Liputan6.com, Jakarta- Letnan Jenderal TNI Richard Taruli Horja Tampubolon selama ini lekat dengan olahraga bela diri. Inspektur Jenderal TNI AD itu mengenal bela diri sejak berseragam putih-biru sewaktu di Palembang. Lama bertugas di Kopassus, Richard makin dekat dengan bela diri. Sosok Richard dikenal juga di dunia olahraga berkat terobosannya memberikan pendidikan ala militer Kopassus kepada atlet Indonesia di SEA Games 2011.
Kedekatan Richard dengan olahraga bela diri dimulai saat dirinya menginjak masa remaja. Olahraga bela diri pertama yang dikenalnya adalah tinju. Ayahnya, Mula Jadi Tampubolon kala itu selaku Ketua Komisi Tinju Sumatera Selatan (Sumsel) menyuruhnya untuk berlatih tinju.
Baca Juga
Lelaki berdarah Batak kelahiran Jakarta, 24 Mei 1969, itu mengaku senang dengan olahraga bela diri karena bisa mengajarkannya banyak hal. Tak hanya kekuatan fisik, ketangkasan, tetapi juga mental tak mudah menyerah dalam menghadapi segala rintangan dan strategi bertarung. "Bela diri prinsipnya sama dengan tentara. Kalau di tentara ada namanya biltus (akronim mengambil keputusan). Kapan harus menyerang, kapan harus bertahan," kata Richard.
Advertisement
Keahlian bela dirinya makin terasah sejak masuk militer. Lulusan Akademi Militer (Akmil) 1992 itu menekuni beragam jenis bela diri, di antaranya silat dan karate. Setelah bergabung dalam Komando Pasukan Khusus (Kopassus), Richard makin mendalami bela diri jiu jitsu dan yong moo do. Bela diri, menurutnya, sangat erat kaitannya dengan pembentukan karakter seorang prajurit. "Bela diri berarti bela bangsa," kata Wadanjen Kopassus periode 2017-2018.
Berbekal pengalaman selama bertugas di Korps Baret Merah membuatnya ingin terus membaktikan diri untuk negeri hingga dipercaya menjadi bagian dari tim Latihan Satlak Prima 2011. Richard Tampubolon diberi tugas khusus membentuk karakter para atlet nasional dan manajer serta tim pelatih untuk menghadapi SEA Games 2011, Jakarta-Palembang.
Terobosan Baru Richard Sempat Diragukan
Terobosan baru pun dibuat Richard Tampubolon untuk mengembleng para atlet SEA Games 2011. Pendidikan militar Kopassus diberikan kepada para atlet.
"Bersama tim Satlak Prima, kami menyusun kurikulum khusus dari pendidikan militer Kopassus untuk pembentukan karakter untuk atlet. Dari situ akhirnya kami mengerti bahwa pembentukan karakter dan mental sangat penting bagi atlet saat menghadapi pertandingan," kata Panglima Komando Daerah Militer XVI/Pattimura 2021-2022.
Semula, banyak pihak meragukan program pembentukan karakter atlet di Kopassus. "Banyak orang mengira atlet akan cedera karena dapat porsi latihan ala Kopassus," katanya sambil terkekeh. "Tapi, terbukti zero accident".
Advertisement
Mental Atlet Menjadi lebih Baik
Bahkan, selama SEA Games para atlet tampil lebih solid, mentalnya jauh lebih kuat, dan bertarung trengginas hingga detik terakhir. Indonesia pun akhirnya memastikan diri menjadi juara umum SEA Games XXVI dengan meraih 154 medali emas. Disusul Thailand di urutan kedua mengumpulkan 99 medali emas.
Pengalaman tersebut semakin membuka pikiran Richard bahwa membentuk atlet berprestasi tak melulu soal mengasah skill dan kekuatan fisik. Baginya, perencanaan matang, pembentukan karakter dan mental, serta dukungan sport science pun sangat penting. “Seorang atlet dengan skill hebat sekali pun, ketika berpikir pesimistis sebelum bertanding, sesungguhnya dia sudah kalah saat itu juga,” kata Richard.
Di balik atlet berprestasi, menurutnya, terdapat organisasi dan kepengurusan solid. Maka, sambungnya, syarat mutlak agar organisasi keolahragaan bisa terus menghasilkan prestasi bagi cabang olahraganya diperlukan pemimpin dengan dukungan kuat dari seluruh ekosistem di dalamnya.
“Misalnya, harus punya tim pelatih hebat, memiliki tim sport science termasuk dukungan tim medis dan masseur mumpuni. Selain itu organisasi tersebut harus memiliki perencaan dan target yang terukur,” tutur jenderal bintang tiga yang dikenal enerjik tersebut.
Saat ditanya apakah dirinya siap mengabdikan diri untuk mengembangkan organisasi di salah satu cabang olah raga? Richard menjawab diplomatis. “Ketika saya dibutuhkan, saya siap,” kata Richard tegas. Seaindainya dipercaya penuh memimpin cabang olahraga, Richard mengaku akan mencurahkan semua pengalaman dan kemampuan terbaiknya demi kemajuan dan prestasi para atlet.