Liputan6.com, Liverpool - Rafael Benitez membongkar rahasia Liverpool saat menjuarai Liga Champions 2005 di Istanbul, Turki. Itu merupakan kemenangan ajaib The Reds, sebutan Liverpool.
Pada final Liga Champions 2005, Liverpool harus menghadapi AC Milan. The Reds, sebutan Liverpool, sudah tertinggal tiga gol di babak pertama. Tiga gol AC Milan dicetak oleh Paulo Maldini dan Hernan Crespo (dua gol).
Dengan tertinggal tiga gol, Liverpool disebut-sebut sudah habis dan kehilangan gelar Liga Champions. Namun, Benitez, yang kala itu memimpin The Reds, tidak menyerah. Melalui situs resmi Liverpool, dia mengungkapkan taktik jitu Liverpool.
Advertisement
Saat jeda, pelatih berusia 60 tahun tersebut menyemangati Steven Gerrard dan kawan-kawan. Benitez sangat percaya kalau Liverpool bisa menjadi kampiun Liga Champions 2005.
"Saya mencoba menjaga semangat kompetitif di dalam skuat Liverpool, dan saya pikir dengan sedikit keberuntungan kami bisa jadi tim yang lebih baik," kata Benitez.
Â
Â
Perubahan Taktik di Babak Kedua
Di awal babak kedua, Benitez memasukkan gelandang Dietmar Hammann untuk menggantikan Steve Finnan, bek kanan. Dengan taktik ini, Liverpool bermain dengan tiga bek saja, yakni Jamie Carragher, Sami Hypia, dan Djimi Traore.
Dengan memainkan lima pemain tengah, Liverpool mengontrol permainan di babak kedua. Taktik tersebut membuahkan hasil, Liverpool berhasil mencetak tiga gol balasan melalui Steven Gerrard, Vladimir Smiccer, dan Xabi Alonso.
"Kami membaik ketika beralih dengan tiga pemain di belakang, yang memberi kami lebih banyak kontrol di lini tengah," ujar pelatih asal Spanyol itu.
Â
Advertisement
Carlo Ancelotti Ubah Taktik
Ketika Liverpool menguasai lini tengah, pelatih AC Milan saat itu, Carlo Ancelotti mengubah formasi. Di menit akhir, dia memainkan winger lincah, Serginho untuk membongkar pertahanan Liverpool, yang bermain dengan tiga orang bek.
Namun Benitez tidak kehilangan akal. Dari pinggir lapangan, Benitez berteriak sangat kencang. Dia memerintahkan Gerrard menjadi bek kanan, mengawal Serginho.
"Anda harus tahu pemain Anda. Gerrard merupakan pemain yang memiliki lebih banyak energi di pertandingan final itu," ucap Benitez.
Â
Kendalikan Drama Adu Penalti
Ketika pertandingan sudah berjalan 120 menit, tidak ada gol tambahan tercipta. Duel final Liga Champions 2005 pun harus diputuskan dengan drama adu penalti.
Di momen ini, Benitez lah orang yang mengendalikannya. Dia sudah mengetahui kebiasaan-kebiasaan para eksekutor penalti AC Milan. Hasilnya, kiper Liverpool, Jerzy Dudek sukses mementahkan dua penalti dari Andrea Pirlo dan Andriy Shevchenko, sedangkan sepakan Serginho melayang di atas mistar. Liverpool pun menang drama adu penalti dengan skor 3-2.
"Ketika menuju penalti, itu adalah hasil dari keberuntungan dan kerja keras karena lima penendang penalti Milan. Kami tahu empat di antaranya sangat baik dan di mana biasanya mereka menembak," ucap Benitez.
Advertisement
Penantian Panjang
Gelar ini menjadi penantian yang sangat panjang bagi The Reds. Gelar Liga Champions tersebut jadi yang pertama bagi Liverpool setelah 21 tahun. Kali terakhir Liverpool juara Liga Champions sebelum itu pada musim 1983/1984.