Nyaris Tembus Olimpiade Paris 2024, PSSI Beber 1 Hal yang Kurang dari Timnas Indonesia

PSSI membeberkan masih ada satu hal yang kurang dari Timnas Indonesia setelah anak-anak asuh Shin Tae-yong nyaris tembus ke Olimpiade Paris 2024. Apa kekurangan itu?

oleh Theresia Melinda Indrasari diperbarui 12 Mei 2024, 17:00 WIB
Diterbitkan 12 Mei 2024, 17:00 WIB
Timnas Indonesia U-23
Timnas Indonesia U-23 nyaris mengunci tiket Olimpiade Paris 2024, tetapi berakhir gagal lantaran kalah dari Guinea di play-off antarkonfederasi. Kendati demikian, hal itu layak dianggap sebagai prestasi, meski PSSI menilai masih ada 1 hal yang kurang dari skuad Merah Putih. (AFP/Miguel Medina)

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia gagal merebut tiket untuk tampil di cabang olahraga sepak bola Olimpiade Paris 2024. Hal itu menyusul kegagalan Garuda Muda menang atas Guinea dalam play-off antarkonfederasi yang digelar Kamis (9/5/2024) lalu.

Adapun Timnas Indonesia U-23 sejatinya tampil perkasa dan menciptakan sejarah dengan tembus ke semifinal Piala Asia U-23. Pencapaian itu membuka opsi bagi anak-anak asuh Shin Tae-yong untuk menuntaskan dahaga tampil di Olimpiade sejak 68 tahun terakhir.

Sayangnya, Garuda Muda terhenti di empat besar dan belum berhasil memenangkan duel perebutan juara 3 melawan Irak. Hasil tersebut memaksa Timnas Indonesia U-23 berjuang hingga play-off demi merebut tiket Olimpiade, sebelum akhirnya dikalahkan Guinea dengan skor tipis 0-1.

Anggota Komite Eksekutif PSSI Arya Sinulingga menilai pencapaian Garuda Muda sudah layak dikategorikan sebagai prestasi. Pasalnya, Marselino Ferdinan dan kawan-kawan hanya berstatus sebagai debutan dalam putaran final AFC Asian Cup U-23.

PSSI selaku federasi sepak bola Tanah Air sendiri juga semula cuma memasang target tembus ke babak 8 besar bagi Garuda Muda. Akan tetapi, mereka nyatanya mampu melampaui misi dengan finis sebagai peringkat 4 di penampilan Piala Asia U-23 perdananya.

"Jadi kalau kita liat tahapannya, itu achievement melebihi target, ini bagus," ucap Arya Sinulingga saat menghadiri acara diskusi di GBK Arena, Senayan, Jakarta pada Sabtu (11/5/2024) siang WIB.

"STY mungkin melihat dengan materi pemain yang dimiliki, apalagi dengan adanya pemain dari luar negeri, itu memungkinkan (untuk melebihi target). Akan tetapi kan KPI (key performance indicator) PSSI itu 8 besar, dan kita lolos semifinal," tambah dia.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Kekurangan Timnas Indonesia

Korea U-23 vs Timnas Indonesia U-23: Perempatfinal Piala Asia U-23 2024
Para pemain starting XI Timnas Indonesia U-23 berbaris menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya jelang dimulainya laga perempatfinal Piala Asia U-23 2024 menghadapi Korea Selatan U-23 di Abdullah bin Khalifa Stadium, Doha, Qatar, Jumat (26/4/2024) dini hari WIB. (Dok. PSSI)

Terlepas dari apresiasi atas pencapaian Timnas Indonesia U-23 di Piala Asia U-23 2024, Arya Sinulingga menilai masih ada satu hal yang kurang dari pasukan Merah Putih. Dia menyiratkan mental tim Garuda perlu ditingkatkan jika ingin mewujudkan misi tembus ke panggung dunia.

"Yang kurang dari Indonesia adalah mental. Makanya (pemain) dikasih (uji coba melawan) Argentina waktu itu. Dulu ada candaan, Indonesia tidak pernah dikalahkan Brasil dan (negara-negara sepak bola besar) lainnya. Ya karena kita tidak pernah main lawan mereka," tutur Arya.

"Akan tetapi, kemudian dihadirkan Argentina, sang juara dunia. Pemain kita saat lihat pemain Argentina passing saja sempat gugup. Tapi Ernando sangat terinspirasi usai melawan Argentina. Itu membuat mentalnya berubah," sambung Anggota Komite Eksekutif PSSI.


Hadirkan Panutan untuk Pemain Muda

Foto: Pesona Bang Jay, Prof Toha, dan Wak Haji Ragnar yang Jadi Idola Baru di Timnas Indonesia
Pemain Timnas Indonesia merayakan gol yang dicetak oleh Jay Idzes (kedua kanan) pada laga Grup F Kualifikasi Piala Dunia 2026 melawan Vietnam di My Dinh Stadium, Vietnam, Selasa (26/03/2024). (AFP)

Adapun PSSI selaku federasi sepak bola Indonesia juga sudah menjalankan strategi membangun mental pemain. Tak hanya lewat uji coba melawan negara besar, kehadiran penggawa naturalisasi senior juga dianggap bisa menjadi role model bagi pemain muda Garuda.

"Kita juga tidak bisa kuat kalau tidak ada pemain senior. Makanya PSSI ambil (Jay) Idzes, (Ragnar) Oratmangoen, dan Thom (Haye). Hasilnya, (saat lawan) Vietnam (di Kualifikasi Piala Dunia) kita menang 1-0 di sini, tapi di Hanoi kita menang 3-0. Itu bukti anak muda perlu belajar dari senior," katanya lagi.

"Pemain muda Indonesia ini butuh panutan. Makanya PSSI ambil pemain dari luar. Rafael (Struick) dan Marselino butuh panutan. Apalagi Marselino itu masih 19 tahun, jangan digebukin. (Dia) masih anak kecil, harus kita jaga," pungkas Arya.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya