itu mungkin membantu penyebaran penyakit Covid-19.

"Kami diekspos sampai saat terakhir," kata Godin yang kini menjalani karantina di negaranya, Uruguay.

 Sumber: ESPN dan Corriere della Sera via Football Italia

Disadur dari Bola.com (Wiwig Prayugi/Wiwig Prayugi, published 29/3/2020)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya