Pandemi Corona Covid-19, Petinggi FIFA Sarankan Sepak Bola Ubah Kalender Kompetisi

Wakil Presiden FIFA Victor Montagliani menyebut pandemi Corona Covid-19 membuka peluang sepak bola mengubah waktu kompetisi mengikuti kalender tahunan.

oleh Harley Ikhsan diperbarui 03 Mei 2020, 08:00 WIB
Diterbitkan 03 Mei 2020, 08:00 WIB
jadwal pertandingan dan siaran langsung sepak bola_2
Jadwal kompetisi sepak bola berantakan akibat pandemi virus Corona.

Liputan6.com, Zurich - Jadwal kompetisi sepak bola berantakan akibat pandemi virus Corona. Kondisi ini membuat otoritas cabang olahraga terpopuler di dunia itu kelabakan.

Ajang yang sudah berlangsung tengah dihentikan demi memilimalisir penyebaran virus Corona. Sementara turnamen besar yakni Piala Eropa, Copa America, dan Olimpiade ditunda setahun.

Di tengah upaya otoritas menemukan solusi, Wakil Presiden FIFA Victor Montagliani melempar wacana baru. Dia menyebut krisis Corona memberi kesempatan agar sepak bola Eropa mengubah kalender dengan memulai kompetisi dari awal tahun atau selepas musim dingin, ketimbang setelah musim panas sebagaimana format saat ini.

Montagliani menilai skenario itu bisa dipertimbangkan agar kompetisi 2019/2020 bisa selesai. Terlebih klub Eropa juga harus mempertimbangkan perubahan jadwal dalam waktu dekat karena Piala Dunia 2022 Qatar rencananya berlangsung akhir tahun.

"Kami punya kesempatan sebab Piala Dunia 2022 Qatar akan dimainkan November-Desember," ujar Montagliani dilansir Radio Sportiva.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Belanda dan Prancis Terlanjur Berhenti

Ilustrasi Sepak Bola
Ilustrasi sepak bola (Liputan6.com/Abdillah)

Montagliani merupakan Presiden Konfederasi Sepak Bola Amerika Utara dan Tengah (CONCACAF). Salah satu liga domestik andalan di kawasan tersebut, MLS Amerika Serikat, berlangsung dalam periode Februari-November.

"Di sini, di Amerika, musim biasanya dimainkan sesuai kalender tahunan. Bisa saja hal sama diterapkan di Eropa dan Afrika, sehingga menjadi aturan baku di seluruh dunia," kata Montagliani.

Jika ide ini benar diterapkan, beberapa kompetisi akan menyesal karena terlanjur menghentikan kompetisi. Belanda dan Prancis menyatakan tidak bakal melanjutkan 2019/2020 karena kebijakan pemerintah masing-masing memperpanjang karantina wilayah hingga September, atau melampaui tenggat waktu UEFA merampungkan musim di atas lapangan pada Juni/Juli.

UEFA sendiri membidik bulan Agustus sebagai kesempatan untuk merampungkan Liga Europa dan Liga Champions dengan asumsi kompetisi domestik juga sudah selesai.


Sempat Dibicarakan Eropa

Wacana memulai kompetisi domestik pada awal tahun sempat dibicarakan Asosiasi Klub Eropa (ECA) pada 2013.

"Di manapun itu, musim panas adalah masa terbaik dalam satu tahun. Ironisnya periode itu justru jadi waktu kita tidak mempertandingkan sepak bola," ungkap Karl-Heinz Rummenigge.

"Justru tengah musim dingin, kita hampir selalu bertanding di tengah kondisi yang mungkin tidak nyaman bagi pemain maupun suporter. Tidak logis," tambah petinggi klub Jerman, Bayern Munchen, tersebut.

Namun, bergulirnya kompetisi sesuai kalender tahunan juga bakal memunculkan masalah baru. Pasalnya, turnamen besar sepak bola seperti Piala Dunia dan Piala Eropa selalu berlangsung pada musim panas.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya