Liputan6.com, Roma - Presiden Federasi Sepak Bola Italia (FIGC), Gabriele Gravina, mengakui belakangan ini terdapat dua pendapat berbeda mengenai nasib Liga Italia musim ini setelah pandemi virus corona Covid-19.
Tapi, Gravina menegaskan bahwa tidak enggan menjadi penggali kubur sepak bola Italia, walaupun masih ada kekhawatiran tentang pandemi corona Covid-19 yang membayangi Negeri Pizza tersebut.
Gravina mencemaskan apa yang terjadi apabila kompetisi Liga Italia musim ini dibatalkan. Dia juga ingin membujuk pemerintah Italia untuk mempertimbangkan matang-matang sebelum mengeluarkan keputusan soal kelanjutan kegiatan olahraga.
Advertisement
"Sekarang terdapat dua pihak yang berbeda pendapatm pertama menginginkan seluruh aktivitas kompetisi olahraga dihentikan sama sekali, kemudian kubu lain menghendaki kompetisi dilanjutkan," terang Gravina dalam program televisi Che Tempo Che Fa, seperti dilansir Goal.
"Saya tidak bisa menjadi penggali kubur sepak bola Italia," kata pria berusia 66 tahun ini.
Gravina menilai, posisinya sebagai Presiden FIGC mengharuskannya mendukung gerakan untuk melanjutkan kompetisi sepak bola atau olahraga. Dia sendiri optimistis Liga Italia Serie A bisa mulai dilanjutkan pada Juni 2020.
"Yang harus dikhawatirkan buka soal jika musim ini dihentikan sekarang, namun apabila sepak bola tidak dilanjutkan maka dampak negatifnya di masa mendatang," tutur Gravina.
Tergantung Pemerintah
"Saya mempertimbangkan Juni. Semoga saja pada Juni kita merasakan kondisi yang lebih melegakan, berbeda dari yang terjadi sekarang," jelas Gravina.
Tapi, Gravina menyadari keputusan terakhir tetap di tangan pemerintah mengenai kelanjutkan kegiatan olahraga. FIGC siap menerima apa pun keputusan yang diambil pemerintah Italia nanti.
"Bayangkan pertengkaran hati yang saya rasakan sekarang. Sepak bola Italia tidak bisa dipisahkan dari koleganya di benua ini, kami harus menjaga harapan," ujarnya.
Advertisement
Masih Ditangguhkan
Kompetisi Liga Italia telah ditangguhkan sejak 10 Maret 2020 karena pandemi virus corona Covid-19. Italia menjadi salah satu negara terparah di dunia dalam kasus corona Covid-19, di mana hingga 20 April 2020 telah meninggal lebih dari 23 ribu orang.