Liputan6.com, Zurich - Jadwal kompetisi sepak bola berantakan akibat pandemi virus Corona. Kondisi ini membuat otoritas cabang olahraga terpopuler di dunia itu kelabakan.
Ajang yang sudah berlangsung tengah dihentikan demi memilimalisir penyebaran virus Corona. Sementara turnamen besar yakni Piala Eropa, Copa America, dan Olimpiade ditunda setahun.
Baca Juga
Di tengah upaya otoritas menemukan solusi, Wakil Presiden FIFA Victor Montagliani melempar wacana baru. Dia menyebut krisis Corona memberi kesempatan agar sepak bola Eropa mengubah kalender dengan memulai kompetisi dari awal tahun atau selepas musim dingin, ketimbang setelah musim panas sebagaimana format saat ini.
Advertisement
Montagliani menilai skenario itu bisa dipertimbangkan agar kompetisi 2019/2020 bisa selesai. Terlebih klub Eropa juga harus mempertimbangkan perubahan jadwal dalam waktu dekat karena Piala Dunia 2022 Qatar rencananya berlangsung akhir tahun.
"Kami punya kesempatan sebab Piala Dunia 2022 Qatar akan dimainkan November-Desember," ujar Montagliani dilansir Radio Sportiva.
Belanda dan Prancis Terlanjur Berhenti
Montagliani merupakan Presiden Konfederasi Sepak Bola Amerika Utara dan Tengah (CONCACAF). Salah satu liga domestik andalan di kawasan tersebut, MLS Amerika Serikat, berlangsung dalam periode Februari-November.
"Di sini, di Amerika, musim biasanya dimainkan sesuai kalender tahunan. Bisa saja hal sama diterapkan di Eropa dan Afrika, sehingga menjadi aturan baku di seluruh dunia," kata Montagliani.
Jika ide ini benar diterapkan, beberapa kompetisi akan menyesal karena terlanjur menghentikan kompetisi. Belanda dan Prancis menyatakan tidak bakal melanjutkan 2019/2020 karena kebijakan pemerintah masing-masing memperpanjang karantina wilayah hingga September, atau melampaui tenggat waktu UEFA merampungkan musim di atas lapangan pada Juni/Juli.
UEFA sendiri membidik bulan Agustus sebagai kesempatan untuk merampungkan Liga Europa dan Liga Champions dengan asumsi kompetisi domestik juga sudah selesai.
Advertisement
Sempat Dibicarakan Eropa
Wacana memulai kompetisi domestik pada awal tahun sempat dibicarakan Asosiasi Klub Eropa (ECA) pada 2013.
"Di manapun itu, musim panas adalah masa terbaik dalam satu tahun. Ironisnya periode itu justru jadi waktu kita tidak mempertandingkan sepak bola," ungkap Karl-Heinz Rummenigge.
"Justru tengah musim dingin, kita hampir selalu bertanding di tengah kondisi yang mungkin tidak nyaman bagi pemain maupun suporter. Tidak logis," tambah petinggi klub Jerman, Bayern Munchen, tersebut.
Namun, bergulirnya kompetisi sesuai kalender tahunan juga bakal memunculkan masalah baru. Pasalnya, turnamen besar sepak bola seperti Piala Dunia dan Piala Eropa selalu berlangsung pada musim panas.