Sebelum Ditemukan di Wuhan, Virus Corona Covid-19 Sudah Terdeteksi di Spanyol?

Sebelum pandemi virus corona Covid-19 ditemukan di Wuhan, China, pada Desember 2019, virus ini ternyata sudah terdeksi di Spanyol.

oleh Liputan6.com diperbarui 29 Jun 2020, 16:33 WIB
Diterbitkan 29 Jun 2020, 14:45 WIB
Ilustrasi coronavirus, virus corona, koronavirus, Covid-19.
Ilustrasi coronavirus, virus corona, koronavirus, Covid-19. Kredit: Fernando Zhiminaicela via Pixabay

Liputan6.com, Jakarta- Sebelum pandemi virus corona Covid-19 ditemukan di Wuhan, China, pada Desember 2019, virus ini ternyata sudah terdeksi di Spanyol. Tim ahli dari Universitas Barcelona, Spanyol, Jumat lalu mengumumkan telah menemukan jejak virus corona (Sars-CoV-2) di sebuah sampel air selokan di Barcelona yang dikumpulkan pada Maret 2019, atau sembilan bulan sebelum ditemukan di Wuhan.

Jika terbukti benar, maka bisa dikatakan virus corona covid-19 ini sudah muncul lebih dulu dari perkiraan komunitas ilmuwan sebelumnya.

Disebutkan, tim dari Universitas Barcelona mengambil sampel air selokan pada pertengahan April tahun ini untuk mendeteksi kemungkinan munculnya wabah baru. Mereka kemudian memutuskan mengambil sampel air juga dari tahun-tahun sebelumnya.

Tim ilmuwan pertama kali menemukan virus corona covid-19 di Barcelona pada 15 Januari 2020, 41 hari sebelum kasus pertama dilaporkan di Spanyol.

Mereka kemudian melakukan tes pada sampel itu yang berasal dari Januari 2018 hingga Desember 2019 dan menemukan jejak genom virus corona di salah satu sampel yang dikumpulkan pada 12 Maret 2019.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video tentang Corona Covid-19 di Bawah Ini


Analisis dilakukan antara Januari 2018 hingga Desember 2019

Mereka menganalisis air beku selokan dari sembilan hari berbeda antara Januari 2018 hingga Desember 2019. Semua sampel dinyatakan negatif dari jejak Sars-CoV-2, kecuali ada kadar rendah pada sampel yang ditemukan pada 12 Maret 2019 itu.

"Level Sars-CoV-2 yang ditemukan memang rendah tapi positif," kata kepala peneliti Albert Bosch seperti dikutip pihak universitas.


Diulas Ilmuwan Lain

Gambar ilustrasi ini dengan izin dari National Institutes of Health pada 27 Februari 2020. Menunjukkan mikroskopis elektron transmisi SARS-CoV-2 juga dikenal sebagai 2019-nCoV, virus yang menyebabkan Corona COVID-19. (AFP/National Institutes of Health).
Gambar ilustrasi ini dengan izin dari National Institutes of Health pada 27 Februari 2020. Menunjukkan mikroskopis elektron transmisi SARS-CoV-2 juga dikenal sebagai 2019-nCoV, virus yang menyebabkan Corona COVID-19. (AFP/National Institutes of Health).

Penelitian ini sudah diajukan untuk bisa diulas oleh sesama ilmuwan lain. Dr Joan Ramon Villalbi dari badan Masyarakat Kesehatan Umum dan Sanitasi Spanyol mengatakan kepada Reuters, masih terlalu dini untuk mengambil kesimpulan pasti.

"Ketika hasil temuan hanya diperoleh dari satu sampel, maka Anda akan selalu perlu lebih banyak data, lebih banyak penelitian, lebih banyak sampel untuk memastikan dan menghindari kesalahan yang terjadi di laboratorium atau masalah metodologi," kata dia.


Potensi Kesalahan

Memang ada potensi kesalahan karena virus ini punya kemiripan dengan jenis penyakit pernapasan lainnya.

"Tapi ini sangat menarik, sangat memicu penelitian selanjutnya," kata Villabi.

Bosch yang juga presiden Masyarakat Virologis Spanyol mengatakan deteksi virus corona pada Januari seharusnya bisa memicu langkah awal penanganan pandemi tapi yang terjadi adalah pasien mungkin salah didiagnosa sebagai flu biasa sehingga hal itu turut serta membuat penyakit itu menyebar sebelum tindakan penanganan dilakukan.

(Pandasurya Wijaya/Merdeka.com)

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya