Wawancara Terakhir Diego Maradona Sebelum Meninggal Dunia: Rindu Ibu dan Ungkap Kegalauan

Legenda sepak bola dunia, Diego Maradona, meninggal dunia di usia 60 tahun.

oleh Marco Tampubolon diperbarui 26 Nov 2020, 11:52 WIB
Diterbitkan 26 Nov 2020, 10:30 WIB
Diego Maradona
Diego Maradona memegang trofi timnya setelah Argentina menang 3-2 atas Jerman Barat pada pertandingan final Piala Dunia di Stadion Azteca di Mexico City. Maradona meninggal karena serangan jantung pada Rabu, 25 November 2020, di rumahnya di Buenos. Aires.

Liputan6.com, Jakarta Kabar duka tengah menyelimuti sepak bola dunia. Salah seorang legenda yang pernah menyemarakkan panggung lapangan hijau, Diego Maradona, meninggal dunia pada Rabu (25/11/2020).

Diego Maradona meninggal dunia di Buenos Aires, Argentina, setelah mengalami serangan jantung. Pemain yang pernah memperkuat sejumlah klub elite Eropa tersebut wafat di usia 60 tahun. 

Maradona akan selalu dikenang sebagai pesepak bola hebat. Kemampuannya mengolah si kulit bundar tidak akan pernah diragukan. Jejak Maradona akan selalu dikenang lewat berbagai trofi yang dipersembahkannya kepada klub yang pernah diperkuatnya maupun tim nasional (Timnas) Argentina. 

Meski demikian, di penghujung usianya, Maradona sebenarnya memendam kekhawatiran. Hal ini disampaikannya kepada harian ArgentinaClarin, tepat di hari ulang tahun ke-60 pada 30 Oktober lalu. Dan ini ternyata menjadi wawancara terakhir yang dilakukan Maradona sebelum tutup usia. 

Seperti dilansir dari nzherald.co.nz, dalam wawancara tersebut, Maradona mengaku sempat bertanya-tanya apakah orang-orang masih mencintainya. Namun belakangan, dia akhirnya mengetahui bahwa publik ternyata belum melupakannya dan perasaan mereka tidak pernah luntur terhadap dirinya. 

 

Saksikan juga video menarik di bawah ini

Kata Maradona

FOTO: Legenda Sepak Bola Argentina Diego Maradona Meninggal Dunia
Pemain sepak bola Argentina Diego Maradona (tengah) mencoba mengontrol bola saat sesi latihan seleksi nasional di Buenos Aires, Argentina, 15 November 1993. Diego Maradona meninggal dunia pada usia 60 tahun. (DANIEL GARCIA/AFP)

"Saya selamanya berterima kasih kepada orang-orang. Setiap hari mereka mengejutkan dan yang saya alami saat kembali ke sepak bola Argentina tidak akan pernah saya lupakan," kata Maradona. 

Sebelum meninggal dunia, Maradona seperti diketahui baru saja bergabung dengan tim divisi II Argentina. Dia menerima tawaran menjadi pelatih tim Gimnasia de La Plata sejak tahun lalu. 

"Itu melebihi apa yang bisa kubayangkan. Karena aku sudah lama keluar dan terkadang aku bertanya-tanya apakah orang akan tetap mencintaiku, apakah mereka akan terus merasakan hal yang sama."

"Ketika saya memasuki lapangan di Gimnasia pada hari perkenalanku, saya merasa bahwa cinta mereka ternyata tidak akan pernah berakhir," beber si pemilik Gol Tangan Tuhan itu menjelaskan. 

 

Rindukan Orang Tua

Diego Maradona
Diego Maradona saat memberikan instruksi kepada pemain Argentina Lionel Messi selama pertandingan sepak bola babak 16 besar Piala Dunia antara Argentina dan Meksiko di Soccer City di Johannesburg, Afrika Selatan. Maradona meninggal karena serangan jantung

Dalam wawancara itu, Maradona sangat terbuka dengan pengalaman hidupnya selama ini. Dia juga tidak membantah bila kehidupan glamour-nya telah memperngaruhi kariernya di sepak bola. 

Namun, Maradona mengaku telah melupakannya. "Sepak bola telah memberikan saya segalanya, lebih dari yang saya bayangkan. Dan jika saya tidak kecanduan, saya bisa bermain lebih banyak lagi."

"Tapi hari ini, semua itu masa lalu. Saya baik-baik saja, yang paling saya sesali adakah tidak punya orang tua," katanya. "Saya selalu ingin sehari lagi bersama Tota, tapi saya tahu dia sangat bangga melihatku dari surga," kata Maradona mengenang ibunya, Dalma Salvadora Franco 'Doña Tota'. 

 

Harapan Terakhir

Pada kesempatan tersebut, Maradona juga berharap negaranya, Argentina, bisa segera terbebas dari pandemi COVID-19. Dengan demikian, negaranya bisa bangkit lagi dari keterpurukan saat ini. Menurutnya, pandemi telah membuat masyarakat, terutama anak-anak di negaranya, sengsara. 

"Harapanku, semoga pandemi ini segera berakhir, sehingga Argentina bisa bergerak maju. Saya ingin Argentina membaik, kita negara yang indah dan saya percaya kepada presiden bisa melakukan itu."

"Sangat sedih melihat anak-anak tidak cukup makan. Saya tahu bagaimana rasanya kelaparan. Saya tahu rasanya tidak makan beberapa hari dan saya tidak ingin itu terjadi di negaraku. Ini adalah harapanku, melihat Argentina bahagia dengan pekerjaan dan makanan setiap hari," bebernya. 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya