Pandemi Corona Covid-19 Bikin Pemain Sepak Bola Tambah Depresi

FIFPro menemukan adanya peningkatan jumlah pemain depresi selama pandemi virus Corona.

oleh Harley Ikhsan diperbarui 21 Apr 2020, 17:15 WIB
Diterbitkan 21 Apr 2020, 17:15 WIB
FOTO: 9 Pemain Muda yang Memiliki Ayah Pesepak Bola Top Dunia
Pemain sepak bola juga rentan depresi selama pandemi virus Corona. (AFP/Marco Bertorello)

Liputan6.com, London - Dampak negatif pandemi virus Corona bagi pelaku sepak bola terus terlihat. Tercatat ada peningkatan tajam dalam jumlah pemain yang depresi karena kompetisi terhenti.

Asosiasi Pesepakbola Internasional (FIFPro) mencatat sebanyak 22 persen pemain perempuan dan 13 persen pemain laki-laki yang mengikuti survei mengaku sudah mulai merasakan gejala-gejala depresi, di antaranya lemas, kurang nafsu makan, kurang energi, dan rendah percaya diri, selama pandemi virus Corona.

Jika dibandingkan dengan hasil survei pada Desember 2019 dan Januari 2020, jumlah tersebut mengalami peningkatan, yakni 11 persen untuk perempuan dan enam persen bagi laki-laki.

“Gejala depresi itu dirasakan para pemain muda, baik laki-laki dan perempuan, karena tiba-tiba harus melakukan isolasi diri, yang akhirnya mempengaruhi pekerjaan dan masa depan mereka. Ini adalah masa yang penuh dengan ketidakpastian bagi atlet sepak bola dan keluarganya,” kata Kepala Petugas Medis FIFPro Vincent Gouttebarge dikutip Guardian.

Dalam survei tersebut, FIFPro bekerja sama dengan Pusat Medis Universitas Amsterdam dan melibatkan ribuan pemain dari 16 negara di dunia, dengan rincian sebanyak 1.134 atlet pria berusia rata-rata 26 tahun dan 468 atlet perempuan berusia sekitar 23 tahun.

Lebih lanjut, Goutterbarge menyatakan hampir 80 persen atlet yang mengikuti survei memiliki akses untuk mendapatkan dukungan bagi kesehatan mental, biasanya melalui asosiasi sepak bola di negara masing-masing.

Cerminan Masyarakat Luas

jadwal pertandingan dan siaran langsung sepak bola
ilustrasi

Sekjen FIFPro Jonas Baer-Hoffman menegaskan hasil tes ini menunjukkan masalah yang juga terjadi di masyarakat. Sebab, tidak semua pemain sepak bola hidup dengan gaji tinggi.

“Karena sebenarnya mereka (pesepakbola) juga bagian dari masyarakat. Hanya saja, banyak yang salah paham dengan kehidupan yang mereka jalani,” ujar Jonas.

Sulit secara Keuangan

Dia mengungkapkan ada banyak pemain sepak bola yang justru hidup dalam kondisi keuangan yang sulit. Padahal secara usia mereka semestinya berada di masa-masa terbaik kehidupan. 

“Mereka dikontrak rata-rata kurang dari dua tahun dengan pendapatan rata-rata yang tidak jauh berbeda dari masyarakat umum. Bahkan, banyak dari mereka yang hanya bergantung pada keterampilan sepak bola, sehingga tidak punya apa-apa jika hal buruk menimpa,” ungkap Jonas.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya