Liputan6.com, Kabul- Afghanistan sedang kalut karena rezim Taliban mengambil alih kekuasaan. Berbagai aspek kehidupan dikhawatirkan bakal terhalang, tapi sepak bola di sana ternyata masih bergulir.
Seperti dilansir Marca, ada pertandingan final di kompetisi sepak bola lokal di sana yang bernama Herat Premier League, Jumat (20/8/2021) kemarin. Ratusan suporter tampak menonton ke stadion Herat.
Baca Juga
Duel final ini menampilkan Attack Energy Club melawan Herat Money Changers. Attack menang 1-0 berkat gol dari Farzad Ataie.
Advertisement
Awalnya, Taliban disebut suka melarang sepak bola saat berkuasa sebelumnya di 1996-2001. Namun berdasarkan pengakuan beberapa orang saksi mata, itu bukan fakta sebenarnya.
Seorang penulis Carlos Igualada dalam buka "Terorisme dan Olahraga" memastikan itu bukan fakta sebenarnya. Dia mengatakan, Taliban justru menggunakan sepak bola sebagai alat.
Alat Komunikasi
Menurut Igualada, Taliban gunakan sepak bola untuk berkomunikasi dengan warga pada saat itu.
"Sepak bola salah satu olahraga yang digunakan rezim Taliban antara 1996-2001. Ini jadi alat yang berguna untuk menyampaikan pesan mereka kepada masyarakat," ujarnya.
Namun, sepak bola harus digelar berdasarkan peraturan Taliban. Pemain yang melanggar bakal dihukum.
Advertisement
Digunduli
Yang lucu, timnas Pakistan pernah bertandang melawan Afghanistan dalam sebuah laga pada 2000 lalu. Namun kepala mereka digunduli gara-gara menggunakan celana pendek.
"Taliban menentukan gaji untuk setiap pemain dan biayai seluruh pengeluaran klub. Dari 12 klub yang ada di kompetisi, semuanya berada di Kabul," ujar mantan kapten Afghanistan, Mohammad Isaq.